
JAKARTA - Tidak semua pelaku usaha memulai dari modal besar atau lokasi strategis di pusat kota. Di banyak daerah Indonesia, justru pelaku UMKM yang berdagang dari gerobak sederhana di pinggir jalan memiliki daya tahan yang luar biasa dan kedekatan emosional yang kuat dengan masyarakat. Salah satu kisah yang menggambarkan semangat ini datang dari Kota Sumbawa, tempat di mana seorang pedagang tahu tek tek mampu menjadi ikon kuliner yang dicintai lintas generasi.
Pak Lee, seorang penjual tahu tek tek yang telah menjalani usahanya lebih dari dua dekade, menjadi contoh nyata bagaimana UMKM bisa bertahan dan bahkan mengakar dalam kultur lokal. Di tengah gempuran modernisasi dan serbuan makanan cepat saji, usaha beliau tetap diminati karena orisinalitas dan konsistensinya menjaga cita rasa. Berjualan dengan gerobak sederhana, Pak Lee menjajakan dagangannya di kawasan Lapangan Pahlawan, titik kumpul favorit warga saat bersantai di sore hingga malam hari.
Kuliner Khas, Cita Rasa Kelas Atas dari Gerobak Sederhana
Baca Juga
Tahu tek tek milik Pak Lee bukan hanya sekadar makanan jalanan. Banyak pelanggan menganggapnya sebagai rasa yang membawa nostalgia dan kenyamanan. Tidak mengherankan jika pelanggannya berasal dari berbagai kalangan—mulai dari anak sekolah, mahasiswa, pegawai kantor, hingga dosen. Semua seakan setuju bahwa racikan tahu tek Pak Lee punya keunikan tersendiri.
Apa yang membuatnya berbeda? Ternyata, semua bahan dan bumbu diracik sendiri oleh beliau. Mulai dari tahu, lontong, tauge, hingga saus kacang, semuanya diolah tanpa bantuan orang lain. Tak ada proses instan atau bahan siap pakai. Ketekunan dan perhatian terhadap kualitas menjadikan tahu tek ini bukan sekadar makanan, melainkan warisan rasa yang terus dilestarikan.
Pak Lee sendiri menyebut bahwa dirinya adalah satu-satunya penjual tahu tek tek di Kota Sumbawa. Tak heran, keberadaannya dianggap sebagai pelopor sekaligus penjaga tradisi rasa khas yang mulai langka. Di antara hiruk pikuk kuliner kekinian, kehadiran tahu tek tek racikan tangan Pak Lee menjadi bukti bahwa masyarakat masih mencintai kuliner lokal dengan sentuhan personal.
Bertahan Tanpa Bantuan, Melangkah dengan Ketekunan
Meskipun telah menjalani usaha selama bertahun-tahun dan dikenal luas, Pak Lee tidak pernah menerima bantuan dari pihak manapun. Tidak dari koperasi, lembaga keuangan, apalagi dari pemerintah. Semua dijalani secara mandiri sejak awal. Hal ini menggambarkan betapa kuatnya karakter pelaku UMKM seperti beliau, yang bertahan hanya berbekal semangat dan kepercayaan pada hasil kerja keras sendiri.
Tantangan tentu tidak sedikit. Salah satunya adalah cuaca. Saat hujan turun, ia kesulitan berjualan karena gerobaknya tidak memiliki pelindung memadai. Namun, itu tidak menjadi alasan untuk menyerah. Pak Lee tetap berjualan dengan konsistensi yang menginspirasi. Ia memilih untuk terus berdagang di kawasan Lapangan Pahlawan, lokasi strategis yang ramai oleh pengunjung, terutama saat sore menjelang malam.
Pesan beliau kepada generasi muda yang ingin terjun ke dunia usaha sangat sederhana tapi mengandung kekuatan besar. “Jangan malu, jangan gengsi, yang penting halal dan dikerjakan dengan sungguh-sungguh,” ujarnya. Prinsip hidupnya adalah bekerja keras, jujur, dan tidak menggantungkan nasib pada orang lain. Sebuah nasihat yang relevan tidak hanya untuk wirausahawan, tapi juga untuk siapa pun yang sedang memperjuangkan mimpi.
Menjaga Tradisi, Membangun Ekonomi Lokal
Kisah Pak Lee bukan sekadar cerita tentang usaha kecil yang bertahan. Lebih dari itu, ia menunjukkan bahwa UMKM bisa menjadi pelindung budaya kuliner sekaligus motor penggerak ekonomi daerah. Di tangan beliau, tahu tek tek bukan hanya produk makanan, tetapi simbol ketekunan dan keberanian dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Apa yang dilakukan Pak Lee mencerminkan esensi dari UMKM: usaha dengan modal terbatas namun digerakkan oleh semangat besar. Ia menjawab tantangan zaman bukan dengan teknologi canggih, melainkan dengan konsistensi dalam menjaga kualitas dan pelayanan. Bukan dengan kampanye besar-besaran, tapi lewat hubungan emosional yang terbangun dari pelanggan yang datang kembali, hari demi hari.
Di masa kini, ketika segala hal bergerak cepat dan instan, semangat seperti ini sangat penting untuk diangkat. Bukan hanya sebagai bentuk penghargaan terhadap pelaku UMKM, tetapi juga untuk menyadarkan masyarakat bahwa ekonomi kerakyatan masih sangat relevan dan layak mendapat dukungan luas.
Harapan untuk Dukungan Nyata kepada UMKM
Melihat perjuangan Pak Lee, sudah saatnya berbagai pihak memberi perhatian yang lebih konkret terhadap pelaku UMKM lokal. Bantuan modal, pelatihan usaha, fasilitas tempat berjualan yang layak, dan akses terhadap program pemerintah adalah bentuk dukungan yang seharusnya mudah dijangkau oleh orang-orang seperti beliau.
Sebagai masyarakat, kita pun punya tanggung jawab moral untuk mendukung UMKM. Caranya sederhana—membeli produk mereka, membantu promosi, dan tidak meremehkan usaha kecil. Karena dari usaha kecil inilah harapan besar tumbuh. Gerobak tahu tek di pinggir jalan mungkin tampak biasa, namun di baliknya ada cerita luar biasa tentang kerja keras, dedikasi, dan cinta pada profesi.
Tahu tek tek Pak Lee telah menjadi lebih dari sekadar makanan. Ia adalah simbol ketekunan, warisan budaya lokal, dan semangat mandiri yang layak dijadikan inspirasi. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh kompetisi, ketulusan dan konsistensi seperti inilah yang seharusnya mendapat tempat istimewa.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Samsung Galaxy S25 FE Hadirkan Fitur Unggulan
- 27 Juli 2025
2.
3.
Bone Conduction Xiaomi Hadir dengan Fitur Renang
- 27 Juli 2025
4.
BYD Kendalikan Harga untuk Pasar Mobil Listrik
- 27 Juli 2025
5.
Jus Elderberry Terbukti Ilmiah Turunkan Berat Badan
- 27 Juli 2025