Pasar Saham Global Terguncang: IHSG dan Bursa Asia Terperosok Akibat Tarif Dagang AS
- Selasa, 04 Maret 2025

JAKARTA - Pada Selasa, 4 Maret, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan sebesar 2,14%, mengakhiri perdagangan di level 6.380,40. Tren pelemahan ini tidak hanya dialami oleh IHSG, tetapi juga oleh beberapa bursa saham utama di Asia. Aksi penerapan tarif dagang baru oleh Amerika Serikat menjadi faktor utama penurunan indeks ini.
Dari Negeri Singa, Straits Times Singapore juga mencatat penurunan sebesar 0,46%. Tak ketinggalan, Nikkei 225 dari Jepang terkoreksi hingga 1,20%. Di sisi lain, Kuala Lumpur Stock Exchange di Malaysia turun sebesar 1%, sementara Thailand Stock Exchange mencatat penurunan 0,86%. Keharmonisan penurunan ini menandai reaksi pasar yang seragam di seluruh kawasan Asia terhadap tindakan perdagangan baru yang diambil oleh AS.
Menurut analisis dari Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia, indeks saham Asia mengalami pelemahan signifikan sebagai dampak dari diberlakukannya tarif dagang oleh Amerika Serikat terhadap Kanada, Meksiko, dan China. "Para investor mencari perlindungan setelah tarif baru AS mulai berlaku dan mengancam untuk meningkatkan ketegangan perdagangan global," jelas tim riset dalam laporan mereka yang dirilis pada Hari Selasa, 4 Maret.
Ketegangan perdagangan ini bukanlah hal baru, namun keputusan terbaru dari Presiden AS Donald Trump untuk memberlakukan tarif baru telah menyulut kembali kekhawatiran global. "Para pelaku pasar juga mengkhawatirkan dampak kenaikan tarif impor terhadap ekonomi AS, terutama di tengah pelemahan serangkaian data ekonomi AS dalam beberapa minggu terakhir," lanjut laporan tersebut.
Keadaan ini memicu investor untuk menjadi lebih risk averse atau menghindari risiko, yang merupakan respons wajar dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan global. Kekhawatiran meningkat akibat data terbaru menunjukkan bahwa harga di gerbang pabrik melonjak ke level tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir. Lonjakan harga ini menambah tekanan pada pasar, memperburuk sentimen ekonomi yang sedang rapuh.
Para analis menilai bahwa dampak ekonomi dari kebijakan tarif ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Meskipun tujuannya adalah untuk melindungi industri dalam negeri, kenaikan tarif dapat berujung pada biaya produksi yang lebih tinggi, yang pada akhirnya bisa membebani konsumen. Selain itu, ketidakstabilan yang ditimbulkan oleh perang dagang dapat menurunkan daya beli dan investasi, menimbulkan dampak berantai pada perekonomian global.
Selain IHSG dan bursa di Asia, indeks saham global lainnya juga terimbas dampaknya. Bursa di Eropa dan Amerika sudah mulai mengalami tekanan bahkan sebelum pengumuman tarif baru ini. Ketakutan bahwa ketegangan perdagangan dapat meluas menjadi konflik ekonomi yang lebih besar terus menghantui pasar.
Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah data ekonomi dari AS menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Indikator seperti produksi industri dan penjualan ritel mencatat penurunan, yang bisa mengindikasikan perlambatan ekonomi. Dalam konteks ini, kebijakan tarif Trump menambah kekhawatiran bahwa ekonomi AS dan global mungkin menghadapi tantangan lebih besar ke depannya.
Menghadapi situasi ini, banyak investor mengalihkan perhatian mereka pada aset-aset yang lebih aman seperti obligasi pemerintah dan emas. Hal ini tercermin dalam pergerakan pasar akhir-akhir ini, di mana terjadi peningkatan permintaan untuk aset safe haven. Namun demikian, ini juga menimbulkan permasalahan lain, yakni tekanan pada obligasi dan pasar emas yang bisa melemah seiring dengan peningkatan permintaan.
Di samping itu, sentimen pasar juga dipengaruhi oleh dinamika politik dalam negeri AS. Dengan tahun pemilihan yang semakin dekat, kebijakan perdagangan Trump dapat dilihat sebagai upaya untuk memperkuat dukungan basis politik domestik, meskipun dengan risiko mengguncang stabilitas ekonomi global.
Bagaimana arah kebijakan perdagangan ini akan berkembang ke depannya masih menjadi tanda tanya. Namun yang jelas, baik IHSG maupun bursa saham global lainnya harus mempersiapkan diri dalam menghadapi kemungkinan guncangan pasar yang lebih besar. Pasar harus terus memantau perkembangan kebijakan perdagangan di AS karena dampaknya akan dirasakan hingga ke berbagai sektor dan negara, termasuk Indonesia.
Secara keseluruhan, situasi ini menegaskan betapa integrasinya ekonomi global saat ini. Kebijakan yang diambil oleh satu negara, terutama sebesar dan sepenting Amerika Serikat, dapat memiliki dampak luas ke berbagai belahan dunia. Dengan demikian, para pelaku pasar dan pembuat kebijakan di negara-negara lain perlu vigilante dan bersiap untuk menyesuaikan strategi mereka agar dapat bertahan dalam lingkungan yang tidak menentu ini.

David
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Pertamina Perketat Pengawasan SPBU, Pastikan Distribusi BBM Aman dan Sesuai Standar
- Rabu, 06 Agustus 2025
Pertamina Ambil Langkah Tegas, Lindungi Konsumen dan Jaga Mutu BBM Nasional
- Rabu, 06 Agustus 2025
Terpopuler
1.
WhatsApp Tambah Fitur Baru Lindungi Pengguna
- 06 Agustus 2025
2.
Profil Martin Lorentzon, Sosok Jenius di Balik Spotify
- 06 Agustus 2025
3.
Kolaborasi Digital Bantu Tekan Biaya Logistik
- 06 Agustus 2025
4.
Pilihan Rumah Murah Milenial di Tajurhalang
- 06 Agustus 2025
5.
Dukung Pemerintah, SIG Bangun Perumahan Inovatif
- 06 Agustus 2025