AAUI Optimistis Hadapi Tantangan, Siapkan Solusi Inovatif 2025

AAUI Optimistis Hadapi Tantangan, Siapkan Solusi Inovatif 2025
AAUI Optimistis Hadapi Tantangan, Siapkan Solusi Inovatif 2025

JAKARTA - Industri asuransi umum di Indonesia tengah menghadapi sejumlah tantangan besar menjelang akhir tahun 2025. Seiring berjalannya waktu, tantangan tersebut tidak hanya bersifat jangka pendek, namun juga mengakar secara struktural dan berdampak pada daya saing industri secara menyeluruh.

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Budi Herawan, menyoroti beberapa isu strategis yang perlu menjadi perhatian pelaku industri. Salah satunya adalah semakin ketatnya margin underwriting yang dipicu oleh kenaikan risiko, namun tidak diimbangi dengan penyesuaian premi secara proporsional.

"Underwriting margin makin ketat akibat peningkatan risiko tanpa diikuti kenaikan premi yang proporsional," ujar Budi, Rabu (23/7/2025).

Baca Juga

Promo Tiket Garuda Indonesia Kembali Digelar Lewat SOTF 2025

Kondisi ini mengindikasikan bahwa meski risiko semakin kompleks, perusahaan asuransi masih kesulitan untuk menetapkan harga premi yang sepadan dengan eksposur yang ditanggung. Dampaknya, potensi penurunan profitabilitas tidak dapat dihindari jika tidak dilakukan pembenahan mendasar dalam strategi bisnis.

Selain itu, industri juga menghadapi tekanan dari pasar reasuransi global. Saat ini, kondisi hard market masih berlangsung, di mana tarif reasuransi mengalami kenaikan, sementara kapasitasnya terbatas.

"Tekanan dari reasuradur global yang masih menghadapi kondisi hard market menyebabkan tarif reasuransi naik dan kapasitasnya terbatas," jelas Budi.

Ketergantungan terhadap kapasitas dari perusahaan reasuransi luar negeri menjadikan asuransi umum di Indonesia semakin rentan terhadap fluktuasi global, terutama di tengah meningkatnya risiko bencana alam, perubahan iklim, dan tren risiko baru seperti siber.

AAUI Ungkap Tantangan Bagi Asuransi Umum Hingga Akhir Tahun 2025

Tidak hanya tekanan dari aspek keuangan, tantangan lain juga muncul dari sisi distribusi dan pelayanan. Budi menekankan bahwa rendahnya literasi dan penetrasi asuransi masih menjadi persoalan serius, terutama di segmen ritel dan UMKM yang sebenarnya memiliki potensi pasar cukup besar.

"Ditambah, rendahnya literasi asuransi dan penetrasi di segmen ritel dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sehingga potensi pasar belum tergarap optimal," katanya.

Masalah lainnya adalah belum meratanya transformasi digital, terutama di luar wilayah Jakarta dan kota-kota besar. Keterbatasan infrastruktur dan sumber daya manusia di daerah menyebabkan distribusi produk dan pelayanan berbasis digital belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

"Transformasi digital yang belum merata, terutama di luar Jakarta dan kota-kota besar, membatasi efektivitas distribusi dan pelayanan," ungkap Budi.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Budi mendorong agar perusahaan asuransi umum segera mengambil langkah strategis melalui diversifikasi produk dan inovasi. Ia menganjurkan pengembangan produk-produk yang relevan dengan kebutuhan masa kini dan masa depan.

"Perusahaan asuransi umum perlu melakukan diversifikasi lini bisnis dan inovasi produk," tegasnya.

Beberapa contoh produk yang disarankan oleh AAUI antara lain adalah asuransi mikro, perlindungan untuk kendaraan listrik, serta produk hybrid yang dapat melindungi dari risiko emerging seperti serangan siber dan parametric insurance.

