
JAKARTA - Peningkatan kapasitas pelaku UMKM terus menjadi prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Salah satu upaya konkret dilakukan oleh BRI melalui pelaksanaan Pelatihan Ekspor yang digelar kembali pada tahun 2025, sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di bawah naungan BRI Peduli. Program ini menyasar puluhan UMKM binaan yang potensial menjadi eksportir baru dan ingin menembus pasar global.
Kegiatan ini bertempat di Gedung Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP) di Jakarta. Pelatihan ini menjadi kelanjutan dari program serupa yang pertama kali diadakan pada tahun 2024, dan menunjukkan konsistensi BRI dalam memberikan pendampingan berkelanjutan bagi UMKM di berbagai sektor.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat kesiapan UMKM dalam menghadapi perdagangan internasional. Menurutnya, untuk bersaing di pasar global, pelaku usaha kecil tidak hanya memerlukan produk berkualitas, tetapi juga pemahaman strategi ekspor yang menyeluruh.
Baca Juga
“Harapannya, pengusaha UMKM diharapkan mampu menembus pasar global karena dalam pelatihan ini pelaku UMKM diberikan kesempatan untuk memahami seluk-beluk ekspor, mulai dari strategi pemasaran internasional, regulasi, hingga pengelolaan logistik. Pada akhirnya para pelaku UMKM dapat naik kelas dan mampu memperluas pasar hingga ke mancanegara,” ujar Hendy.
Pelatihan ini menghadirkan materi yang aplikatif dan mendalam. Mulai dari pengenalan bisnis ekspor, pemahaman regulasi perdagangan global, teknik penyusunan dokumen ekspor, hingga riset pasar dan strategi branding. Semua aspek tersebut dikemas untuk memperkuat daya saing produk UMKM Indonesia agar dapat memenuhi standar internasional.
Tidak hanya teori, para peserta juga diajak mengenali kekuatan dan kelemahan bisnis mereka melalui latihan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats), serta strategi menemukan pembeli di pasar luar negeri berdasarkan pengalaman praktis para narasumber. Materi tersebut disampaikan langsung oleh para instruktur dari PPEJP, lembaga di bawah Kementerian Perdagangan RI yang telah lama fokus pada pengembangan kompetensi SDM di bidang ekspor dan jasa perdagangan.
Salah satu keunggulan pelatihan ini adalah inklusivitasnya. UMKM yang ikut serta berasal dari berbagai sektor usaha seperti kuliner, fesyen, dan kerajinan tangan. Hal ini menunjukkan bahwa potensi ekspor terbuka luas untuk semua bidang, dan setiap pelaku usaha, apapun produknya, bisa berkontribusi dalam perdagangan global jika dibekali kemampuan yang tepat.
Melalui program ini pula, peserta tidak hanya mendapatkan pelatihan teknis tetapi juga sesi lanjutan yang menitikberatkan pada aspek visual dan branding produk. Dalam sesi ini, BRI menggandeng Indonesia Design Development Center (IDDC), yang memberikan kesempatan konsultasi desain produk langsung kepada peserta.
“Adanya pelatihan lanjutan ini harapannya supaya ada peningkatan kualitas visual dan kemasan yang berdampak langsung pada nilai jual produk di pasar internasional,” imbuh Hendy.
Pelatihan desain ini menyoroti pentingnya tampilan produk yang mampu menarik perhatian konsumen global. Desain yang kuat dan sesuai tren pasar menjadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan ekspor, apalagi di era digital yang sangat mengandalkan visual branding sebagai alat promosi utama.
Untuk memperkuat kesiapan logistik, BRI juga menggandeng mitra strategis yaitu “Kirim Aja” untuk menghadirkan webinar logistik interaktif. Webinar ini fokus membahas solusi logistik ekspor, sistem distribusi, dan strategi efisiensi pengiriman. Hal ini penting mengingat logistik adalah salah satu tantangan besar dalam rantai perdagangan internasional, terutama bagi UMKM yang baru mulai menjajaki pasar ekspor.
Peserta diberi pemahaman menyeluruh tentang pengelolaan logistik, termasuk perhitungan biaya, pengemasan sesuai standar ekspor, dan pemilihan jalur distribusi yang efisien. Webinar ini juga menjadi forum tanya jawab langsung agar peserta mendapatkan solusi nyata yang sesuai dengan kendala yang mereka hadapi.
Dengan bekal pengetahuan dari pelatihan ini, pelaku UMKM diharapkan tidak hanya memahami tahapan ekspor, tetapi juga mampu menjalankan proses ekspor secara mandiri. Mulai dari menyiapkan dokumen, mengidentifikasi mitra dagang, hingga mengatur logistik secara efisien.
Program ini sekaligus menjadi bentuk komitmen nyata BRI dalam mendorong UMKM untuk tumbuh berkelanjutan dan naik kelas. Tak hanya menjadi pemain lokal, UMKM Indonesia didorong menjadi pemain global yang mampu bersaing secara sehat dan produktif di pasar dunia.
“Hal ini merupakan wujud nyata komitmen BRI dalam mendukung pembangunan ekonomi Indonesia. Semoga pelaku UMKM bisa terus menjaga kualitas dari produknya, pasarnya semakin terbuka, sehingga mereka bisa naik kelas dan bisa mengakses pasar lebih besar lagi,” tutup Hendy.
Melalui pelatihan ini, BRI tidak hanya memberikan pelatihan teknis, namun juga membangun pola pikir ekspor pada pelaku usaha kecil. Membangun kepercayaan diri, kesiapan, dan profesionalitas agar pelaku UMKM dapat bertransformasi menjadi eksportir yang tangguh dan berkelanjutan.
Ke depan, keberlanjutan program ini menjadi penting untuk menjaga momentum dan dampak jangka panjang. UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional harus terus diberikan ruang, dukungan, dan pendampingan seperti ini agar mampu mengisi ceruk-ceruk pasar baru dan turut menjadi bagian dari kebangkitan ekonomi nasional di era globalisasi.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Kolaborasi IPB NUS Dorong Transformasi Sistem Pangan
- 29 Juli 2025
3.
MIND ID Targetkan Produksi Aluminium 900 Ribu Ton
- 29 Juli 2025
4.
Danantara Siap Luncurkan Holding Investasi BUMN
- 29 Juli 2025