
JAKARTA -Masa depan ketahanan energi Indonesia tidak hanya ditentukan oleh sumber daya alam yang melimpah atau kemajuan teknologi, tetapi juga oleh keterlibatan aktif generasi mudanya. Dalam konteks ini, peran anak-anak muda dianggap krusial dalam mendukung keberlanjutan sektor energi nasional melalui dua aspek utama: konservasi energi dan keterbukaan terhadap inovasi serta pengembangan energi baru terbarukan.
Kesadaran dan Tindakan Jadi Kunci
Generasi muda memiliki peran yang signifikan dalam membentuk arah masa depan bangsa. Chairman Youth Energy and Environment Council, Fadli Rahman, menekankan bahwa dampak dari tindakan yang dilakukan oleh generasi saat ini akan dirasakan oleh generasi mendatang. Baik itu dampak positif atau negatif, semuanya akan menentukan kualitas hidup di masa depan.
Baca JugaHarga BBM Malaysia Turun, Beban Hidup Rakyat Diringankan Pemerintah
“Semua anak muda itu berperan dalam menimbulkan konsekuensi di masa depan. Artinya, apa pun yang kita lakukan sekarang baik itu positif atau negatif akan memiliki dampak di masa depan,” ujar Fadli saat berbicara dalam acara Ngobrol Energi dan Mineral 2025 yang diselenggarakan di Sarinah, Jakarta.
Pernyataan tersebut menjadi pengingat bahwa generasi muda tidak hanya menjadi penerus bangsa dalam aspek sosial, ekonomi, dan politik, tetapi juga dalam menjaga keseimbangan energi nasional. Dengan kesadaran penuh akan pentingnya pengelolaan energi yang bijak, generasi muda dapat memulai kontribusinya dari hal-hal sederhana di kehidupan sehari-hari.
Konservasi Energi Jadi Langkah Awal
Salah satu langkah konkret yang bisa dilakukan adalah penerapan konservasi energi. Konservasi energi merupakan tindakan sistematis yang bertujuan melestarikan sumber daya energi nasional serta meningkatkan efisiensi penggunaannya. Fadli menegaskan bahwa penghematan energi sangat penting meskipun suatu negara memiliki kekayaan energi melimpah.
“Punya energi sekaya apa pun, kalau kita boros ya tetap kita akan kekurangan energi di masa depan. Makanya, yang pertama harus hemat energi dan konservasi energi,” kata Fadli.
Konservasi energi bisa dimulai dari rumah. Misalnya, mematikan lampu saat tidak digunakan, menggunakan peralatan elektronik hemat energi, dan mengurangi penggunaan pendingin udara berlebihan. Di tingkat komunitas, generasi muda bisa mendorong penggunaan transportasi umum atau bersepeda untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil.
Di tempat kerja maupun di lingkungan pendidikan, kesadaran untuk hemat energi juga bisa ditanamkan melalui kampanye internal, pengelolaan energi gedung secara efisien, hingga program edukasi bagi sesama rekan kerja dan siswa. Dengan pendekatan ini, konservasi energi bisa menjadi gaya hidup yang melekat pada keseharian masyarakat, terutama kalangan muda.
Inovasi dan Terobosan Energi Terbarukan
Selain konservasi, generasi muda juga dituntut untuk terbuka terhadap inovasi dan pengembangan energi baru terbarukan. Saat ini, berbagai potensi energi bersih seperti tenaga surya, air, angin, dan bioenergi tersedia luas di Indonesia. Namun, pemanfaatannya masih terbatas karena keterbatasan teknologi dan minimnya partisipasi publik.
Fadli menyampaikan bahwa inovasi menjadi salah satu jawaban untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang tidak ramah lingkungan. Generasi muda dengan kemampuan adaptasi teknologi tinggi diharapkan mampu mengeksplorasi dan mengembangkan potensi tersebut.
Ia juga mengajak kalangan muda untuk aktif terlibat dalam riset, pengembangan startup energi bersih, hingga advokasi kebijakan yang mendukung transisi energi nasional. Dengan keterlibatan aktif, anak-anak muda tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga menjadi aktor perubahan dalam perjalanan menuju masa depan energi yang lebih hijau.
Kolaborasi dan Kesadaran Kolektif
Kesuksesan transformasi energi tidak bisa dicapai oleh satu pihak saja. Diperlukan kolaborasi dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, hingga komunitas lokal. Di sinilah generasi muda memegang peranan penting sebagai penghubung dan penggerak kolaborasi.
Fadli menekankan bahwa satu aksi kecil bisa memberikan dampak besar jika dilakukan secara kolektif. "Kalau satu orang hemat energi, mungkin tidak terlalu terasa. Tapi kalau satu generasi bergerak bersama, dampaknya luar biasa," jelasnya.
Ia juga menyarankan agar komunitas dan organisasi anak muda mulai memasukkan isu energi ke dalam agenda kegiatan mereka. Melalui berbagai platform seperti seminar, workshop, kampanye digital, hingga proyek sosial, kesadaran akan pentingnya energi berkelanjutan bisa disebarluaskan dengan efektif.
Lebih jauh, edukasi tentang energi dan lingkungan harus menjadi bagian dari kurikulum pendidikan di semua jenjang. Generasi muda yang melek energi dan teknologi akan lebih siap menghadapi tantangan masa depan sekaligus mampu menjadi motor penggerak dalam menciptakan solusi.
Arahkan Masa Depan Energi dengan Kepedulian
Transformasi menuju ketahanan energi nasional yang berkelanjutan memerlukan sinergi antara pengetahuan, tindakan, dan kepedulian sosial. Dalam konteks ini, generasi muda tidak hanya menjadi obyek pembangunan, tetapi juga subyek yang mendorong perubahan.
Dengan menerapkan gaya hidup hemat energi, mendukung pengembangan energi terbarukan, serta aktif dalam kolaborasi lintas sektor, anak-anak muda Indonesia dapat mengarahkan masa depan energi bangsa ke arah yang lebih baik.
Kesadaran ini harus terus dibangun dan dijaga agar Indonesia dapat memanfaatkan kekayaan alamnya secara bijaksana, tanpa merusak warisan bagi generasi mendatang. Dengan semangat kolektif dan tekad untuk berinovasi, generasi muda mampu menjadi pilar utama dalam menjaga ketahanan energi nasional yang berkelanjutan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
2.
Properti Mewah BSD City Terus Menarik Minat Konsumen
- 24 Juli 2025
3.
4.
Ganti Faskes BPJS via Aplikasi JKN, Mudah Lewat HP
- 24 Juli 2025
5.
UMKM Digital Tumbuh Sehat Lewat Sistem Pajak Tertib
- 24 Juli 2025