Hari Tembakau Sedunia 2025: Kemenkes Gaungkan Gerakan Berhenti Merokok untuk Indonesia Sehat
- Kamis, 12 Juni 2025

JAKARTA — Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menggencarkan kampanye “Gerakan Berhenti Merokok untuk Indonesia Sehat” bertepatan dengan peringatan Hari Tembakau Sedunia. Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap peningkatan jumlah perokok di Tanah Air yang terus menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dan beban ekonomi nasional.
Menurut data yang disampaikan Tenny Anggia Murni Pramono, Presiden Direktur Kenvue Indonesia, saat ini terdapat sekitar 70 juta orang perokok aktif di Indonesia. “12,4% di antaranya adalah remaja berusia 10 hingga 21 tahun,” ungkap Tenny. Kondisi ini mengkhawatirkan, mengingat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan persentase perokok bisa meningkat hingga 37,5% pada akhir tahun ini jika tidak ada penanganan serius.
Ancaman Kesehatan dan Ekonomi dari Rokok
Baca Juga
Jumlah perokok yang tinggi berdampak langsung pada masalah kesehatan masyarakat. Penyakit yang ditimbulkan akibat konsumsi tembakau tidak hanya membebani individu tetapi juga sistem kesehatan nasional. Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengobati penyakit akibat rokok terus meningkat, sehingga menimbulkan tekanan ekonomi bagi negara.
Melihat kondisi tersebut, Kemenkes bekerja sama dengan Kenvue dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) meluncurkan kampanye yang tidak hanya bertujuan mengurangi angka perokok, tapi juga membantu mereka yang ingin berhenti melalui pendekatan ilmiah dan dukungan terpadu.
Perkembangan Penggunaan Rokok dan Vape di Indonesia
Meski secara persentase angka perokok menurun, jumlah perokok absolut justru meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan munculnya perokok pemula, khususnya di kalangan remaja. Peningkatan penggunaan rokok elektrik atau vape juga menjadi fenomena yang mengkhawatirkan, dengan kenaikan penggunaan hingga sepuluh kali lipat dalam setahun terakhir.
Menurut Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K).,MHPM.,FISR.,FAPSR, Penasehat PDPI dan Direktur Utama RSUP Persahabatan, “Vape tetap mengandung zat berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit paru serius bahkan kematian. Tujuan kita bukan hanya mengganti rokok dengan vape, tapi membebaskan diri sepenuhnya dari nikotin.”
Regulasi dan Layanan Terpadu untuk Berhenti Merokok
Pemerintah sudah menempuh berbagai langkah, termasuk penerapan Kawasan Tanpa Rokok dan penyediaan layanan konseling berhenti merokok. Regulasi seperti PP No. 28 Tahun 2024 dan UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023 semakin menguatkan upaya pengendalian tembakau.
Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, menambahkan, “Target kami adalah seluruh puskesmas di Indonesia dapat menyediakan layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM) yang terintegrasi dalam sistem data nasional SATUSEHAT pada tahun 2029.”
Nicotine Replacement Therapy (NRT): Solusi Efektif Berhenti Merokok
Salah satu inovasi penting dalam kampanye ini adalah pemanfaatan Nicotine Replacement Therapy (NRT), terapi pengganti nikotin yang terbukti secara klinis dapat membantu perokok mengurangi ketergantungan nikotin. Produk NRT meliputi permen karet, plester, tablet hisap, dan semprotan mulut yang memberikan dosis nikotin rendah tanpa paparan zat beracun dari rokok atau vape.
Menurut dr. Siti Nadia Tarmizi, “NRT bekerja dengan memberikan nikotin dosis rendah yang aman, meredakan gejala putus nikotin, dan bila didukung dengan konseling, peluang keberhasilan berhenti merokok meningkat hingga lima kali lipat dibandingkan tanpa dukungan.”
Kolaborasi Kunci Menuju Indonesia Bebas Rokok
Kampanye ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah, organisasi medis, dan sektor swasta. Kenvue Indonesia menjadi mitra strategis dengan menyediakan Nicorette®, satu-satunya farmakoterapi berhenti merokok yang telah disetujui BPOM dan terdaftar di WHO. Kenvue juga memastikan ketersediaan produk hingga ke daerah terpencil serta menjalankan program edukasi dan pelatihan tenaga kesehatan.
Fika Yolanda, Marketing Director Kenvue Indonesia, menyatakan, “Kami berkomitmen mendukung program pemerintah dengan menyediakan produk dan edukasi agar proses berhenti merokok dapat berlangsung efektif dan berkelanjutan.”
Prof. Agus Dwi Susanto menambahkan, “Pelatihan tenaga kesehatan tidak hanya meliputi risiko rokok dan vape, tapi juga keterampilan komunikasi untuk membantu pasien dalam proses perubahan perilaku. Ini adalah langkah penting menuju generasi Indonesia yang lebih sehat.”
Gerakan Berhenti Merokok diharapkan menjadi momentum awal untuk menurunkan angka perokok, khususnya di kalangan anak muda yang rentan menjadi perokok pemula. Dukungan lintas sektor menjadi kunci keberhasilan kampanye ini.
Dengan sinergi antara regulasi ketat, layanan kesehatan terpadu, dan edukasi yang masif, Indonesia berpeluang menekan angka prevalensi perokok dan mewujudkan masyarakat yang lebih sehat bebas dari bahaya tembakau.
Dengan meningkatnya kesadaran dan dukungan masyarakat, kampanye berhenti merokok ini dapat menjadi gerakan nasional yang membawa perubahan besar demi masa depan generasi Indonesia yang lebih sehat dan produktif.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Jasa Marga Perbaiki JPO, Lajur Tol Belmera Ditutup Sementara
- 01 Agustus 2025
2.
Danantara Siapkan Universitas Korporat Global
- 01 Agustus 2025
3.
KAI Perkuat Logistik Lewat Gerbong Lokal
- 01 Agustus 2025
4.
Legenda Brasil Bia Mesquita Tampil Perdana UFC
- 01 Agustus 2025
5.
Barcelona Perpanjang Kontrak Duo Inti Kounde De Jong
- 01 Agustus 2025