Layanan Penyeberangan Truk Tronton Belum Normal, Macet Mengular 28 Km
- Kamis, 24 Juli 2025

JAKARTA - Kemacetan parah di jalur utama Situbondo-Banyuwangi disebabkan belum pulihnya layanan penyeberangan untuk kendaraan besar jenis truk tronton di Pelabuhan Ketapang. Kondisi ini sudah berlangsung beberapa hari dan menyebabkan antrean mengular hingga puluhan kilometer.
Gangguan pada layanan penyeberangan truk tronton di Dermaga LCM, Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, berdampak serius pada kelancaran arus lalu lintas. Kemacetan yang terjadi sejak beberapa hari lalu makin meluas, bahkan pada Kamis, 24 Juli 2025, antrean kendaraan besar mencapai panjang hampir 30 kilometer. Antrean dimulai dari area Pelabuhan Ketapang hingga ke wilayah Alas Baluran yang berada di perbatasan Kabupaten Situbondo.
Kondisi ini menjadi perhatian aparat kepolisian dan otoritas pelabuhan. Wakapolresta Banyuwangi, AKBP Teguh Priyo Wasono, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menangani kemacetan tersebut, termasuk berkoordinasi dengan ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang dan KSOP Tanjung Wangi.
Baca Juga
“Pada Kamis pagi hari ini, kita ketahui ada penambahan kapal di Dermaga LCM ini, ada enam kapal penyeberangan khusus untuk tronton,” kata Teguh dalam keterangan resmi.
Jumlah kapal tersebut meningkat dibandingkan hari sebelumnya, Rabu 23 Juli 2025, yang hanya mengoperasikan empat kapal di dermaga tersebut. Namun, angka ini masih di bawah kondisi normal, di mana biasanya tersedia sembilan kapal yang melayani penyeberangan truk-truk besar di tiga dermaga plengsengan.
Guna mengurangi penumpukan kendaraan, dua kapal tambahan juga beroperasi di Dermaga Bulusan. Kapal-kapal ini diharapkan dapat membantu mempercepat proses penyeberangan bagi truk-truk tronton yang menumpuk di kantong parkir dan jalur utama.
Kemacetan Makin Parah Akibat Jalur Alternatif Tertutup
Tak hanya terbatas pada layanan dermaga, masalah ini juga diperparah oleh penutupan Jalur Gumitir jalur penghubung utama antara Banyuwangi dan Jember yang membuat arus kendaraan logistik terkonsentrasi melalui jalur Situbondo-Banyuwangi. Akibatnya, kemacetan menjadi tidak terelakkan.
Kemacetan tidak hanya terjadi di depan pelabuhan, tetapi juga menyebar hingga ke beberapa titik di sepanjang jalur. Meskipun antrean bersifat putus-putus di beberapa bagian, namun panjang keseluruhannya tetap mencapai sekitar 28 kilometer. Kendaraan-kendaraan besar, terutama truk-truk tronton yang hendak menyeberang ke Bali, menjadi mayoritas dalam antrean panjang ini.
Truk-truk tersebut harus melalui sistem antrean yang ketat sebelum bisa masuk pelabuhan. Pertama, kendaraan diarahkan untuk masuk ke kantong parkir di Dermaga Bulusan. Dari situ, mereka akan diarahkan ke Pelabuhan Ketapang jika sudah tersedia ruang dan jadwal penyeberangan.
Sopir Truk: Ini Kemacetan Terburuk Selama Bertahun-tahun
Sejumlah sopir mengaku belum pernah mengalami kemacetan separah ini. Ginanjar, seorang sopir truk tronton yang membawa muatan menuju Denpasar, mengatakan bahwa ia sudah terjebak macet sejak Rabu, 23 Juli 2025, sekitar pukul 12.00 WIB. Hingga Kamis, 24 Juli 2025 pagi, truknya baru bisa menempuh jarak sekitar 5 kilometer.
