
JAKARTA - Di dalam arena pertarungan UFC, sebuah nama besar kembali diuji oleh waktu dan generasi baru. Charles Oliveira, legenda submission yang telah lama memegang tahta di divisi ringan, harus menghadapi kenyataan pahit: dominasi masa lalu tidak menjamin kemenangan hari ini. Pertarungan di UFC 317 menjadi saksi ketika Oliveira, yang dikenal dengan teknik submission menawan dan agresivitas khas, tersungkur di tangan kekuatan muda Ilia Topuria.
Awal Karier dan Reputasi Sang Legenda
Charles Oliveira telah lama dikenal sebagai salah satu petarung paling mematikan dalam sejarah divisi ringan UFC. Dalam catatan pertarungannya, Oliveira mencatat rekor 46 kemenangan dan 11 kekalahan secara keseluruhan, termasuk 35–11 dalam pentas MMA profesional. Dari angka tersebut, 20 kemenangan ia raih lewat teknik submission, menjadikannya pengoleksi submission terbanyak di divisi tersebut.
Baca JugaLawan Australia dan Filipina, Timnas Basket Putri Indonesia Penuh Semangat
Kemampuannya dalam menggabungkan serangan overhand yang kuat, low kicks mematikan, serta transisi cepat ke ground fight menjadi momok menakutkan bagi banyak lawannya. Dalam setiap pertarungan, ia tampil dengan strategi tiga fase yang hampir selalu membuat lawan-lawan kesulitan: stand-up fighting, clinch, dan submission.
Momen Tak Terduga di UFC 317
Namun, segalanya berubah dalam sekejap di UFC 317. Dalam pertandingan yang banyak diprediksi bakal menjadi penegasan kembali kejayaan Oliveira, justru menjadi titik kejatuhannya. Ia harus mengakui keunggulan Topuria dalam ronde pertama. Kekalahan cepat ini tentu menjadi kejutan besar di dunia MMA.
Bagi banyak penggemar dan pengamat, kekalahan Oliveira di UFC 317 bukan hanya tentang hasil pertandingan. Ini adalah sinyal keras bahwa masa keemasannya mulai memudar. Sebelumnya, dalam enam bulan terakhir, Oliveira hanya mencatat dua kemenangan dari empat laga. Ini memperlihatkan grafik performa yang menurun, jauh dari standar sang legenda.
Tubuh yang Tak Lagi Sama
Meskipun sebelumnya ia sempat mengalahkan nama-nama besar seperti Michael Chandler dan Daniel Hooker, banyak yang meyakini tubuh Oliveira tidak lagi dalam kondisi terbaiknya. Usia 35 tahun di dunia MMA adalah usia yang rawan cedera dan penurunan performa fisik. Ketika ia kalah KO dari Islam Makhachev di UFC 280, hal itu menjadi sinyal awal bahwa daya tahan tubuhnya mulai menurun.
Meski demikian, Oliveira tetap mendapatkan dukungan dari para penggemar. Mereka berharap keahliannya dalam ground game yang luar biasa bisa menjadi penyelamat di saat-saat genting. Sayangnya, kecepatan dan kekuatan Topuria terlalu mendominasi, sehingga kemampuan khas submission Oliveira tidak pernah sempat ditampilkan maksimal.
Warisan yang Tak Terhapuskan
Terlepas dari kekalahan yang menyakitkan, tidak bisa disangkal bahwa Oliveira telah menorehkan tinta emas dalam sejarah UFC. Ia pernah mempertahankan sabuk juara di dua kelas berbeda: lightweight dan featherweight. Jumlah submission yang ia koleksi menjadi rekor tersendiri yang belum ada tandingannya.
Kini, meski ia harus menghadapi kenyataan pahit dalam laga melawan Topuria, warisan Oliveira tetap terjaga. Namanya akan terus dikenang sebagai petarung dengan teknik submission terbaik dan salah satu legenda oktagon.
Waktunya Pertimbangkan Langkah Baru?
Dengan semua pencapaian luar biasa, pertanyaan mulai muncul: apakah ini saat yang tepat bagi Oliveira untuk pensiun? Banyak yang menilai bahwa ia kini memasuki fase yang disebut sebagai “sweet retirement” masa pensiun yang manis, penuh hormat, dan tidak dipaksakan oleh cedera yang lebih berat.
Beberapa pihak bahkan menyarankan agar Oliveira mempertimbangkan untuk berhenti sekarang, sebelum kondisi tubuhnya semakin menurun dan memaksanya mengakhiri karier dalam keadaan yang tidak ideal.
Namun, keputusan itu tentu hanya Oliveira sendiri yang bisa tentukan. Ia masih memiliki kemampuan dan pengalaman, tapi dengan catatan bahwa perubahan strategi dan pemahaman atas kondisi tubuhnya mutlak diperlukan.
Topuria, Wajah Baru Divisi Lightweight
Sementara Oliveira menghadapi refleksi pribadi, sorotan kini beralih ke Ilia Topuria. Petarung muda ini berhasil mengalahkan nama besar dalam waktu singkat, sekaligus menegaskan dirinya sebagai ancaman baru di divisi ringan.
Kemenangan atas Oliveira bisa menjadi batu loncatan besar bagi Topuria dalam mengejar sabuk juara. Dengan teknik striking kuat dan ketahanan yang luar biasa, ia digadang-gadang menjadi bintang baru UFC.
Banyak yang menantikan pertarungan Topuria berikutnya, untuk membuktikan bahwa kemenangannya bukan kebetulan semata. Sementara itu, divisi lightweight bersiap menyambut era baru, era setelah Charles Oliveira.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
2.
Properti Mewah BSD City Terus Menarik Minat Konsumen
- 24 Juli 2025
3.
4.
Ganti Faskes BPJS via Aplikasi JKN, Mudah Lewat HP
- 24 Juli 2025
5.
UMKM Digital Tumbuh Sehat Lewat Sistem Pajak Tertib
- 24 Juli 2025