Harga Sembako Terbaru Jawa Timur Awal Agustus 2025

Harga Sembako Terbaru Jawa Timur Awal Agustus 2025

JAKARTA - Pergerakan harga sembako di Jawa Timur selalu menjadi perhatian penting bagi masyarakat, terutama bagi keluarga yang mengandalkan kebutuhan pokok ini untuk kelangsungan hidup sehari-hari. Memasuki bulan Agustus 2025, pergerakan harga sembako kembali menunjukkan fluktuasi yang signifikan, terutama pada komoditas cabai rawit merah yang mengalami kenaikan cukup besar, mencapai Rp4.770 per kilogram.

Memahami kondisi terkini harga sembako sangat penting agar masyarakat bisa menyesuaikan anggaran belanja mereka dengan bijak. Perubahan harga ini bukan hanya berpengaruh pada pengeluaran harian, tetapi juga memberikan gambaran dinamika pasar dan tantangan yang dihadapi para petani, pedagang, dan konsumen di Jawa Timur.

Sembako, singkatan dari sembilan bahan pokok, terdiri dari kebutuhan dasar yang selalu diperlukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi dan kebutuhan rumah tangga. Kesembilan bahan pokok tersebut meliputi beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan ayam, telur ayam, susu, bawang merah dan bawang putih, gas elpiji dan minyak tanah, serta garam.

Baca Juga

Jadwal dan Tarif Penyeberangan Feri Terbaru TAA Bangka Belitung

Selain kesembilan bahan pokok tersebut, cabai juga menjadi komoditas penting yang memengaruhi kebutuhan dapur masyarakat sehari-hari, mengingat perannya sebagai bumbu utama dalam hampir seluruh masakan khas Indonesia.

Berikut adalah daftar harga sembako terbaru di Jawa Timur per Jumat, 1 Agustus 2025, pukul 09.51 WIB yang dirangkum dari sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok (Siskaperbapo):

Beras premium: Rp15.007 per kilogram

Beras medium: Rp12.959 per kilogram

Gula kristal putih: Rp16.525 per kilogram

Minyak goreng curah: Rp18.513 per kilogram

Minyak goreng kemasan premium: Rp20.228 per liter

Minyak goreng kemasan sederhana: Rp17.439 per liter

Minyak goreng Minyakita: Rp16.467 per liter

Daging sapi paha belakang: Rp119.340 per kilogram

Daging ayam ras: Rp31.329 per kilogram

Daging ayam kampung: Rp66.736 per kilogram

Telur ayam ras: Rp27.043 per kilogram

Telur ayam kampung: Rp46.558 per kilogram

Susu kental manis merek Bendera: Rp12.430 (370 gram/kaleng)

Susu kental manis merek Indomilk: Rp12.330 (370 gram/kaleng)

Susu bubuk merek Bendera: Rp41.385 (400 gram/dus)

Susu bubuk merek Indomilk: Rp40.642 (400 gram/dus)

Garam bata: Rp1.640 per buah

Garam halus: Rp9.506 per kilogram

Cabai merah keriting: Rp34.687 per kilogram

Cabai merah besar: Rp31.978 per kilogram

Cabai rawit merah: Rp34.078 per kilogram

Bawang merah: Rp49.370 per kilogram

Bawang putih: Rp30.699 per kilogram

Gas elpiji: Rp19.648 per tabung

Dari data tersebut, komoditas yang mengalami kenaikan paling signifikan adalah cabai merah keriting, naik sebesar 15,94% atau setara Rp4.770 per kilogram. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga adalah daging ayam kampung, turun sebesar 2,23% atau Rp1.522 per kilogram.

Perubahan harga sembako bukan terjadi tanpa sebab. Ada berbagai faktor yang memengaruhi naik-turunnya harga kebutuhan pokok ini. Salah satu faktor utama adalah perubahan permintaan dan penawaran di pasar. Ketika permintaan meningkat sementara pasokan tetap atau berkurang, harga akan cenderung naik. Sebaliknya, jika pasokan lebih banyak daripada permintaan, harga akan turun.

Cuaca juga berperan penting dalam memengaruhi harga sembako. Cuaca ekstrem seperti hujan deras, kekeringan, atau bencana alam dapat mengganggu proses produksi pertanian dan menyebabkan kekurangan pasokan, yang pada akhirnya mendorong kenaikan harga di pasar.

Selain itu, kebijakan pemerintah juga sangat berpengaruh terhadap harga sembako. Kebijakan impor, subsidi, pajak, atau regulasi tertentu dapat mengubah ketersediaan barang di pasar dan memengaruhi harga. Contohnya, pembatasan impor atau penyesuaian tarif pajak dapat menyebabkan kenaikan harga bahan pokok.

Biaya produksi juga turut menentukan harga jual sembako. Kenaikan harga bahan baku, pupuk, bahan bakar, maupun upah tenaga kerja akan berdampak pada biaya produksi dan transportasi yang naik, sehingga harga barang pun mengikuti kenaikan tersebut.

Faktor lain yang tak kalah penting adalah fluktuasi nilai tukar mata uang. Apabila nilai tukar rupiah melemah terhadap mata uang asing, harga barang impor akan menjadi lebih mahal, yang turut berimbas pada kenaikan harga sembako, terutama bagi komoditas yang sebagian besar dipasok dari luar negeri.

Kondisi ekonomi yang tidak stabil juga bisa memperburuk situasi harga sembako, termasuk adanya inflasi tinggi yang meningkatkan biaya barang dan jasa secara umum.

Masalah dalam rantai distribusi seperti kemacetan, pemogokan, atau kendala logistik lainnya juga berpotensi menyebabkan keterlambatan pengiriman dan penurunan pasokan barang, sehingga harga ikut naik.

Berbagai faktor tersebut saling berkaitan dan menyebabkan harga sembako di Jawa Timur sering mengalami perubahan setiap harinya. Oleh karena itu, pengawasan dan kebijakan yang tepat sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas harga di pasar dan menghindari gejolak yang merugikan masyarakat luas.

Perlu diketahui pula bahwa harga yang tercantum merupakan harga rata-rata di Jawa Timur, dan harga di setiap pasar atau daerah mungkin berbeda tergantung kondisi lokal.

Mengetahui perkembangan harga sembako secara rutin menjadi salah satu langkah penting dalam mengelola anggaran keluarga, terutama di masa-masa fluktuasi harga seperti ini. Dengan informasi harga terkini, masyarakat dapat mengantisipasi perubahan dan menyesuaikan pola konsumsi agar tetap terpenuhi kebutuhan pokoknya tanpa tekanan keuangan yang berlebihan.

Kondisi ini juga menjadi sinyal bagi pemerintah dan pelaku usaha untuk terus memantau dan melakukan tindakan yang dapat membantu menstabilkan harga sembako. Upaya bersama antara pemerintah, petani, pedagang, dan masyarakat sangat dibutuhkan agar distribusi kebutuhan pokok dapat berjalan lancar dan harga tetap terjangkau.

Sebagai konsumen, memahami dinamika harga sembako akan membantu dalam membuat keputusan belanja yang lebih cerdas dan bijak. Selain itu, masyarakat juga dapat mengantisipasi perubahan harga dengan cara menyesuaikan kebutuhan dan mencari alternatif lain apabila harga suatu komoditas naik drastis.

Melalui pemantauan dan informasi harga sembako yang transparan, diharapkan masyarakat Jawa Timur dapat terus mendapatkan bahan pokok dengan harga yang wajar dan stabil sehingga tercipta kondisi perekonomian lokal yang sehat dan berkelanjutan.