
JAKARTA - Ancaman rabies masih menjadi persoalan serius bagi banyak negara, terutama ketika wabah mulai menimbulkan korban jiwa. Dalam situasi darurat seperti ini, solidaritas antarnegara menjadi ujian nyata bagi kemanusiaan. Salah satu bentuk nyata solidaritas itu tampak dari sikap cepat Pemerintah Indonesia dalam merespons Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies yang terjadi di negara tetangga, Timor Leste.
Melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Indonesia mengirimkan 2.000 vial vaksin anti rabies (VAR) sebagai bentuk bantuan darurat dan kerja sama kesehatan lintas batas. Bantuan ini tak hanya menjadi simbol diplomasi kesehatan, tetapi juga representasi nilai kemanusiaan dan kedekatan historis antara kedua negara.
Langkah ini diambil menyusul permintaan langsung dari Pemerintah Demokratik Timor Leste. Permintaan tersebut segera direspons oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, dengan pengiriman vaksin untuk membantu penanganan kasus rabies yang terus meningkat di wilayah tersebut.
Baca Juga
Vaksin Diserahkan Secara Langsung
Penyerahan vaksin dilakukan secara langsung di RSUD Ben Mboi, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Kemenkes RI diwakili oleh dr. Andi Saguni selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).
“Kita menyerahkan sebanyak 2.000 vial vaksin anti rabies dari Pemerintah Republik Indonesia kepada Pemerintah Timor-Leste,” ujar dr. Andi Saguni saat prosesi serah terima berlangsung.
Andi menjelaskan bahwa bantuan ini mencerminkan komitmen kuat Pemerintah Indonesia dalam mempererat kerja sama regional, khususnya dalam merespons situasi darurat kesehatan. Respons cepat ini menunjukkan bahwa aspek kemanusiaan tetap menjadi prioritas dalam hubungan bilateral kedua negara.
“Ini menunjukkan komitmen kuat Indonesia untuk memperkuat kerja sama regional, khususnya dalam menghadapi situasi darurat kesehatan KLB rabies,” lanjutnya dalam pernyataan tertulis.
Apresiasi dari Pemerintah Timor-Leste
Kehadiran bantuan dari Indonesia disambut positif oleh pihak Timor-Leste. Cesaltina da Silva da Costa, perwakilan dari Konsulat Timor-Leste, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas dukungan yang diberikan oleh Indonesia.
Cesaltina menyebutkan bahwa bantuan ini bukan semata-mata bentuk kerja sama teknis, tetapi mencerminkan rasa solidaritas antarbangsa yang didasari oleh kedekatan geografis, sejarah, serta hubungan sosial dan budaya yang telah terjalin lama.
“Donasi ini mencerminkan semangat solidaritas kemanusiaan dan kepedulian lintas batas dalam menjaga kesehatan masyarakat,” ujar Cesaltina.
Ia juga menekankan pentingnya vaksin dalam mencegah penularan rabies, yang saat ini menjadi perhatian utama bagi otoritas kesehatan di negaranya. Vaksin akan segera dimanfaatkan sebagai bagian dari strategi penanganan cepat terhadap penyebaran penyakit yang tengah berlangsung.
Lonjakan Kasus Rabies di Timor Leste
Data terbaru menyebutkan bahwa dalam periode Januari 2024 hingga 15 Juni 2025, lima orang dilaporkan meninggal dunia akibat rabies di Timor Leste. Kasus kematian tersebut terjadi di beberapa wilayah seperti Kotamady Ermera (1 kasus), Bobonaro (1), dan RAEOA atau Daerah Administratif Khusus Oe-Cusse Ambeno (3 kasus).
Selain itu, selama tahun 2024 saja, tercatat ada 1.445 kasus gigitan anjing di Timor Leste. Dari jumlah tersebut, sebanyak 96 ekor anjing dipastikan terinfeksi virus rabies. Fakta ini diungkap oleh Kementerian Kesehatan Timor Leste dalam konferensi pers.
Peningkatan kasus ini memicu kekhawatiran luas dan mendesak pemerintah setempat untuk mencari dukungan internasional, termasuk dari Indonesia, untuk membantu mengatasi krisis yang tengah berkembang.
Mengenal Rabies dan Dampaknya
Rabies merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus dan menyerang sistem saraf pusat manusia maupun hewan berdarah panas. Penularannya umumnya melalui air liur hewan terinfeksi seperti anjing, kucing, atau kera melalui gigitan atau luka terbuka.
Masalah utama dalam penanganan rabies adalah minimnya kesadaran masyarakat. Banyak yang mengabaikan gigitan kecil dari hewan, padahal bisa menjadi jalan masuk virus rabies ke dalam tubuh. Selain itu, keterlambatan dalam mendapatkan pertolongan medis juga memperbesar risiko kematian.
Segera setelah terjadi gigitan, penting bagi korban untuk mencari pertolongan ke fasilitas kesehatan guna mendapatkan vaksin dan penanganan yang tepat. Waktu adalah elemen krusial dalam penanganan rabies.
Peran Penting Vaksin Antirabies
Pemberian vaksin anti rabies setelah seseorang terkena gigitan hewan terinfeksi adalah langkah paling efektif untuk mencegah virus menyebar ke sistem saraf pusat. Vaksin ini bekerja dengan merangsang sistem imun tubuh agar membentuk antibodi yang dapat melawan virus sebelum gejala muncul.
Vaksinasi yang cepat dan tepat dapat secara signifikan menurunkan risiko kematian akibat rabies. Oleh karena itu, distribusi dan ketersediaan vaksin di wilayah terdampak menjadi sangat penting.
Dengan pengiriman 2.000 vial vaksin ke Timor Leste, Indonesia berperan dalam mendukung akses masyarakat setempat terhadap perlindungan medis yang vital di tengah lonjakan kasus.
Solidaritas Menjaga Kesehatan Bersama
Bantuan Indonesia kepada Timor Leste bukan hanya soal logistik kesehatan. Ini adalah wujud nyata dari solidaritas antarbangsa yang berlandaskan nilai kemanusiaan. Dalam dunia yang makin saling terhubung, kolaborasi lintas negara menjadi kunci dalam menghadapi ancaman kesehatan global.
Tindakan cepat Kemenkes RI tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga memperkuat jalinan kepercayaan dan hubungan baik antara Indonesia dan Timor Leste. Ke depan, kerja sama seperti ini diharapkan terus ditingkatkan, tidak hanya dalam konteks darurat, tetapi juga dalam membangun sistem kesehatan yang tangguh dan berkelanjutan bagi kawasan Asia Tenggara.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
3.
Investor Global Bidik Crypto Unggulan Agustus 2025
- 27 Juli 2025
4.
Tips Aman Facial Peeling dari Dokter Kecantikan
- 27 Juli 2025