Peringatan Hari Anak Nasional Wujud Nyata Perlindungan Anak Indonesia

Peringatan Hari Anak Nasional Wujud Nyata Perlindungan Anak Indonesia
Peringatan Hari Anak Nasional Wujud Nyata Perlindungan Anak Indonesia

JAKARTA - Setiap bangsa memiliki tanggung jawab besar untuk menjamin keberlangsungan generasi penerusnya. Di Indonesia, tanggung jawab ini tercermin dalam peringatan Hari Anak Nasional (HAN), yang menjadi pengingat bahwa anak-anak bukan sekadar kelompok usia, melainkan pemegang masa depan bangsa.

Peringatan ini tidak hanya menjadi simbolik semata, namun juga menjadi pengingat kolektif bagi semua elemen masyarakat untuk meningkatkan perhatian dan partisipasi aktif dalam memenuhi hak-hak anak. Hak untuk hidup, tumbuh, berkembang, hingga ikut berpartisipasi dalam lingkungan sosial, adalah bagian dari hak asasi manusia yang melekat pada setiap anak.

Akar Sejarah: Dari Perempuan untuk Anak Bangsa

Baca Juga

Harga Sembako Jogja Stabil, Cabai Alami Kenaikan Wajar

Sejarah HAN tidak dapat dipisahkan dari peran penting organisasi perempuan Indonesia. Gagasan awal muncul dari Kongres Wanita Indonesia (Kowani), yang dikenal sebagai organisasi besar perempuan yang berdiri sejak lama. Meskipun secara resmi berdiri pada pertengahan abad ke-20, akar Kowani sudah bersemi sejak Kongres Perempuan Indonesia pertama yang berlangsung pada akhir 1920-an.

Dalam sidang yang diselenggarakan oleh Kowani beberapa dekade lalu, muncul gagasan untuk menetapkan hari khusus bagi anak-anak Indonesia. Keinginan ini kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan Hari Kanak-Kanak Nasional yang pertama kalinya digelar dengan nuansa meriah dan penuh antusiasme dari anak-anak.

Perayaan Perdana dan Sambutan Sang Proklamator

Peringatan awal Hari Kanak-Kanak Nasional menjadi salah satu momen bersejarah. Dalam kegiatan pertama itu, digelar sebuah Pekan Kanak-Kanak yang melibatkan ribuan anak. Mereka berkumpul, berpawai, dan bahkan diterima langsung oleh Presiden saat itu di Istana Merdeka. Momentum tersebut memberikan ruang ekspresi bagi anak-anak sekaligus menunjukkan pengakuan negara terhadap eksistensi dan hak-hak mereka.

Keterlibatan langsung kepala negara dalam menyambut anak-anak mempertegas bahwa negara hadir untuk melindungi dan menghargai masa kecil sebagai periode penting dalam siklus kehidupan manusia. Tidak hanya sekadar kegiatan seremonial, tetapi juga menjadi simbol kehangatan dan keterlibatan negara dalam kehidupan anak-anak Indonesia.

Dinamika Penetapan Tanggal Peringatan

Menariknya, penetapan tanggal Hari Anak Nasional sempat mengalami dinamika. Pada awalnya, belum ada satu tanggal pasti yang ditetapkan secara nasional. Sidang Kowani yang berlangsung di Bandung memutuskan agar Pekan Kanak-Kanak dilaksanakan setiap minggu kedua bulan Juli, bertepatan dengan masa liburan sekolah.

Meski begitu, keputusan tersebut dirasa belum memberikan nilai sejarah yang kuat. Oleh karena itu, pemerintah saat itu kembali meninjau ulang dan memutuskan untuk mencari waktu yang lebih bermakna dan relevan dalam konteks sejarah dan perlindungan anak.

Pada era berikutnya, pemerintah mengambil kebijakan untuk menetapkan perayaan hari anak pada awal Juni. Tanggal ini dipilih karena mendekati peringatan Hari Anak Internasional, serta berdekatan dengan hari lahir kepala negara saat itu. Namun, tanggal ini pun akhirnya diganti untuk memberikan makna yang lebih legal dan fundamental dalam konteks perlindungan anak.

