
JAKARTA - Pergerakan pasar modal Indonesia pada sesi pertama perdagangan Jumat, 25 Juli 2025, menunjukkan dinamika yang cukup kontras. Di tengah melemahnya sebagian besar sektor, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru mampu bertahan dengan mencatatkan penguatan tipis sebesar 0,14%. Dukungan dari sejumlah emiten besar, terutama dari sektor asuransi dan tambang milik konglomerasi besar, menjadi penopang utama yang menjaga indeks tetap berada di zona hijau.
Pada akhir sesi I, IHSG ditutup naik 0,14% atau menguat sebesar 10,62 poin, berada di level 7.520,28. Meskipun penguatan ini terbilang kecil, pergerakan tersebut cukup signifikan mengingat tekanan yang muncul di banyak sektor lainnya. Tercatat ada 252 saham yang mengalami kenaikan, sedangkan 362 saham melemah dan 342 saham stagnan. Nilai transaksi sepanjang sesi pertama mencapai Rp 5,9 triliun, dengan total volume perdagangan sebesar 12,24 miliar saham dalam 797,7 ribu kali transaksi.
Saham Asuransi Jadi Motor Utama Penguatan IHSG
Baca Juga
Kontributor terbesar dalam penguatan IHSG kali ini berasal dari saham PT Asuransi Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) yang berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 20% dan menyentuh batas auto reject atas (ARA). Kenaikan ini memberikan kontribusi sebesar 30,11 indeks poin terhadap IHSG, menjadikan SMMA sebagai penggerak utama dalam sesi perdagangan kali ini.
Tak hanya itu, dukungan tambahan datang dari sektor pertambangan lewat saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), yang juga merupakan bagian dari grup Sinar Mas. DSSA menyumbang tambahan 6,52 indeks poin, memperkuat peran grup konglomerasi ini dalam menjaga kinerja pasar.
Selain emiten milik Sinar Mas, emiten anyar milik Prajogo Pangestu, yakni PT Chandra Daya Investasi Asia Tbk (CDIA), juga berperan dalam menopang indeks. Saham CDIA, yang baru 13 hari tercatat di bursa, melonjak 10% dan menyentuh ARA di level 1.665. Perdagangan CDIA dilakukan melalui mekanisme full call auction (FCA), namun kontribusinya terhadap IHSG tidak bisa diabaikan, yakni sebesar 4,56 indeks poin.
Asing Kembali Masuk, Perbankan Jadi Magnet
Pergerakan IHSG kali ini juga didukung oleh arus dana asing yang kembali menunjukkan tren positif. Investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 175,38 miliar di seluruh pasar, dan lebih besar lagi di pasar reguler, yakni Rp 319,49 miliar. Kembalinya investor asing ke pasar Indonesia menjadi sinyal positif, apalagi di tengah tekanan eksternal yang masih terasa kuat di pasar global.
Emiten-emiten perbankan menjadi daya tarik utama bagi aliran dana asing. Hal ini tidak mengherankan mengingat sektor perbankan memiliki bobot besar dalam IHSG. Selain itu, stabilitas fundamental dan potensi pertumbuhan sektor ini juga menjadikan perbankan sebagai pilihan favorit investor institusi global. Dengan adanya inflow asing ini, sentimen pelaku pasar domestik, baik ritel maupun institusi, juga ikut terdorong menjadi lebih optimistis.
Sektor Masih Didominasi Pelemahan
Meskipun indeks berhasil mencatat penguatan, realitas di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar sektor saham justru melemah. Berdasarkan data sektor, hanya tiga sektor yang mampu bertahan di zona hijau: sektor energi naik 0,43%, sektor finansial menguat 0,27%, dan sektor konsumer non-primer meningkat 0,22%.
Di sisi lain, sektor bahan baku mengalami tekanan paling dalam dengan penurunan sebesar 0,95%. Sektor properti juga mengalami pelemahan cukup signifikan sebesar 0,74%, disusul oleh sektor kesehatan yang turun 0,7%, dan sektor teknologi yang melemah 0,45%. Sektor utilitas merosot 0,43%, konsumer primer minus 0,3%, dan industri hanya terkoreksi tipis 0,07%.
Kondisi ini mencerminkan bahwa penguatan IHSG lebih banyak ditopang oleh saham-saham berkapitalisasi besar tertentu, ketimbang kenaikan yang menyeluruh di semua sektor.
Waspadai Koreksi Teknis Jangka Pendek
Meskipun aliran dana asing dan penguatan sejumlah saham utama menjadi sentimen positif bagi IHSG, pelaku pasar tetap perlu waspada. Dari sisi teknikal, IHSG saat ini telah berada di area resistance penting setelah mengalami reli penguatan sepanjang bulan Juli. Selama fase kenaikan ini, IHSG juga meninggalkan sejumlah gap pada grafik teknikal, yang umumnya berpotensi untuk ditutup kembali oleh pasar dalam waktu dekat.
Dengan kondisi tersebut, terdapat peluang koreksi teknikal dalam jangka pendek. Tekanan jual bisa muncul secara tiba-tiba apabila euforia penguatan mulai mereda atau jika aksi ambil untung (profit taking) dilakukan oleh pelaku pasar, khususnya yang memegang saham-saham yang telah naik signifikan.
Arah Pasar Menjelang Akhir Pekan
Menjelang penutupan pekan, arah pergerakan IHSG diperkirakan masih akan bergantung pada beberapa faktor kunci. Pertama, keberlanjutan arus masuk dana asing. Jika tren net buy asing berlanjut, peluang penguatan lanjutan masih terbuka, terutama pada saham-saham sektor perbankan dan energi.
Kedua, sikap investor terhadap kondisi teknikal yang mulai menunjukkan sinyal overbought pada sejumlah saham unggulan. Hal ini bisa memicu rotasi portofolio atau bahkan penyesuaian posisi oleh investor jangka pendek.
Ketiga, perkembangan sentimen global, termasuk data ekonomi AS, pergerakan dolar, serta fluktuasi harga komoditas, masih akan menjadi perhatian pasar. Setiap sinyal pelemahan global bisa langsung memengaruhi sentimen di pasar domestik.
Selektif dan Waspada Masih Jadi Kunci
Kondisi pasar saham Indonesia pada sesi pertama hari Jumat ini menunjukkan kekuatan yang terbatas namun masih stabil, ditopang oleh sejumlah saham unggulan. Dengan dominasi sektor yang melemah dan indikator teknikal yang mulai menunjukkan potensi koreksi, investor diingatkan untuk tetap selektif dalam memilih saham serta mewaspadai potensi tekanan jual jangka pendek.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Asia Eropa Dorong Pemulihan Investasi ESG Global
- 25 Juli 2025
3.
IHSG Tertahan, Saham Ini Layak Dicermati Hari Ini
- 25 Juli 2025
4.
IHSG Menguat Ikuti Sentimen Positif Bursa Asia
- 25 Juli 2025
5.
Validasi SPPT Ditingkatkan Demi Pajak Akurat
- 25 Juli 2025