Wisma Danantara Simbol Karya Unggul Waskita Karya

Wisma Danantara Simbol Karya Unggul Waskita Karya
Wisma Danantara Simbol Karya Unggul Waskita Karya

JAKARTA - Di tengah pusat kesibukan Ibu Kota, gedung perkantoran yang dulu dikenal sebagai Plaza Mandiri kini hadir dengan wajah dan semangat baru. Presiden Prabowo Subianto secara resmi meresmikan Wisma Danantara Indonesia, dalam sebuah acara yang penuh semangat dan harapan. Acara tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, CEO Danantara yang juga menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, serta Menteri BUMN Erick Thohir yang hadir dalam kapasitas sebagai Dewan Pengawas Danantara.

Peresmian ini menandai dimulainya era baru bagi gedung yang telah berdiri kokoh sejak akhir 1995. Wisma Danantara kini difungsikan sebagai kantor Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Presiden Prabowo menekankan pentingnya kehadiran Danantara sebagai lembaga yang dapat mendorong kesejahteraan masyarakat. Beliau menyampaikan keyakinannya bahwa Danantara akan memberikan manfaat besar bagi peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Gedung ini sendiri merupakan salah satu hasil karya PT Waskita Karya (Persero) Tbk, sebuah BUMN konstruksi yang memiliki rekam jejak panjang dalam pembangunan infrastruktur nasional. Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, mengungkapkan kebanggaan atas keterlibatan perusahaannya dalam proyek strategis tersebut. “Pembangunan gedung ini, merupakan salah satu wujud komitmen Waskita dalam membangun bangsa, kami merasa bangga, proyek yang kami bangun dapat dimanfaatkan untuk mendukung kerja pemerintah,” ungkap Ermy.

Baca Juga

Danantara Dorong Energi Hijau Lewat PLTP Baru

Wisma Danantara Indonesia terdiri dari 32 lantai dan dua basement, dengan lokasi strategis di kawasan Jalan Gatot Subroto. Keunggulan akses menjadi nilai tambah gedung ini. “Bangunan ini dekat dengan akses transportasi umum dan jalan tol. Jaraknya hanya sekitar 300 meter dari Halte Transjakarta Gatot Subroto LIPI,” lanjut Ermy. Selain itu, gedung ini juga mudah dijangkau melalui MRT Jakarta dengan jarak sekitar 1,2 kilometer ke Stasiun MRT Istora Mandiri. Tak jauh pula dari gerbang tol Semanggi 1 maupun Semanggi 2, menjadikan gedung ini sangat strategis sebagai pusat kegiatan investasi nasional.

Dengan pengalaman lebih dari enam dekade, Waskita Karya telah berkontribusi dalam membangun berbagai bangunan ikonik lainnya di Jakarta. Ermy menyebut beberapa proyek monumental seperti Gelora Bung Karno (GBK), Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Wisma BNI 46, Perpustakaan Nasional RI, Senayan City, Plaza Senayan, hingga Renovasi Masjid Istiqlal dan Terowongan Silaturahim sebagai bukti dedikasi Waskita dalam membangun negeri.

“Kami siap ambil bagian dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, membuka lapangan pekerjaan, sekaligus mensejahterakan masyarakat melalui proyek yang kami kerjakan,” jelas Ermy. Waskita Karya tidak hanya menyelesaikan proyek, tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan yang mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Transformasi gedung dari Plaza Mandiri menjadi Wisma Danantara mencerminkan adaptasi terhadap kebutuhan zaman sekaligus simbol komitmen Waskita untuk terus menjadi bagian dari solusi pembangunan Indonesia. Gedung yang awalnya digunakan sebagai kantor pusat Bank Exim, kemudian menjadi kantor pusat Bank Mandiri, kini memasuki fase baru sebagai markas Danantara, institusi yang diharapkan memainkan peran penting dalam mengelola dan menumbuhkan investasi nasional.

Keterlibatan Waskita Karya dalam pembangunan gedung ini tidak hanya menunjukkan kapabilitas teknis, tetapi juga memperlihatkan dedikasi BUMN tersebut dalam mendukung arah kebijakan strategis pemerintah. Dengan lokasi yang strategis, fasilitas yang representatif, dan peran vital sebagai pusat kegiatan investasi, Wisma Danantara Indonesia diharapkan menjadi landmark penting yang mendukung pertumbuhan ekonomi serta daya saing nasional.

Kehadiran para tokoh penting dalam acara peresmian menjadi simbol kuat sinergi antarlembaga dalam memajukan pembangunan nasional. Pemerintah, sektor investasi, dan pelaku konstruksi bersatu dalam visi yang sama: menjadikan Indonesia lebih kuat melalui infrastruktur yang kokoh dan institusi yang terpercaya.

Melalui proyek ini, Waskita Karya kembali menegaskan komitmennya untuk terus memberikan kontribusi nyata dalam setiap pembangunan yang membawa dampak langsung kepada masyarakat luas. Tidak hanya berfokus pada sisi teknis, namun juga pada dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan dari setiap pembangunan.

Dengan bekal pengalaman dan sumber daya manusia yang andal, Waskita Karya menyatakan kesiapannya untuk terus menjadi mitra pemerintah dalam proyek-proyek strategis ke depan. Proyek seperti Wisma Danantara menjadi bukti bahwa sinergi antara BUMN dan pemerintah dapat menghasilkan infrastruktur berkualitas tinggi, yang fungsional dan sekaligus representatif.

Pembangunan gedung perkantoran seperti Wisma Danantara bukan sekadar konstruksi fisik, tetapi juga investasi dalam membangun sistem dan struktur kerja yang mendukung tata kelola pemerintahan serta pengelolaan investasi yang lebih profesional dan efisien. Di sinilah peran penting sektor konstruksi nasional diuji, dan Waskita Karya kembali membuktikan kapabilitasnya.

Dengan peresmian Wisma Danantara, masyarakat kini menyaksikan langkah nyata transformasi yang diharapkan membawa manfaat besar ke depannya. Waskita Karya telah meletakkan fondasi tidak hanya bagi sebuah bangunan, tetapi juga bagi cita-cita besar Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga BBM Terbaru 6 Agustus 2025 di Seluruh Wilayah

Harga BBM Terbaru 6 Agustus 2025 di Seluruh Wilayah

Harga Gas 3 Kg di Sragen Naik Tajam, Tembus Rp 26.000

Harga Gas 3 Kg di Sragen Naik Tajam, Tembus Rp 26.000

Tarif Listrik Agustus 2025 Tetap, Cek Daftar 13 Golongan

Tarif Listrik Agustus 2025 Tetap, Cek Daftar 13 Golongan

Cadangan Batu Bara Melimpah, Eksplorasi Masih Minim

Cadangan Batu Bara Melimpah, Eksplorasi Masih Minim

Panas Bumi, Energi Strategis yang Belum Optimal

Panas Bumi, Energi Strategis yang Belum Optimal