Transformasi di Era Pemerintahan Baru

Transformasi besar terjadi ketika pemerintah memutuskan menetapkan tanggal yang memiliki muatan hukum lebih kuat sebagai hari anak nasional. Pilihan jatuh pada tanggal disahkannya Undang-Undang tentang Kesejahteraan Anak. Penetapan ini dilakukan oleh kepala negara melalui Keputusan Presiden, sebagai bentuk penguatan kebijakan perlindungan terhadap anak-anak di Indonesia.

Penetapan tersebut tidak hanya menetapkan satu hari khusus, tetapi juga menjadi landasan penting bahwa peringatan hari anak tidak hanya soal seremonial atau hiburan anak-anak. Lebih dari itu, ini menjadi refleksi terhadap bagaimana negara memosisikan anak sebagai prioritas dalam kebijakan pembangunan nasional.

Momentum Mengajak Semua Pihak Berperan Aktif

Hari Anak Nasional juga bukan semata-mata urusan pemerintah atau lembaga perlindungan anak. Momentum ini mengajak semua elemen, mulai dari keluarga, sekolah, tokoh masyarakat, organisasi, hingga sektor swasta, untuk turut ambil bagian. Kesadaran bahwa pemenuhan hak anak bukan hanya tugas satu pihak, menjadikan HAN sebagai gerakan moral nasional.

Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks termasuk maraknya kekerasan terhadap anak, eksploitasi, diskriminasi, hingga kurangnya akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan peringatan ini menjadi momen strategis untuk memperkuat sinergi perlindungan anak.

Melindungi Anak, Membangun Masa Depan Bangsa

Setiap anak yang tumbuh dalam perlindungan dan cinta kasih, akan tumbuh menjadi manusia yang utuh secara fisik dan emosional. Peringatan HAN mengingatkan kembali bahwa masa depan bangsa sangat ditentukan oleh bagaimana kita memperlakukan anak-anak hari ini.

Lebih dari sekadar tanggal merah atau seremonial di kalender tahunan, Hari Anak Nasional adalah panggilan moral bagi setiap individu untuk memperhatikan kualitas hidup anak-anak di sekitar mereka. Apakah anak-anak mendapatkan haknya? Apakah mereka tumbuh di lingkungan yang aman dan mendukung? Pertanyaan-pertanyaan ini layak direnungkan dalam setiap peringatan HAN.

Tugas Belum Selesai, Perjuangan Harus Dilanjutkan

Meski telah memiliki undang-undang dan hari khusus untuk memperingati hak anak, perjuangan belum selesai. Ancaman terhadap kesejahteraan anak masih nyata dan berlangsung dalam berbagai bentuk. Oleh karena itu, Hari Anak Nasional bukan hanya tentang mengingat, tapi juga tentang memperbarui komitmen.

Komitmen untuk menciptakan dunia yang lebih ramah anak. Komitmen untuk mendengarkan suara anak, melindungi mereka dari segala bentuk kekerasan, dan memberikan ruang bagi mereka untuk tumbuh menjadi generasi yang cerdas, berdaya, dan penuh kasih.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

BNI Dukung Rumah Subsidi, Salurkan 25.000 Unit KPR FLPP

BNI Dukung Rumah Subsidi, Salurkan 25.000 Unit KPR FLPP

Bank Indonesia Buka Beasiswa 2025, Ini Tahapan Seleksinya

Bank Indonesia Buka Beasiswa 2025, Ini Tahapan Seleksinya

OJK dan Kemenkum Perkuat Pertukaran Data Jaminan Fidusia

OJK dan Kemenkum Perkuat Pertukaran Data Jaminan Fidusia

Investor Syariah Aktif Dongkrak Transaksi Pasar Modal Syariah

Investor Syariah Aktif Dongkrak Transaksi Pasar Modal Syariah

Harga BBM Malaysia Turun, Beban Hidup Rakyat Diringankan Pemerintah

Harga BBM Malaysia Turun, Beban Hidup Rakyat Diringankan Pemerintah