
JAKARTA - Dalam lanskap pendidikan modern, kehadiran teknologi digital telah menjadi kekuatan utama dalam mengubah sistem belajar mengajar di Indonesia. Proses digitalisasi yang semula bersifat pendukung, kini telah berubah menjadi elemen inti dari pembelajaran masa kini. Di tengah laju perkembangan Revolusi Industri 4.0, sektor pendidikan nasional bergerak dinamis menyesuaikan diri dengan era digital, sebuah proses yang tidak hanya menuntut perubahan alat, tetapi juga cara berpikir dan berperan.
Fenomena transformasi ini diangkat dalam sebuah karya kolaboratif bertajuk Perkembangan Teknologi dan Transformasi Digital dalam Dunia Pendidikan, yang diterbitkan oleh UMSU Press. Buku ini memperlihatkan dengan gamblang bagaimana pemanfaatan teknologi digital telah membentuk ulang wajah pendidikan di Indonesia, baik dari sisi metode pengajaran, peran pendidik, hingga sistem manajemen pendidikan secara luas.
Di balik buku tersebut, terdapat sejumlah akademisi dan praktisi pendidikan seperti Dr. Marah Doly Nasution, M.Si., Indah Purnama Sari, S.T., M.Kom., serta para kontributor dari berbagai latar belakang disiplin ilmu. Dengan M. Firza Alpi, SE, M.Si., sebagai penyunting, buku ini menyuguhkan refleksi serta strategi implementatif yang menyentuh berbagai dimensi dalam dunia pendidikan yang kini sedang mengalami percepatan digitalisasi.
Baca JugaPendidikan Indonesia Bergerak Maju Melalui Digitalisasi Inovatif
Dalam buku ini dijelaskan bahwa teknologi digital seperti Learning Management System (LMS), kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), serta Internet of Things (IoT)—telah membuka ruang luas bagi pendekatan pembelajaran yang lebih terbuka, fleksibel, dan disesuaikan dengan kebutuhan individual siswa. Transformasi ini memungkinkan pendidikan menjangkau lebih banyak peserta didik, bahkan di daerah yang sebelumnya sulit diakses oleh pendekatan tradisional.
Namun, yang paling krusial adalah pergeseran peran guru. Dalam sistem yang lama, guru berfungsi sebagai penyampai utama informasi. Kini, peran itu berubah secara signifikan. Guru dituntut untuk menjadi fasilitator yang mendorong siswa mengeksplorasi pengetahuan secara mandiri melalui perangkat digital. “Teknologi bukan lagi pelengkap, tapi sudah menjadi inti dari sistem pendidikan masa depan. Guru harus bertransformasi menjadi fasilitator, bukan hanya penyampai materi,” demikian kutipan dari buku tersebut.
Transformasi ini juga mengubah cara siswa belajar. Mereka tidak hanya menerima informasi dari satu arah, tetapi juga aktif mencari dan mengolah informasi dari berbagai sumber digital. Ini menciptakan model pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif, dan relevan dengan tantangan masa kini.
Buku ini tidak hanya menjelaskan teori dan konsep, tetapi juga memberikan gambaran konkret mengenai implementasi teknologi dalam lingkungan pendidikan. LMS misalnya, telah menjadi jembatan utama antara guru dan siswa dalam menyampaikan materi, memberikan tugas, hingga melakukan evaluasi pembelajaran secara daring. Sistem seperti ini terbukti memudahkan monitoring dan mempercepat proses umpan balik dalam proses belajar.
Selain guru dan siswa, peran institusi pendidikan juga mengalami transformasi besar. Sistem manajemen sekolah dan universitas kini memanfaatkan teknologi digital untuk pengelolaan data akademik, administrasi, dan layanan pendidikan lainnya. Pendekatan ini meningkatkan efisiensi dan memperkuat akuntabilitas pendidikan di era yang dituntut serba cepat dan transparan.
Meskipun transformasi digital menjanjikan banyak kemudahan, bukan berarti tanpa tantangan. Buku ini menyinggung pentingnya kesiapan literasi digital dari semua pemangku kepentingan pendidikan. Tak hanya siswa, tetapi juga guru, orang tua, dan tenaga kependidikan harus memahami cara kerja teknologi dan potensi penggunaannya secara etis dan produktif. Tanpa literasi digital yang memadai, proses transformasi bisa berhenti di permukaan.
Kesenjangan akses internet, keterbatasan infrastruktur teknologi, serta perbedaan kemampuan adaptasi antar daerah juga menjadi hambatan tersendiri dalam penerapan teknologi digital secara merata di Indonesia. Oleh karena itu, buku ini mendorong pentingnya kolaborasi antarlembaga, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat sipil, agar transformasi digital dalam pendidikan tidak hanya berhenti sebagai ide, melainkan menjadi gerakan bersama.
Apa yang disampaikan oleh buku ini sangat relevan untuk kondisi pendidikan nasional saat ini. Transformasi digital bukan sekadar proyek teknologi, tetapi tentang perubahan menyeluruh dalam cara mendidik dan belajar. Buku ini memberikan arah dan landasan bagi para pemangku kepentingan untuk mewujudkan sistem pendidikan yang lebih tangguh dan siap menghadapi masa depan.
Lebih jauh lagi, buku ini ditujukan bukan hanya kepada kalangan akademisi atau peneliti pendidikan, tetapi juga kepada pembuat kebijakan, praktisi lapangan, dan bahkan orang tua yang peduli terhadap kualitas pembelajaran anak-anak mereka. Melalui penyampaian yang praktis sekaligus teoritis, buku ini mengajak pembacanya untuk berpikir ulang tentang esensi pendidikan di era digital.
Transformasi digital telah menjadi kenyataan yang tak bisa dielakkan. Dunia terus bergerak maju, dan pendidikan harus menjadi garda terdepan dalam perubahan ini. Dengan semangat inklusif, kolaboratif, dan berbasis teknologi, sistem pendidikan Indonesia dapat melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga tanggap terhadap tantangan zaman. Inilah masa depan pendidikan yang sedang dibangun—dari ruang kelas hingga ke seluruh pelosok negeri, dari papan tulis hingga layar digital.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Cek Tarif Listrik 2025 Lengkap per Golongan
- 26 Juli 2025
3.
4.
Empat Tambang Nikel RI Masuk Daftar Dunia
- 26 Juli 2025
5.
Intip Rumah Murah Majalengka Rp 160 Jutaan
- 26 Juli 2025