
JAKARTA - Pasar investasi global kembali menunjukkan optimisme terhadap prinsip keberlanjutan. Di tengah berbagai tekanan geopolitik dan kebijakan tarif, dana investasi berbasis lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) kembali mencatatkan pertumbuhan positif pada kuartal II/2025. Kebangkitan ini didorong terutama oleh performa pasar Eropa dan Asia yang terus konsisten dalam mendukung investasi hijau, meskipun pasar Amerika Serikat masih diliputi tantangan politik dan tekanan ideologis.
Selama tiga bulan terakhir, investasi ESG mencatat arus masuk bersih senilai US$4,9 miliar secara global. Angka ini merupakan pembalikan signifikan dari kuartal sebelumnya yang mencatat arus keluar hingga US$11,8 miliar. Pemulihan ini menjadi sinyal bahwa minat terhadap investasi berkelanjutan belum surut, bahkan di tengah gejolak ekonomi global yang belum menentu.
Eropa Pimpin Rebound Dana ESG
Baca Juga
Wilayah Eropa menjadi motor utama di balik pulihnya dana investasi berkelanjutan secara global. Pada kuartal II/2025, Eropa mencatat arus masuk senilai US$8,6 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencatat penarikan dana sebesar US$7,3 miliar. Peningkatan tersebut mencerminkan komitmen kuat dari investor dan regulator Eropa terhadap nilai-nilai keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.
Meski kondisi global masih dibayangi volatilitas dan tekanan geopolitik, termasuk kebijakan tarif dari Amerika Serikat, pasar Eropa justru menunjukkan resiliensi. Komitmen terhadap ESG tetap kuat karena regulator di kawasan ini terus menjaga kebijakan investasi berkelanjutan tetap relevan. Stabilitas kebijakan ini menjadi fondasi kepercayaan investor.
Amerika Serikat Masih Alami Tekanan
Berbeda dengan Eropa, kondisi pasar ESG di Amerika Serikat masih menunjukkan kecenderungan negatif. Sepanjang kuartal II/2025, terjadi arus keluar sebesar US$5,7 miliar dari dana-dana berbasis ESG. Ini menjadi kuartal ke-11 berturut-turut di mana terjadi penarikan dana dari investasi ESG di AS.
Fenomena ini tidak terlepas dari situasi politik domestik, di mana prinsip ESG tengah menjadi perdebatan panas. Pemerintah yang dipimpin Partai Republik di bawah Presiden Donald Trump diketahui kerap mengkritik pendekatan investasi ESG, bahkan menganggapnya sebagai hambatan terhadap kinerja keuangan konvensional. Akibatnya, banyak manajer aset di AS mulai menurunkan eksposur terhadap dana ESG.
Namun, di luar tantangan tersebut, pasar global tetap menunjukkan ketertarikan tinggi terhadap prinsip keberlanjutan. Menurut Hortense Bioy, Head of Sustainable Investing Research di Morningstar Sustainalytics, meskipun situasi di AS masih suram, minat investor terhadap dana ESG di kawasan lain tetap tinggi.
Asia Tunjukkan Daya Saing Baru
Wilayah Asia, khususnya di luar Jepang, turut berkontribusi terhadap pemulihan ESG global. Kawasan ini mencatat arus masuk sebesar US$2 miliar pada kuartal II/2025, sedikit menurun dibandingkan kuartal I/2025 yang mencapai US$2,3 miliar, tetapi tetap menjadi angka yang positif di tengah tantangan global.
Lebih dari itu, Asia mencatat peluncuran lebih dari 40 produk ESG baru, menjadikannya kawasan dengan kontribusi terbanyak terhadap total 72 produk ESG yang diluncurkan secara global pada kuartal II/2025. Peluncuran produk ESG di Asia ini didorong oleh berbagai kebijakan insentif baru, termasuk dari pemerintah Thailand yang memberikan dukungan langsung terhadap pengembangan dana berkelanjutan.
Dukungan kebijakan yang progresif inilah yang menjadikan Asia sebagai kawasan yang patut diperhitungkan dalam lanskap investasi ESG global ke depan. Meski belum sekuat Eropa dalam hal volume dana, tren pertumbuhan produk menunjukkan keseriusan kawasan ini dalam memajukan instrumen keuangan berkelanjutan.
Total Aset ESG Sentuh US$3,5 Triliun
Secara keseluruhan, nilai total aset dana berkelanjutan global mencapai sekitar US$3,5 triliun per akhir Juni 2025. Dari jumlah tersebut, sekitar US$3 triliun berasal dari Eropa, menunjukkan dominasi kawasan ini dalam mendukung dan mengelola dana berbasis keberlanjutan. Sementara itu, Amerika Serikat mencatat aset ESG sekitar US$355 miliar, jauh tertinggal dari Eropa.
Data ini menunjukkan bahwa komitmen jangka panjang terhadap ESG terbukti berdampak terhadap volume aset. Dominasi Eropa tidak hanya terlihat dari jumlah dana yang masuk, tetapi juga dari jumlah produk, regulasi ketat, serta integrasi ESG ke dalam kebijakan korporasi dan pemerintah.
Pemain Utama Pasar ESG Global
Dalam peta manajer aset global, BlackRock Inc. tetap menjadi pemain terbesar dalam mengelola dana ESG berdasarkan nilai aset. BlackRock diikuti oleh UBS Group AG dan Amundi SA sebagai manajer dana teratas dalam kategori ini. Ketiganya terus menunjukkan konsistensi dalam menyusun strategi dan produk yang selaras dengan prinsip keberlanjutan, serta mengakomodasi preferensi investor yang kini semakin sadar terhadap isu lingkungan dan sosial.
Tren Optimisme dan Tantangan Kedepan
Pemulihan investasi ESG pada kuartal II/2025 memberikan sinyal bahwa instrumen ini masih memiliki potensi pertumbuhan yang besar. Dukungan dari pasar Eropa dan Asia menjadi bukti bahwa ESG telah menjadi bagian integral dari strategi keuangan global.
Namun, tantangan tetap ada. Volatilitas geopolitik, kebijakan fiskal negara besar, serta ketidakpastian ekonomi global menjadi faktor yang harus dicermati investor. Meski demikian, komitmen regulator dan pelaku industri di banyak negara untuk mempertahankan arah ESG tetap menjadi modal penting menuju pasar keuangan yang berkelanjutan.
Jika tren positif ini berlanjut, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat, investasi berbasis ESG tidak hanya menjadi alternatif, tetapi justru menjadi arus utama dalam sistem keuangan global.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Asia Eropa Dorong Pemulihan Investasi ESG Global
- 25 Juli 2025
3.
IHSG Tertahan, Saham Ini Layak Dicermati Hari Ini
- 25 Juli 2025
4.
IHSG Menguat Ikuti Sentimen Positif Bursa Asia
- 25 Juli 2025
5.
Validasi SPPT Ditingkatkan Demi Pajak Akurat
- 25 Juli 2025