Harga Minyak Bertahan, Investor Tunggu Arah Kebijakan Global

Harga Minyak Bertahan, Investor Tunggu Arah Kebijakan Global
Harga Minyak Bertahan, Investor Tunggu Arah Kebijakan Global

JAKARTA - Stabilnya harga minyak mentah global awal pekan ini menggarisbawahi ketidakpastian pasar energi, di tengah sorotan terhadap sanksi baru Uni Eropa kepada Rusia. Para pelaku pasar menahan diri dari pergerakan besar sambil menanti bagaimana sanksi tersebut memengaruhi distribusi dan ketahanan energi global, khususnya terhadap ekspor produk minyak dari Rusia ke berbagai negara, termasuk India.

Harga Minyak Bergerak Tipis

Pada perdagangan Senin, 21 Juli 2025, harga minyak mentah dunia nyaris tak mengalami perubahan signifikan. Harga minyak mentah Brent hanya naik tipis sebesar 5 sen, diperdagangkan di level US$69,33 per barel. Di sisi lain, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) asal Amerika Serikat (AS) turut menguat 2 sen menjadi US$67,36 per barel, melanjutkan tren kenaikan 0,30 persen yang tercatat pada sesi perdagangan sebelumnya.

Baca Juga

PGN Andalkan LNG Domestik Jaga Kebutuhan Gas Nasional

Pergerakan kecil ini mencerminkan kehati-hatian investor, seiring faktor geopolitik yang kembali mendominasi dinamika pasar energi global. Ketegangan antara negara produsen dan sanksi internasional kembali menjadi sentimen utama bagi para pelaku pasar, terutama terkait dampaknya terhadap pasokan dan harga minyak ke depan.

Sanksi Uni Eropa Jadi Pemicu Kekhawatiran

Salah satu sorotan utama pasar energi pekan ini adalah paket sanksi ke-18 yang baru saja disetujui oleh Uni Eropa terhadap Rusia pada Jumat sebelumnya. Sanksi terbaru tersebut merupakan bagian dari respons berkelanjutan atas konflik yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina.

Dalam paket sanksi itu, Uni Eropa menyasar Nayara Energy, perusahaan asal India yang diketahui melakukan ekspor produk minyak hasil olahan dari minyak mentah Rusia. Langkah ini dinilai sebagai upaya menutup celah distribusi energi Rusia ke pasar global melalui mitra non-Barat.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, memberikan tanggapan bahwa Rusia telah mengembangkan ketahanan yang cukup kuat terhadap sanksi dari negara-negara Barat. Sementara itu, Rosneft perusahaan minyak terbesar Rusia yang juga memiliki saham di Nayara mengecam sanksi tersebut sebagai tindakan tidak adil dan ilegal, serta memperingatkan bahwa kebijakan itu bisa mengancam keamanan energi India.

Ketegangan Iran dan Negosiasi Nuklir

Selain Rusia, Iran kembali menjadi sorotan pasar setelah rencana pertemuan nuklir antara negara tersebut dengan tiga negara Eropa — Inggris, Prancis, dan Jerman diumumkan akan digelar di Istanbul pada Jumat mendatang. Sebagai negara produsen minyak yang juga berada di bawah sanksi internasional, posisi Iran menjadi penting dalam menyeimbangkan pasokan minyak global.

Tiga negara Eropa tersebut sebelumnya telah mengingatkan bahwa apabila negosiasi gagal, maka sanksi internasional terhadap Iran berpotensi diberlakukan kembali secara penuh. Hal ini bisa menambah tekanan terhadap pasar energi global, karena akan mempersempit pasokan dari produsen utama non-OPEC tersebut.

Pasar memantau ketat pertemuan ini karena jika terjadi kebuntuan, bisa memperkuat kekhawatiran atas terganggunya pasokan minyak dunia, di saat permintaan belum sepenuhnya pulih dari pelemahan ekonomi global.

Produksi Timur Tengah Meningkat, Permintaan Global Masih Lemah

Di tengah ketegangan geopolitik, peningkatan produksi minyak dari sejumlah negara Timur Tengah menjadi penyeimbang potensi risiko kekurangan pasokan. Negara-negara penghasil minyak di kawasan ini terlihat mulai mendorong peningkatan kapasitas produksi untuk menstabilkan harga dan memenuhi permintaan yang mulai pulih.

Namun demikian, kekhawatiran lain datang dari sisi permintaan global. Perlambatan ekonomi di beberapa kawasan, termasuk Eropa dan Asia, membuat permintaan bahan bakar tidak tumbuh secepat yang diperkirakan. Ini menjadi salah satu alasan mengapa harga minyak belum menunjukkan penguatan yang signifikan meskipun terjadi tekanan pasokan dari sisi sanksi dan gangguan politik.

Data dari AS: Jumlah Rig Minyak Turun

Dari Amerika Serikat, data dari Baker Hughes menunjukkan bahwa jumlah rig minyak yang beroperasi menurun sebanyak dua unit menjadi 422 rig pada pekan lalu. Penurunan ini menjadi angka terendah sejak September 2021, dan dianggap sebagai sinyal bahwa produsen AS mulai menahan ekspansi produksi di tengah harga yang stagnan dan ketidakpastian global.

Hal ini juga menjadi perhatian karena AS merupakan salah satu pemain kunci dalam pasar minyak global. Penurunan rig bisa berdampak pada pasokan dalam jangka menengah apabila tren tersebut terus berlanjut dalam beberapa bulan mendatang.

Tarif Impor AS dan Optimisme Perdagangan

Menambah dinamika pasar, Amerika Serikat juga dijadwalkan menerapkan tarif impor terhadap sejumlah produk dari Uni Eropa mulai 1 Agustus 2025. Meskipun begitu, Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menyatakan adanya peluang besar tercapainya kesepakatan dagang dengan blok Eropa dalam waktu dekat.

Jika tercapai, kesepakatan ini diyakini dapat menenangkan pasar dan mencegah lonjakan harga akibat hambatan perdagangan baru. Namun, jika pembicaraan tidak menghasilkan kesepakatan, tarif yang diberlakukan bisa menambah beban biaya distribusi energi dan memperkeruh suasana pasar global.

Stabilnya harga minyak mentah dunia pada Senin, 21 Juli 2025 bukan berarti pasar dalam kondisi tenang. Justru sebaliknya, pasar tengah menanti dampak dari berbagai ketegangan geopolitik dan kebijakan perdagangan yang sedang bergulir. Fokus utama tertuju pada sanksi terhadap Rusia dan hasil perundingan nuklir dengan Iran, yang keduanya bisa memberi pengaruh besar terhadap pasokan dan harga minyak dalam waktu dekat.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Bank Mandiri Siap Respons Positif Penurunan BI Rate Terbaru

Bank Mandiri Siap Respons Positif Penurunan BI Rate Terbaru

Cristiano Ronaldo Nyaman Hidup di Arab Saudi Selamanya

Cristiano Ronaldo Nyaman Hidup di Arab Saudi Selamanya

Diet Washoku Jepang Terbukti Kurangi Risiko Gangguan Suasana Hati

Diet Washoku Jepang Terbukti Kurangi Risiko Gangguan Suasana Hati

Kisah Inspiratif Opi Sofyan Juara Enduro dari Ojek Kentang

Kisah Inspiratif Opi Sofyan Juara Enduro dari Ojek Kentang

Dokter Ingatkan Cek Rutin Kolesterol dan Gula Darah

Dokter Ingatkan Cek Rutin Kolesterol dan Gula Darah