"Misalnya, melakukan pengembangan asuransi mikro, asuransi untuk kendaraan listrik, serta produk-produk hybrid yang mengadopsi perlindungan untuk risiko emerging, seperti risiko siber dan parametric insurance," jelas Budi.

Langkah strategis lainnya adalah dengan memaksimalkan teknologi digital, baik dalam distribusi produk maupun proses klaim. Automasi proses dinilai penting untuk meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing harga.

Budi juga mendorong penerapan manajemen risiko yang lebih kuat dan penerapan pricing berbasis data agar perusahaan mampu mengelola risiko lebih tepat serta menetapkan harga premi secara lebih akurat sesuai eksposur aktual.

"Melakukan penguatan manajemen risiko dan penerapan pricing berbasis data, agar perusahaan lebih adaptif dalam mengelola risiko dan menetapkan premi yang sesuai," ujarnya.

Kinerja Premi dan Klaim Menunjukkan Tren Stagnan

Data terbaru yang dihimpun AAUI memperlihatkan bahwa pendapatan premi industri asuransi umum pada kuartal I-2025 hanya tumbuh tipis. Total premi yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp 30,53 triliun, atau meningkat hanya 0,3% dari periode yang sama tahun lalu yang mencatat Rp 30,45 triliun.

Pertumbuhan yang stagnan ini menjadi tanda bahwa industri perlu mencari terobosan baru dalam memperluas basis pelanggan, mengingat tantangan yang dihadapi semakin berat dari waktu ke waktu.

Di sisi lain, beban pembayaran klaim mengalami kenaikan yang cukup signifikan. AAUI mencatat nilai klaim pada kuartal I-2025 mencapai Rp 10,98 triliun, meningkat 4,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kondisi ini menambah tekanan pada arus kas perusahaan asuransi umum, mengingat rasio klaim meningkat sementara pertumbuhan premi hampir tidak bergerak. Jika dibiarkan, situasi ini berpotensi menggerus margin keuntungan yang sudah sempit sejak awal.

Dorongan untuk Berbenah dan Bangun Daya Saing Berkelanjutan

Dengan berbagai tekanan yang datang dari aspek finansial, teknologi, hingga regulasi, pelaku industri asuransi umum dituntut untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga beradaptasi secara cepat. Inovasi, kolaborasi, dan penggunaan teknologi menjadi kunci dalam membangun daya saing yang berkelanjutan.

AAUI mendorong pelaku industri untuk mengubah cara pandang dan pola bisnis lama yang tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman. Fleksibilitas dalam merancang produk, ketangguhan dalam manajemen risiko, serta keterbukaan terhadap kerja sama lintas sektor menjadi hal penting yang harus ditingkatkan.

Meski tantangan masih membayangi hingga akhir tahun, bukan berarti tidak ada peluang. Bagi perusahaan yang mampu melakukan transformasi secara menyeluruh, tahun 2025 bisa menjadi titik awal pembenahan menyeluruh yang akan memperkuat fondasi industri asuransi umum untuk memasuki era baru yang lebih kompetitif dan berkelanjutan.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

BNI Dukung Rumah Subsidi, Salurkan 25.000 Unit KPR FLPP

BNI Dukung Rumah Subsidi, Salurkan 25.000 Unit KPR FLPP

Bank Indonesia Buka Beasiswa 2025, Ini Tahapan Seleksinya

Bank Indonesia Buka Beasiswa 2025, Ini Tahapan Seleksinya

OJK dan Kemenkum Perkuat Pertukaran Data Jaminan Fidusia

OJK dan Kemenkum Perkuat Pertukaran Data Jaminan Fidusia

Investor Syariah Aktif Dongkrak Transaksi Pasar Modal Syariah

Investor Syariah Aktif Dongkrak Transaksi Pasar Modal Syariah

Harga BBM Malaysia Turun, Beban Hidup Rakyat Diringankan Pemerintah

Harga BBM Malaysia Turun, Beban Hidup Rakyat Diringankan Pemerintah