
JAKARTA - Kereta api selalu menjadi pilihan transportasi utama bagi banyak masyarakat Indonesia. Selain efisien, bebas dari kemacetan, dan tepat waktu, kenyamanan serta peningkatan layanan menjadikan kereta api semakin diminati. Di balik sejarah panjangnya, sejumlah kereta api di Tanah Air rupanya pernah mengalami perubahan nama karena berbagai alasan.
Beberapa faktor yang melatarbelakangi pergantian nama tersebut antara lain adanya peristiwa luar biasa (PLH), penyesuaian rute, penggantian kelas layanan, atau peluncuran ulang sebagai penerus dari kereta sebelumnya. Transformasi nama ini menjadi catatan penting dalam evolusi layanan kereta api Indonesia.
Berikut tujuh kereta api yang mengalami perubahan nama, lengkap dengan latar belakang dan perkembangannya:
Baca Juga
1. KA Suryajaya Menjadi Argo Bromo Anggrek
Pergantian nama ini bermula pada tahun 1995 ketika PT Kereta Api Indonesia (saat itu masih bernama Perumka) melakukan tes pasar dengan menghadirkan layanan kereta rute Surabaya–Jakarta. Respons masyarakat yang tinggi mendorong peluncuran KA Suryajaya secara resmi pada tahun 1994.
Namun, hanya berselang satu tahun, pada 17 Agustus 1995, KA Argo Bromo Anggrek resmi diperkenalkan, menggantikan operasional KA Suryajaya. Kini, kereta ini hadir dalam layanan kelas Suites Class Compartment dan menggunakan sarana Kereta Eksekutif New Generation buatan PT INKA.
2. KA Badrasurya, Pendahulu KA Pasundan
Kereta api Badrasurya dioperasikan pada era 1970-an dan merupakan layanan kereta ekonomi yang menghubungkan Surabaya dan Bandung. Nama Badrasurya sendiri merupakan singkatan dari Bandung Raya Surabaya.
Setelah melayani selama dua dekade lebih, pada tahun 1997 kereta ini berhenti beroperasi dan digantikan oleh KA Pasundan yang melayani rute Surabaya Gubeng–Kiaracondong PP. Kini, KA Pasundan telah menggunakan kereta Ekonomi New Generation versi modifikasi.
3. KA Mutiara Utara Menjadi KA Sembrani
Pada tahun 1971, masyarakat diperkenalkan dengan KA Mutiara Utara sebagai layanan kelas eksekutif. Seiring dengan perubahan rute dan kebutuhan peningkatan layanan, nama kereta ini berubah menjadi KA Sembrani.
Perjalanan perdana KA Sembrani berlangsung pada 1 Oktober 1995. Saat ini, kereta ini masih melayani kelas eksekutif dan luxury, dengan menggunakan sarana Stainless Steel Generasi Pertama.
4. Fajar Padjajaran dan Senja Mataram Kini Jadi KA Lodaya
Dulu, dua nama berbeda ini digunakan untuk melayani rute Bandung–Yogyakarta. Namun, pada 1 September 1992, rute diperpanjang hingga Solo Balapan.
Transformasi nama menjadi KA Lodaya dilakukan pada 20 Mei 2000. Kini, KA Lodaya hadir dengan kelas Eksekutif dan Ekonomi, serta menggunakan sarana Kereta Stainless Steel New Generation.
5. KA Gaya Baru Malam Utara Berganti Menjadi KA Kertajaya
Kereta Gaya Baru Malam Utara dioperasikan sejak tahun 1976 dan sempat mengalami masa kejayaan pada 1980-an dengan tingkat okupansi mencapai 114 persen. Namun, dengan berkembangnya layanan, kereta ini kemudian digantikan oleh KA Kertajaya.
KA Kertajaya saat ini melayani rute Surabaya Pasar Turi–Jakarta Pasar Senen PP, dengan kelas Ekonomi Premium menggunakan sarana Stainless Steel Generasi Pertama. KA Kertajaya juga tercatat sebagai salah satu kereta dengan rangkaian terpanjang di Pulau Jawa.
6. KA Argo Cheribon Kini Jadi Cakrabuana dan Gunungjati
Dalam rangka peluncuran GAPEKA 2025, KA Argo Cheribon yang sebelumnya melayani rute Cirebon–Gambir dan Tegal–Cirebon–Gambir PP berganti nama menjadi KA Cakrabuana dan Gunungjati.
Kini, KA Cakrabuana melayani rute Cirebon–Gambir dan Purwokerto–Cirebon–Gambir PP, sementara KA Gunungjati tetap di rute Cirebon–Gambir PP. Keduanya membawa dua kelas layanan yaitu Eksekutif dan Ekonomi, serta menggunakan kereta Eksekutif dan Ekonomi New Image.
7. KA Argo Gede Menjadi KA Parahyangan
Sebelum dikenal sebagai Argo Parahyangan, kereta ini dulunya bernama Argo Gede, yang mulai beroperasi sejak 31 Juli 1995. Nama Argo Gede sendiri diambil dari Gunung Gede yang terletak di Jawa Barat.
Seiring waktu dan menyesuaikan grafik perjalanan, nama Argo Gede kemudian diubah menjadi KA Parahyangan. Saat ini, KA Parahyangan melayani rute Bandung–Gambir PP, dengan dua kelas: Eksekutif dan Ekonomi Premium. Khusus KA Parahyangan Tambahan, layanan hanya tersedia dalam kelas Eksekutif, kadang dilengkapi kereta Panoramic.
Sekilas Tentang Jenis Rangkaian Kereta
Beberapa jenis rangkaian yang digunakan dalam perubahan nama kereta di atas antara lain:
Kereta New Image
Merupakan rangkaian buatan PT INKA yang mulai diproduksi tahun 2016–2017. Menghadirkan desain baru dan peningkatan fasilitas untuk layanan Eksekutif dan Ekonomi.
Kereta Stainless Steel Generasi Pertama
Rangkaian ini diproduksi PT INKA pada 2018–2019, berbahan baja tahan karat. Banyak digunakan oleh kereta jarak jauh seperti KA Sembrani, KA Kertajaya, dan lainnya.
Kereta Stainless Steel New Generation
Generasi terbaru yang mulai diproduksi sejak 2023. Interior lebih modern dan kenyamanan ditingkatkan. Digunakan oleh kereta seperti KA Lodaya dan KA Argo Bromo Anggrek.
Perubahan nama kereta tidak hanya sekadar rebranding, melainkan bagian dari upaya meningkatkan kualitas dan pelayanan kepada penumpang. Di tengah tantangan modernisasi, PT KAI terus bertransformasi agar moda transportasi kereta api tetap menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
2.
Properti Mewah BSD City Terus Menarik Minat Konsumen
- 24 Juli 2025
3.
4.
Ganti Faskes BPJS via Aplikasi JKN, Mudah Lewat HP
- 24 Juli 2025
5.
UMKM Digital Tumbuh Sehat Lewat Sistem Pajak Tertib
- 24 Juli 2025