
JAKARTA - Langkah baru pemerintah dalam mewujudkan kemandirian energi nasional kini memasuki babak penting dengan dimulainya rencana besar pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di desa-desa seluruh Indonesia. Rencana ini muncul sebagai bagian dari arahan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam mendorong penggunaan energi baru terbarukan (EBT), dengan target kapasitas yang ambisius yaitu mencapai 100 Giga Watt (GW). Dengan pendekatan yang menempatkan desa sebagai poros transformasi energi, pemerintah ingin memastikan bahwa manfaat energi bersih tidak hanya dirasakan di kota besar, tetapi juga di pelosok negeri.
Pembangunan PLTS 100 GW Sesuai Arahan Presiden
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa rencana pembangunan PLTS ini adalah bagian langsung dari instruksi Presiden Prabowo. Proyek tersebut dirancang sebagai solusi nyata menuju energi bersih berbasis tenaga matahari yang tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia. PLTS ini akan dibangun melalui inisiatif Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih yang diberdayakan sebagai motor utama proyek.
Baca Juga
Bahlil menegaskan bahwa langkah ini tidak hanya menyangkut pembangkit tenaga listrik, namun juga akan melibatkan infrastruktur pendukung lainnya, khususnya sistem penyimpanan energi. Mengingat tenaga surya hanya tersedia pada siang hari, dibutuhkan baterai sebagai media penyimpanan untuk menjaga pasokan listrik tetap stabil sepanjang hari.
Dukungan Teknologi Baterai Lokal untuk Ketahanan Energi
Menurut Bahlil, proyek besar ini juga akan membuka jalan bagi tumbuhnya industri baterai dalam negeri. Produksi baterai secara lokal menjadi krusial dalam memastikan keberhasilan PLTS sebagai sumber energi utama, sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional. Ia menjelaskan bahwa penyimpanan energi adalah kunci dalam pengembangan EBT secara luas, dan proyek ini menjadi momentum untuk mempercepat pengembangan ekosistem teknologi energi dalam negeri.
"Sekarang adalah arahan Bapak Presiden Prabowo, kita harus membangun listrik energi baru terbarukan dari tenaga matahari. Ke depan, akan kita bangun kurang lebih sekitar 100 GW," jelas Bahlil dalam pernyataannya di Jakarta.
Ia juga menambahkan bahwa proyek ini akan mendorong tersedianya listrik bagi Koperasi Merah Putih. Selain memberi manfaat langsung bagi masyarakat desa, model ini juga diperkirakan dapat membuka peluang ekonomi baru di sektor energi dan teknologi.
Distribusi PLTS di Ribuan Desa Seluruh Indonesia
Pemerintah merencanakan pembangunan PLTS tersebut secara bertahap di desa-desa di seluruh Indonesia. Dengan pendekatan desentralisasi, setiap wilayah akan memiliki kapasitas energi sendiri yang dikelola koperasi lokal. Pembangunan ini tidak hanya akan menyuplai listrik secara merata, namun juga akan mendekatkan teknologi energi baru ke masyarakat akar rumput.
“Saya kasih gambaran bahwa peluang di Indonesia itu cukup besar,” tandas Bahlil.
Dengan mengoptimalkan potensi energi surya di berbagai wilayah, proyek ini diyakini dapat menjadi terobosan besar dalam mengurangi ketimpangan energi antar wilayah serta mendorong keadilan energi.
80.000 Desa Jadi Sasaran, Panel Surya Disiapkan
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas juga menyampaikan bahwa pemerintah tengah mengkaji rencana pembangunan panel surya di 80.000 desa. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia swasembada energi sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap subsidi energi yang mencapai angka besar setiap tahunnya.
Dalam pernyataannya, Zulhas menjelaskan bahwa proyek ini dirancang untuk memanfaatkan lahan desa seluas 1 hingga 1,5 hektare guna pembangunan panel surya. Dengan energi yang diproduksi sendiri di tingkat desa, masyarakat akan memperoleh kemandirian energi sekaligus penghematan dalam jangka panjang.
"Sedang kita kaji, di 80.000 desa yang nanti kita akan bangun 1 ha sampai 1,5 hektare solar panel berbasis desa, kecamatan, kabupaten. Jadi, punya energi yang mandiri," kata Zulhas dalam sebuah acara di Jakarta.
Investasi Besar Demi Hemat Subsidi Energi
Terkait kebutuhan biaya, pemerintah menyebutkan bahwa proyek PLTS desa ini diperkirakan membutuhkan dana sebesar US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.627 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.270). Meski angka tersebut tampak besar, Zulhas menyatakan bahwa biaya tersebut setara dengan empat tahun anggaran subsidi energi yang selama ini dikeluarkan pemerintah.
Ia meyakini bahwa dengan investasi besar di awal, Indonesia akan menuai manfaat jangka panjang berupa penghematan besar dalam belanja negara. Jika berhasil, pada tahun ke-5 hingga ke-6 setelah pembangunan, pemerintah tidak perlu lagi menggelontorkan subsidi energi dalam jumlah besar.
"Memang diperlukan kira-kira US$ 100 miliar sudah dihitung. Artinya kalau US$ 100 miliar, 4 tahun subsidi, itu sudah bisa bayar. Berarti kita tahun ke-5, tahun ke-6, sudah nggak perlu subsidi lagi," terang Zulhas.
Menuju Desa Mandiri Energi dan Berkelanjutan
Langkah ambisius pemerintah dalam membangun PLTS di desa-desa merupakan strategi jangka panjang untuk menciptakan kemandirian energi nasional. Dengan menempatkan desa sebagai pusat pengembangan energi terbarukan, Indonesia tidak hanya mengejar target emisi nol bersih, tetapi juga membangun pondasi ekonomi desa yang lebih kuat. Proyek ini, yang berangkat dari arahan langsung Presiden Prabowo, menunjukkan komitmen pemerintah dalam membangun sistem energi yang berkelanjutan, inklusif, dan berbasis potensi lokal.
Dengan pelibatan koperasi desa, dukungan teknologi baterai lokal, dan distribusi yang merata, proyek PLTS 100 GW dapat menjadi tonggak sejarah transformasi energi Indonesia. Kini saatnya semua pihak, dari pemerintah hingga masyarakat desa, bergerak bersama untuk mewujudkan cita-cita energi bersih dan mandiri bagi seluruh negeri.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Kementerian ESDM Naikkan HIP Biodiesel Agustus 2025
- 08 Agustus 2025
2.
Bansos Agustus 2025 Cair, Ini Cara Mendapatkannya
- 08 Agustus 2025
3.
BMKG: Hujan Ringan Melanda Banyak Daerah, Waspadai Petir
- 08 Agustus 2025
4.
Film Film yang Tayang di CGV Mojokerto Hari Ini
- 08 Agustus 2025
5.
7 Khasiat Buah Naga Merah bagi Kesehatan
- 08 Agustus 2025