
JAKARTA - Peningkatan mutu pendidikan tidak cukup hanya mengandalkan capaian akademik. Kini, pemerintah mulai mengarahkan perhatian lebih besar pada aspek kesehatan siswa. Di tahun 2025, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menginisiasi gagasan besar: menghadirkan rapor kesehatan bagi para pelajar, mengikuti jejak negara-negara maju seperti Swedia dan Norwegia.
Langkah awal menuju transformasi ini dimulai melalui pelaksanaan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang telah berlangsung di berbagai sekolah, termasuk di SMAN 6 Tangerang Selatan. Program ini tidak hanya bertujuan memeriksa kondisi fisik siswa, tetapi juga menjadi pintu masuk menuju sistem kesehatan berbasis data yang terintegrasi secara nasional.
Dimulai dari Cek Kesehatan Gratis di Sekolah
Baca Juga
Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kemenkes, Asnawi Abdullah, meninjau langsung pelaksanaan Program Cek Kesehatan Gratis di SMAN 6 Tangerang Selatan. Di hadapan awak media dan para guru, ia menyampaikan harapannya agar ke depan setiap siswa tidak hanya mendapatkan rapor akademik, tetapi juga memiliki catatan kesehatan resmi yang menyertainya.
“Mudah-mudahan ke depan kita bisa punya rapor seperti itu. Selesai sekolah ada rapor akademik, tetapi juga kita memiliki rapor kesehatan,” ujar Asnawi.
Menurutnya, keberadaan rapor kesehatan sangat penting dalam membentuk generasi yang lebih sehat dan produktif. Catatan kesehatan yang disusun dan diperbarui secara berkala akan memberikan gambaran menyeluruh bagi siswa, orang tua, dan pihak sekolah terhadap kondisi fisik peserta didik.
Lebih dari itu, informasi yang terkumpul juga dapat digunakan sebagai dasar perumusan kebijakan, baik di bidang pendidikan maupun kesehatan masyarakat. Melalui pendekatan ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan kesadaran preventif dan deteksi dini terhadap potensi gangguan kesehatan di kalangan pelajar.
Rekam Medis Digital Jadi Fondasi Sistem Nasional
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), Hasan Nasbi, turut menekankan pentingnya Program CKG sebagai bagian dari pengembangan sistem rekam medis digital yang lebih luas. Baginya, CKG bukan hanya rutinitas pemeriksaan fisik semata, melainkan langkah awal menuju sistem kesehatan nasional yang lebih canggih dan terstruktur.
“Sehingga, kita punya data yang lebih komprehensif, lebih mudah penanganannya, lebih mudah untuk dilacak juga. Asal-usul penyakit juga lebih mudah dilacak,” kata Hasan.
Hasil pemeriksaan dalam program ini langsung dicatat ke dalam sistem rekam medis nasional. Nantinya, setiap warga Indonesia dimulai dari usia sekolah akan memiliki riwayat kesehatan yang terdokumentasi secara digital. Pendekatan ini memungkinkan deteksi dini terhadap penyakit dan mempermudah rujukan ke layanan kesehatan yang sesuai.
Dengan begitu, potensi keterlambatan diagnosis dan penanganan dapat ditekan secara signifikan. Selain efisiensi dalam pelayanan medis, sistem ini juga diyakini akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara umum di masa mendatang.
Mengadopsi Praktik Baik dari Skandinavia
Negara-negara Skandinavia seperti Swedia dan Norwegia telah lama menerapkan sistem pelaporan kesehatan siswa atau yang dikenal dengan istilah student health record. Setiap anak memiliki catatan perkembangan fisik dan mental yang diperbarui secara berkala selama masa pendidikan formal mereka.
Dalam sistem tersebut, indikator penting seperti tinggi dan berat badan, kondisi penglihatan, pendengaran, kesehatan gigi, serta status imunisasi dicatat secara sistematis. Selain itu, faktor psikososial dan perkembangan mental anak juga menjadi bagian penting dari catatan tersebut.
Informasi ini kemudian digunakan sebagai dasar intervensi sejak dini jika ditemukan kondisi yang berpotensi mengganggu pertumbuhan dan pembelajaran siswa. Dengan pendekatan menyeluruh ini, negara-negara tersebut mampu menghasilkan generasi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga sehat secara fisik dan mental.
Indonesia, melalui gagasan rapor kesehatan siswa, mencoba menerapkan prinsip serupa. Namun, tentu dibutuhkan kolaborasi lintas sektor agar implementasi sistem ini dapat berjalan efektif. Kementerian Pendidikan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta lembaga terkait perlindungan data dan privasi akan menjadi kunci penting keberhasilan integrasi sistem ini.
Diperkuat Teknologi dan Kolaborasi Lintas Sektor
Pemanfaatan teknologi modern seperti big data dan kecerdasan buatan (AI) akan menjadi fondasi penting dalam sistem ini. Data yang terkumpul dari program pemeriksaan kesehatan massal dapat diolah untuk mengidentifikasi tren, pola penyakit, serta kebutuhan intervensi di berbagai wilayah Indonesia.
Teknologi akan mempercepat proses validasi dan pengambilan keputusan berbasis data. Misalnya, jika ditemukan peningkatan kasus obesitas di kalangan siswa sekolah dasar di suatu daerah, maka pemerintah daerah dapat segera menyusun program gizi dan olahraga yang lebih efektif.
Selain itu, dengan dukungan sistem rekam medis digital yang aman dan dapat diakses lintas institusi, siswa yang berpindah sekolah antarprovinsi sekalipun tidak akan kehilangan riwayat kesehatannya. Hal ini penting dalam menjaga kontinuitas pemantauan kesehatan selama masa pendidikan berlangsung.
Mewujudkan Generasi Masa Depan yang Lebih Sehat
Langkah awal melalui program Cek Kesehatan Gratis di sekolah menjadi bukti nyata komitmen pemerintah untuk membangun sistem kesehatan yang lebih responsif dan preventif. Visi jangka panjang ini diharapkan dapat mengubah cara pandang masyarakat terhadap kesehatan, dari yang sebelumnya bersifat kuratif menjadi lebih bersifat pencegahan.
Dengan adanya catatan kesehatan sejak usia sekolah, diharapkan generasi mendatang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara fisik dan mental. Harapan akan masa depan yang lebih sehat dan produktif kini mulai digerakkan melalui langkah kecil namun bermakna: mencatat kesehatan siswa dari bangku sekolah.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Ekspor Kopi Sumsel Naik, Petani Tetap Optimis
- 06 Agustus 2025
2.
BRI Tambah Kuota FLPP, Warga Makin Terbantu
- 06 Agustus 2025
3.
Usaha Lancar Lewat KUR Syariah BSI 2025
- 06 Agustus 2025
4.
Pertumbuhan Positif BCA Syariah di Semester I 2025
- 06 Agustus 2025
5.
Langkat Lindungi Ribuan Nelayan Lewat Program Asuransi
- 06 Agustus 2025