
JAKARTA - Membeli rumah dengan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi pilihan banyak orang karena dianggap lebih ringan dibandingkan membeli secara tunai. Namun, di balik kemudahan cicilan bulanan, ada tanggung jawab keuangan yang tidak bisa dianggap sepele. Salah satu yang penting diperhatikan adalah kesiapan tabungan sebelum pengajuan KPR dilakukan.
Dalam proses pengajuan KPR, tidak hanya cicilan yang menjadi fokus utama, tetapi juga kesiapan dana awal seperti uang muka (down payment/DP) dan dana cadangan untuk keperluan mendesak. Persiapan keuangan yang matang menjadi fondasi penting sebelum seseorang melangkah membeli rumah dengan cara kredit.
Pakar-pakar keuangan memberikan pandangan yang dapat membantu calon pembeli rumah menavigasi proses ini dengan lebih bijak.
Baca JugaPenyaluran KUR BRI Dukung Ketahanan Pangan dan Ekonomi Rakyat
Jumlah tabungan ideal sebelum mengajukan KPR bergantung pada harga rumah yang ingin dibeli. Menurut Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, hal pertama yang harus dipastikan adalah kesiapan untuk membayar DP. Setelah itu, yang terpenting adalah kemampuan untuk membayar cicilan setiap bulan secara rutin.
“Kalau sudah ada dana untuk bayar DP, pembeli rumah hanya perlu memastikan cicilannya lancar dan ada dana di tabungan,” ujar Andy.
Namun, Andy menambahkan bahwa memiliki tabungan hanya untuk DP dan cicilan saja tidak cukup. Ia menekankan pentingnya mempersiapkan dana darurat yang terpisah dari dana operasional dan cicilan.
"Jadi ada 10 persen dana darurat yang memang mengendap di tabungan dan kemudian ada yang untuk selebihnya digunakan untuk bayar cicilan kredit rumah tadi," jelasnya.
Untuk menghindari campur aduk antara dana darurat dan cicilan KPR, Andy menyarankan untuk memiliki rekening terpisah. Ia menjelaskan bahwa sistem autodebit dari bank bisa secara otomatis mengambil dana tanpa mempertimbangkan apakah itu dana darurat atau bukan.
"Kalau bank pasti autodebit, sudah nggak lihat-lihat lagi. Pokoknya ada duit di situ autodebit gitu kan dan cukup untuk pembayaran cicilannya. Ternyata dana darurat kita di situ ya, buat mereka pokoknya autodebit aja nah kita kan yang kerepotan nanti. Jadi dana darurat kita akan terpakai buat bayar cicilannya," ungkapnya.
Pentingnya Dana Darurat: Pendapat Praktisi Perbankan
Sementara itu, Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran, Arianto Muditomo, juga menyoroti pentingnya memiliki tabungan sebelum membeli rumah dengan skema KPR. Ia menyatakan bahwa jumlah tabungan yang aman idealnya setara dengan 3 hingga 6 bulan gaji.
Menurutnya, tabungan ini berfungsi sebagai dana darurat yang tidak boleh digunakan untuk kebutuhan lain kecuali untuk kondisi yang benar-benar mendesak. Dana darurat ini harus terpisah dari dana yang dialokasikan untuk kebutuhan harian dan pembayaran cicilan.
"Idealnya, menyiapkan dana darurat dan tabungan pokok lebih penting sebelum membeli rumah agar kondisi keuangan tetap aman ketika terjadi hal tak terduga. Setelah dana darurat stabil (minimal 3-6 bulan pengeluaran), barulah bisa fokus menabung untuk DP rumah," kata Arianto.
Membeli rumah tanpa adanya tabungan darurat dinilai sangat berisiko secara finansial. Bukan hanya dari sisi kenyamanan keuangan pribadi, tetapi juga berpengaruh terhadap penilaian bank dalam proses pengajuan kredit.
"Bank ingin memastikan bahwa calon debitur punya kemampuan mengelola uang dan memiliki cadangan kas, yang bisa menjadi sinyal positif dalam proses analisis kredit," jelas Arianto.
Tabungan Jadi Penentu Disetujui atau Tidaknya Pengajuan KPR
Arianto juga menjelaskan bahwa keberadaan tabungan aktif menjadi bagian penting dalam penilaian bank terhadap kelayakan kredit seorang calon debitur. Bank tidak hanya melihat pendapatan, tetapi juga kebiasaan menabung dan kondisi rekening.
Apabila seseorang tidak memiliki rekening tabungan yang aktif atau dana cadangan yang memadai, kemungkinan besar bank akan menolak pengajuan KPR tersebut. Hal ini menjadi perhatian penting, terutama bagi pekerja dengan gaji setara Upah Minimum Regional (UMR).
Tabungan tidak hanya berfungsi sebagai cadangan dana saat terjadi keadaan darurat, tetapi juga mencerminkan kemampuan seseorang dalam mengelola keuangan secara bijak.
Langkah Praktis Sebelum Ajukan KPR
Melihat pendapat dari para pakar, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan sebelum mengajukan KPR:
Hitung kemampuan finansial – Pastikan cicilan KPR tidak melebihi 30–35% dari penghasilan bulanan.
Kumpulkan dana DP – Siapkan dana uang muka setidaknya 10–20% dari harga rumah.
Bangun dana darurat – Simpan dana setara 3–6 bulan gaji untuk kebutuhan mendesak.
Pisahkan rekening – Gunakan rekening berbeda untuk dana darurat dan pembayaran cicilan.
Pastikan arus kas stabil – Hindari utang konsumtif dan usahakan cash flow tetap positif setiap bulan.
Perencanaan Kunci Keberhasilan KPR
Mengajukan KPR bukan hanya soal kemampuan membayar cicilan setiap bulan. Lebih dari itu, kesiapan keuangan secara keseluruhan menjadi aspek yang sangat krusial. Dengan memiliki tabungan yang cukup—baik untuk DP, cicilan, maupun dana darurat—maka proses pengajuan KPR bisa berjalan lancar dan keuangan pribadi tetap terjaga.
Pakar keuangan dan perbankan sepakat bahwa kesiapan tabungan adalah indikator penting dalam menentukan apakah seseorang layak atau tidak untuk menerima pinjaman KPR. Maka dari itu, memulai perencanaan sejak dini sangatlah penting bagi siapa pun yang ingin memiliki hunian impian.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
2.
Properti Mewah BSD City Terus Menarik Minat Konsumen
- 24 Juli 2025
3.
4.
Ganti Faskes BPJS via Aplikasi JKN, Mudah Lewat HP
- 24 Juli 2025
5.
UMKM Digital Tumbuh Sehat Lewat Sistem Pajak Tertib
- 24 Juli 2025