
JAKARTA - Langkah Malaysia dalam menekan beban hidup warganya kembali terlihat melalui kebijakan pengurangan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis RON 95. Pemerintah setempat memutuskan menurunkan harga BBM untuk masyarakat lokal, sebagai bagian dari komitmen jangka pendek menghadapi inflasi dan tekanan biaya hidup.
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengumumkan bahwa harga RON 95 akan diturunkan menjadi 1,99 ringgit per liter atau sekitar Rp7.680, menggunakan asumsi kurs Rp3.859 per ringgit. Ini berarti terjadi penurunan dari harga sebelumnya yang sebesar 2,05 ringgit per liter atau setara dengan Rp7.910.
Kebijakan ini akan diberlakukan sebelum akhir September 2025 dan hanya berlaku untuk warga negara Malaysia. Sementara itu, warga asing tetap diwajibkan membayar harga pasar tanpa subsidi. Penurunan ini terjadi sebagai bagian dari penambahan alokasi subsidi dari pemerintah yang ditujukan secara spesifik kepada masyarakat lokal.
Baca JugaHarga BBM Malaysia Turun, Beban Hidup Rakyat Diringankan Pemerintah
Langkah ini tentu menimbulkan perbandingan yang menarik dengan harga BBM RON 95 di Indonesia. Saat ini, harga Pertamax Green dari PT Pertamina (Persero) yang memiliki kadar RON 95 dibanderol Rp13.250 per liter. Produk serupa dari SPBU lain seperti Shell V-Power, Revvo 95 dari SPBU Vivo, dan BP Ultimate dari BP-AKR, masing-masing dijual di kisaran Rp13.300 hingga Rp13.800 per liter.
Perbedaan harga yang cukup signifikan ini menjadi sorotan tersendiri, mengingat kedua negara memiliki posisi geografis yang berdekatan serta hubungan dagang dan energi yang cukup erat. Namun, kebijakan subsidi menjadi pembeda utama yang memengaruhi harga eceran BBM masing-masing negara.
Anwar Ibrahim menjelaskan bahwa penurunan harga BBM ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam menjawab keresahan publik yang meningkat akibat biaya hidup yang terus naik dalam beberapa bulan terakhir. Dengan adanya subsidi tambahan, pemerintah berharap dapat meredam gejolak sosial dan ekonomi yang berkembang.
"Saya mengakui adanya keluhan dan menerima bahwa biaya hidup tetap menjadi tantangan yang harus diatasi, meskipun kami telah mengumumkan berbagai langkah sejauh ini," ujar Anwar, dalam pernyataannya pada Kamis, 24 Juli 2025.
Kebijakan ini juga dilakukan menjelang aksi demonstrasi yang direncanakan berlangsung di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, akhir pekan mendatang. Protes tersebut bertujuan untuk mendesak pengunduran diri Anwar Ibrahim atas berbagai janji reformasi yang dinilai belum terpenuhi, termasuk dalam pengelolaan ekonomi dan pengendalian inflasi.
Penurunan harga BBM ini diharapkan dapat menenangkan situasi politik dalam negeri sekaligus mengurangi tekanan masyarakat kelas menengah dan bawah yang paling terdampak kenaikan harga barang.
Di samping penyesuaian harga BBM, pemerintah Malaysia juga merilis kebijakan lain untuk membantu meringankan beban masyarakat, yakni berupa bantuan langsung tunai (BLT) kepada seluruh warga negara berusia di atas 18 tahun.
Anwar menyatakan bahwa bantuan tunai ini akan diberikan satu kali dengan nilai sebesar 100 ringgit atau sekitar Rp385.920. Proses pencairannya akan dimulai pada tanggal 31 Agustus 2025.
Program BLT ini merupakan bagian dari skema pengeluaran negara dengan anggaran total sebesar 15 miliar ringgit atau senilai sekitar Rp57,89 triliun. Dana tersebut dipersiapkan khusus untuk mendukung kelompok masyarakat yang paling terdampak oleh fluktuasi ekonomi dan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok.
Dengan dua kebijakan utama, yakni subsidi harga BBM dan pemberian BLT, Malaysia berupaya menstabilkan kondisi sosial dan ekonomi di tengah tantangan domestik dan global. Di satu sisi, langkah ini dipandang positif karena memperlihatkan respons cepat pemerintah terhadap keresahan rakyat. Namun di sisi lain, pengamat ekonomi menilai bahwa kebijakan subsidi seperti ini harus tetap dikontrol agar tidak membebani anggaran negara dalam jangka panjang.
Kebijakan subsidi BBM juga memperlihatkan pendekatan populis dari pemerintahan Anwar Ibrahim yang kini berada dalam sorotan publik. Dengan penurunan harga RON 95 yang hanya berlaku bagi warga Malaysia, pemerintah menunjukkan fokusnya terhadap perlindungan domestik, meskipun keputusan ini berpotensi memengaruhi relasi harga di kawasan regional.
Secara keseluruhan, pengurangan harga BBM menjadi simbol dari komitmen pemerintah dalam menjawab tantangan biaya hidup. Meski bukan solusi permanen, langkah ini dapat memberikan ruang nafas sementara bagi masyarakat, terutama menjelang protes dan tekanan politik yang meningkat.
Keputusan strategis semacam ini menjadi ujian kebijakan fiskal dan stabilitas sosial bagi pemerintahan Anwar Ibrahim. Efektivitasnya akan sangat tergantung pada pelaksanaan di lapangan dan bagaimana pemerintah dapat menjaga keberlanjutan program subsidi tanpa menimbulkan beban fiskal yang berlebihan.
Dengan melihat dinamika ini, jelas bahwa kebijakan ekonomi dan sosial harus selalu diiringi dengan strategi komunikasi publik yang efektif, agar tidak hanya menenangkan situasi politik, tetapi juga memberi dampak langsung kepada kehidupan masyarakat yang semakin menuntut kejelasan arah kebijakan dari pemimpinnya.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
2.
Properti Mewah BSD City Terus Menarik Minat Konsumen
- 24 Juli 2025
3.
4.
Ganti Faskes BPJS via Aplikasi JKN, Mudah Lewat HP
- 24 Juli 2025
5.
UMKM Digital Tumbuh Sehat Lewat Sistem Pajak Tertib
- 24 Juli 2025