“Saya mau kirim muatan ke Denpasar. Ini kemacetan paling parah sejak saya nyopir tahun 2018,” ungkap Ginanjar, yang biasa melintasi jalur Situbondo-Banyuwangi dua pekan sekali.
Sopir lain, Yosep, juga mengalami hal serupa. Ia menyebut dirinya terjebak sejak pukul 5 sore sehari sebelumnya di Wongsorejo. Ketika ditemui pada Kamis sekitar pukul 10.00 WIB, posisinya masih belum banyak berubah.
“Teman-teman yang sudah sampai Bulusan saja, sampai saat ini belum bisa bergerak. Jadi paling besok baru bisa masuk Pelabuhan Ketapang,” ujar Yosep dengan nada pesimis.
Upaya Penguraian: Ratusan Personel Diterjunkan
Polresta Banyuwangi menurunkan ratusan personel untuk membantu mengurai kemacetan yang terjadi. Mereka disebar di beberapa titik kemacetan dan simpul lalu lintas untuk mengatur pergerakan kendaraan dan mencegah penambahan antrean yang tidak terkendali.
Meskipun begitu, tantangan di lapangan cukup besar. Jalur yang digunakan merupakan jalur utama dan terbatas dari segi kapasitas. Truk-truk besar membutuhkan ruang lebih luas untuk bermanuver, dan setiap penundaan sekecil apapun bisa menyebabkan efek domino yang memperparah antrean.
Pantauan dari aplikasi Google Maps menunjukkan bahwa jalur dari Alas Baluran hingga Pelabuhan Ketapang hampir seluruhnya berwarna merah menandakan kemacetan berat. Di titik-titik tertentu seperti simpang tiga dan persimpangan strategis, pergerakan kendaraan nyaris stagnan.
Operasional Dermaga MB dan Solusi Jangka Pendek
Di sisi lain, dermaga MB yang biasa digunakan untuk kendaraan pribadi dan truk kecil tetap beroperasi secara normal. Di Dermaga MB 4, tercatat ada empat kapal yang aktif beroperasi dan melayani kendaraan ringan.
Pemerintah daerah bersama otoritas pelabuhan sedang berusaha mempercepat pemulihan operasional kapal di Dermaga LCM agar layanan kembali optimal. Selain menambah jumlah kapal, strategi penjadwalan ulang juga dilakukan agar distribusi kendaraan lebih merata dan terkoordinasi.
Meski langkah-langkah ini bisa membantu dalam jangka pendek, tetap dibutuhkan solusi struktural agar kejadian serupa tidak berulang. Penguatan infrastruktur pelabuhan, manajemen arus kendaraan, serta peningkatan jumlah kapal menjadi beberapa opsi yang patut dipertimbangkan untuk jangka menengah hingga panjang.
Perlu Koordinasi Lintas Instansi dan Evaluasi Menyeluruh
Masalah kemacetan di jalur Situbondo-Banyuwangi ini mencerminkan pentingnya kesiapan infrastruktur transportasi dalam menghadapi lonjakan volume kendaraan logistik. Penyeberangan Pelabuhan Ketapang yang terganggu memberi dampak luas terhadap distribusi barang, keterlambatan pengiriman, dan beban psikologis pada sopir.
Diperlukan evaluasi menyeluruh dari pemerintah pusat hingga daerah agar ke depannya, sistem transportasi darat dan laut dapat saling mendukung. Termasuk di dalamnya peningkatan kapasitas dermaga, sistem informasi arus kendaraan, serta perencanaan darurat saat terjadi gangguan layanan.
Tanpa langkah nyata, jalur penting seperti Situbondo-Banyuwangi akan terus menjadi titik lemah dalam rantai logistik nasional.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
2.
Properti Mewah BSD City Terus Menarik Minat Konsumen
- 24 Juli 2025
3.
4.
Ganti Faskes BPJS via Aplikasi JKN, Mudah Lewat HP
- 24 Juli 2025
5.
UMKM Digital Tumbuh Sehat Lewat Sistem Pajak Tertib
- 24 Juli 2025