
JAKARTA - Musim baru menjadi titik awal kebangkitan bagi banyak pemain Manchester United, terutama bagi Mason Mount. Setelah musim lalu menjadi salah satu periode terburuk dalam sejarah klub, Mount memulai pramusim dengan tekad kuat untuk menebus semua yang terjadi. Pemain yang didatangkan dari Chelsea dengan banderol tinggi ini menyadari bahwa ekspektasi besar belum berhasil ia jawab. Kini, dengan kondisi fisik yang mulai pulih, sistem permainan baru, dan kehadiran pelatih yang segar, Mount melihat ini sebagai kesempatan untuk menghapus kesan buruk musim lalu.
Manchester United menutup musim 2023/2024 dengan catatan menyedihkan. Klub tersungkur hingga posisi ke-15 klasemen akhir Premier League, sebuah pencapaian yang tidak terbayangkan bagi tim dengan sejarah dan reputasi sebesar mereka. Bahkan, posisi itu menjadi yang terburuk sejak United pernah terdegradasi pada tahun 1974. Puncak dari penderitaan mereka juga datang di kancah Eropa, saat kalah dari Tottenham Hotspur dalam laga final Liga Europa. Musim penuh luka itu menyisakan banyak kekecewaan, bukan hanya bagi para pendukung, tapi juga pemain seperti Mount yang merasa belum mampu memberi kontribusi sepadan.
“Sepanjang musim terasa menyakitkan,” ujar Mount saat ditanya soal musim lalu. “Namun, ini lembaran baru. Kami tahu musim lalu tidak cukup baik, dan sekarang waktunya bangkit.”
Baca Juga
Mount, yang dibeli dengan harga 60 juta pounds, sempat diharapkan menjadi kekuatan baru di lini tengah. Namun cedera membuatnya sulit tampil secara konsisten. Ia lebih banyak berada di meja perawatan ketimbang di lapangan. Namun begitu, Mount tidak menyerah. Ia justru menjadikan kondisi tersebut sebagai motivasi untuk menampilkan performa terbaik saat kembali pulih.
Menjelang akhir musim lalu, Mount mulai kembali berlatih dan akhirnya masuk skuad utama United. Ia pun menunjukkan keseriusan untuk merebut kembali tempatnya, terlebih meski klub telah mendatangkan dua pemain anyar yang berposisi menyerupai dirinya—Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo. Nilai total transfer keduanya pun tidak kecil, yakni mencapai 133,5 juta pounds. Namun Mount menyambut persaingan itu dengan semangat positif.
“Di klub seperti Manchester United, kompetisi itu wajib,” ucap Mount. “Kami ingin menang sebagai tim, dan para pemain baru sudah menunjukkan performa apik di latihan.”
Mount tidak melihat kehadiran rekan barunya sebagai ancaman. Sebaliknya, ia memandang mereka sebagai pelengkap yang akan memperkuat fondasi tim. Ia juga menekankan pentingnya kekompakan, serta bagaimana peran pemain lama dalam membantu adaptasi para pendatang baru. Mount percaya pengalaman para pemain yang sudah terbiasa dengan Premier League akan sangat membantu dalam membangun tim yang lebih solid.
“Mereka tahu betapa sulitnya Premier League. Gol dan assist yang sudah mereka buat, itu yang kami butuhkan,” kata Mount. “Kami bekerja sama untuk meningkatkan hal itu, karena musim lalu kami tidak mencapai target tersebut.”
Musim lalu memang tidak hanya menyakitkan dari sisi posisi klasemen. Kekalahan di partai puncak Liga Europa dari Tottenham juga menyisakan bekas luka yang dalam bagi para pemain. Laga tersebut berlangsung di Bilbao dan berakhir dengan skor tipis 0-1. Mount menjadi salah satu pemain yang menyimpan rasa kecewa tersebut cukup lama.
“Butuh waktu lama untuk move on,” akunya. “Saya sudah beberapa kali kalah di final, dan itu tidak pernah mudah.”
Namun Mount tahu, sebagai pemain profesional, ia harus mampu belajar dari pengalaman pahit. Maka, alih-alih larut dalam kesedihan, ia memilih untuk bangkit dan menggunakan masa pramusim untuk membenahi diri. Terlebih kini, United ditangani oleh pelatih baru, Ruben Amorim, yang diyakini membawa pendekatan dan filosofi berbeda. Amorim mengambil alih tim di pertengahan musim lalu, dan kini memiliki waktu penuh untuk membangun skuad dari awal.
“Pramusim ini sangat penting bagi kami. Inilah momen untuk membenahi banyak hal yang belum sempat kami lakukan musim lalu,” ujar Mount tegas.
Di bawah arahan Amorim, Mount berharap bisa tampil lebih maksimal. Ia sadar ekspektasi terhadap dirinya sangat tinggi, dan musim ini bisa menjadi kesempatan terakhir untuk membuktikan bahwa investasi klub padanya bukanlah kesalahan. Ia tidak ingin diingat sebagai pembelian gagal, tetapi sebagai pemain yang mampu menjadi pembeda di tengah krisis klub.
Mount juga berharap bisa lebih banyak bicara di lapangan dibandingkan dengan sorotan di luar lapangan. Ia ingin pembicaraan tentang dirinya lebih berkaitan dengan kontribusi nyata di pertandingan, bukan sekadar transfer mahal atau rekor cedera.
“Saya ingin orang-orang membicarakan saya hanya karena cara saya bermain sepak bola. Saya ingin menunjukkan apa yang bisa saya lakukan dan membuktikan kemampuan saya,” ucapnya penuh keyakinan.
Musim ini, Mount bukan hanya membawa semangat individu untuk bangkit. Ia membawa ambisi besar untuk mengangkat kembali kehormatan Manchester United yang sempat terpuruk. Bersama rekan-rekan barunya, ia menatap musim dengan penuh harap bahwa Setan Merah bisa kembali bersaing di jalur juara.
Kini semua mata tertuju pada Mount. Tidak hanya karena nama besar klub atau harga yang menyertainya, tetapi karena tekadnya untuk berubah dan membawa dampak. Dalam dunia sepak bola yang keras, kebangkitan tidak datang dengan sendirinya. Dan Mount telah mengambil langkah pertamanya: mengakui kegagalan, belajar, dan bersiap untuk bangkit.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Pertamina Perketat Pengawasan SPBU, Pastikan Distribusi BBM Aman dan Sesuai Standar
- Rabu, 06 Agustus 2025
Pertamina Ambil Langkah Tegas, Lindungi Konsumen dan Jaga Mutu BBM Nasional
- Rabu, 06 Agustus 2025
Terpopuler
1.
WhatsApp Tambah Fitur Baru Lindungi Pengguna
- 06 Agustus 2025
2.
Profil Martin Lorentzon, Sosok Jenius di Balik Spotify
- 06 Agustus 2025
3.
Kolaborasi Digital Bantu Tekan Biaya Logistik
- 06 Agustus 2025
4.
Pilihan Rumah Murah Milenial di Tajurhalang
- 06 Agustus 2025
5.
Dukung Pemerintah, SIG Bangun Perumahan Inovatif
- 06 Agustus 2025