
JAKARTA - Dalam dunia yang bergerak sangat cepat dengan perkembangan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI), peran orang tua dalam mendidik anak menjadi semakin kompleks dan penuh tantangan. Pendidikan tidak lagi hanya sebatas akademik di sekolah, tapi sudah merambah ke berbagai aspek kehidupan yang menuntut kesiapan mental, emosional, dan kemampuan teknologi anak. Melihat kebutuhan ini, Kreativa Global School menyelenggarakan Global Parenting Summit 2025 dengan tema “From Cradle to College” di Summarecon Mall Bandung. Acara yang dihadiri oleh 450 peserta ini menjadi ruang refleksi penting bagi para orang tua untuk membekali diri menjadi pembimbing terbaik bagi generasi masa depan.
Acara dibuka oleh Syauqi Robbani, MPA, CEO CNA Investment sekaligus Founder Kreativa Global School. Dalam sambutannya, Syauqi menegaskan bahwa pendidikan yang utama sebenarnya dimulai dari orang tua. Ia terinspirasi dari sebuah sekolah di Bogor yang tidak hanya fokus pada anak-anak tetapi juga pada pendidikan bagi orang tua. “Karena pendidikan yang utama justru dimulai dari orang tua yang well-educated,” ujarnya.
Dengan semangat itu, Kreativa Global School mengajak orang tua untuk mengambil peran aktif sebagai pembelajar utama di rumah. Orang tua diharapkan tidak hanya menjadi pengawas atau pemberi perintah, melainkan juga terus belajar agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. “Anak-anak harus dipersiapkan menghadapi masa depan yang serba cepat dan berubah, terutama dengan perkembangan teknologi yang masif,” tambah Syauqi.
Baca Juga
Salah satu fokus utama dalam summit ini adalah pentingnya mengoptimalkan teknologi dan memperkuat minat anak pada bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics). Dengan cara ini, anak-anak dapat menjadi lebih siap dan memiliki daya saing tinggi di masa depan. Selain itu, perubahan teknologi juga harus dilihat sebagai alat bantu yang dapat menunjang proses belajar dan pengembangan karakter anak.
Syauqi menekankan bahwa forum ini bukan sekadar ajang berbagi ilmu, tetapi juga sebagai wadah membangun solidaritas dan kolaborasi antar orang tua agar saling mendukung dan terus belajar bersama. Mengingat dunia yang terus berubah, orang tua dituntut untuk adaptif dan proaktif dalam mendampingi anak.
Dukungan data dari survei Jakpat memperkuat pentingnya pembicaraan ini. Survei menunjukkan bahwa hampir setengah dari orang tua (46,5%) menganggap mengasuh anak di era digital sebagai sebuah tantangan tersendiri. Bahkan 64% dari mereka menyadari bahwa pengaruh media sosial turut memengaruhi cara mereka mendidik anak. Namun, di sisi lain, lebih dari 97% orang tua juga sepakat bahwa pendidikan anak tidak hanya soal akademik, tetapi juga pengembangan soft skills, berpikir kritis, dan karakter yang holistik.
Global Parenting Summit 2025 hadir sebagai ruang bagi para orang tua visioner untuk berbagi wawasan dan mendapatkan insight terkini dari para ahli. Acara ini juga mempertemukan komunitas penggerak pendidikan dan pengasuhan anak di seluruh Indonesia, yang bertekad bersama mencetak generasi emas masa depan.
Selanjutnya, mantan Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan, yang juga menjadi pembicara di acara tersebut, memberikan pandangan mendalam tentang pentingnya peran guru dan orang tua. Menurutnya, guru tidak hanya bertugas mengajar secara akademik, tetapi harus mampu membangkitkan imajinasi anak-anak. Dari imajinasi itulah muncul kemampuan berpikir kritis yang sangat diperlukan untuk menghadapi dunia masa depan. Sayangnya, penggunaan waktu layar (screen time) yang berlebihan justru menghambat perkembangan imajinasi ini.
Gita juga mengingatkan bahwa orang tua saat ini seringkali terlalu protektif terhadap aktivitas anak di dunia nyata, tetapi kurang waspada terhadap tantangan di dunia digital. Padahal, pengalaman dunia nyata sangat penting untuk membentuk mental yang tangguh dan keterampilan hidup yang nyata. Di sisi lain, dunia digital memiliki risiko besar yang harus diantisipasi dengan bijak.
Menurut Gita, anak-anak perlu diberikan pengalaman nyata yang menantang agar mereka belajar bagaimana menghadapi kegagalan, mencoba lagi, dan tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan mandiri. Pengetahuan terutama di bidang STEM harus terus ditingkatkan agar generasi muda dapat membangun masyarakat yang lebih produktif dan inovatif.
Ia menegaskan bahwa kita tidak boleh menunda pendidikan ini karena dampaknya akan terlihat dalam 20 hingga 30 tahun ke depan. Gita menceritakan pengalamannya saat sekolah, dimana ia selalu mencari lingkungan dan orang-orang yang lebih pintar dan lebih hebat darinya agar dapat belajar lebih banyak. “Itu adalah cara terbaik untuk terus berkembang dan belajar,” ucapnya.
Lebih lanjut, Gita juga menyoroti pentingnya investasi pada guru yang berkualitas. Guru harus mendapatkan kompensasi yang layak sehingga termotivasi mengajar dengan sepenuh hati. Ia menegaskan, “Orang terbaik yang punya kognisi bagus tidak akan mau mengajar jika kompensasinya tidak sesuai.” Menurutnya, penyelarasan ini penting agar kualitas pendidikan dapat merata di seluruh tanah air.
Selain itu, Global Parenting Summit 2025 menghadirkan para pakar yang ahli di bidangnya, antara lain dr. Sari Chairunnisa (Vice CEO Paragon Corp) dalam diskusi 'Winning Stories of Paragon Corp Second Generation'. Ario Muhammad, Ph.D., peneliti dan ayah dari penulis anak Deliang Al Farabi, berbagi dalam sesi “Unlocking Your Child’s Inner World Through Empathetic Parenting”. Pasangan inspiratif Ismir Kamili & Yuria Cleopatra membahas 'Study Abroad is the New Standard: How Do We Prepare?', dan Claire Nadira, alumni Harvard Business School, berbagi dalam sesi “From Home to Harvard: A Child’s Voice on Parenting, Learning & Pursuing Dreams Abroad.”
Acara ini menegaskan bahwa pendidikan adalah proses menyeluruh yang dimulai dari keluarga. Orang tua dan guru harus menjadi mitra yang saling mendukung agar anak-anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara mental dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Global Parenting Summit 2025 menjadi tonggak penting dalam mempersiapkan orang tua menghadapi tantangan era digital dan AI. Dengan semangat belajar sepanjang hayat, orang tua diharapkan mampu membimbing anak menghadapi dunia masa depan yang semakin kompleks dan dinamis. Kesadaran ini diharapkan membuka jalan bagi lahirnya generasi emas Indonesia yang siap bersaing di kancah global dengan karakter kuat dan kemampuan teknologi yang mumpuni.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Samsung Galaxy S25 FE Hadirkan Fitur Unggulan
- 27 Juli 2025
2.
3.
Bone Conduction Xiaomi Hadir dengan Fitur Renang
- 27 Juli 2025
4.
BYD Kendalikan Harga untuk Pasar Mobil Listrik
- 27 Juli 2025
5.
Jus Elderberry Terbukti Ilmiah Turunkan Berat Badan
- 27 Juli 2025