
JAKARTA - Harga minyak mentah dunia mencatat lonjakan pada sesi perdagangan Asia, Kamis, 7 Agustus 2025, setelah sebelumnya melemah selama lima hari berturut-turut. Harga acuan minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate (WTI) kembali naik dari posisi terendah dua bulan terakhir, didorong oleh kombinasi sentimen geopolitik dan perubahan strategi pasokan global.
Dalam perdagangan hari ini, harga minyak mentah berjangka WTI untuk kontrak bulan Agustus naik sebesar 1,03% menjadi USD 65,02 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka acuan Brent juga naik 0,92% ke posisi USD 67,51 per barel. Kenaikan harga ini menjadi perhatian pelaku pasar yang selama beberapa hari terakhir fokus pada ketegangan geopolitik dan dampaknya terhadap pasokan energi global.
Salah satu pemicu utama lonjakan harga adalah kebijakan Presiden Trump yang memutuskan untuk menaikkan tarif impor atas barang-barang asal India menjadi 50%, termasuk energi dari Rusia. Kebijakan tersebut akan berlaku dalam tiga pekan mendatang. Langkah ini memunculkan kekhawatiran tentang pengalihan pasokan global dan meningkatnya ketegangan geopolitik, terutama antara Amerika Serikat dan negara-negara konsumen energi utama.
Baca Juga
Meski demikian, di tengah meningkatnya ketegangan, muncul harapan baru dari kemungkinan pertemuan antara Presiden Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump memberikan sinyal bahwa pembicaraan dengan Moskow menunjukkan kemajuan, yang kemudian menumbuhkan ekspektasi pelonggaran sikap Amerika Serikat terhadap Rusia. Harapan ini turut memberi sentimen positif pada harga minyak.
Di sisi lain, laporan penurunan persediaan minyak mentah Amerika Serikat juga menjadi pendorong naiknya harga minyak. Diketahui bahwa cadangan minyak mentah AS turun sebesar 3 juta barel, lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Penurunan stok ini memperkuat sentimen pasar bahwa pasokan minyak tengah mengalami pengetatan, mendorong harga bergerak lebih tinggi.
Faktor lain yang turut berkontribusi adalah kebijakan Arab Saudi yang kembali menaikkan harga jual minyak mentah untuk kawasan Asia pada bulan September. Ini merupakan kenaikan harga kedua secara berturut-turut. Arab Saudi menyatakan bahwa keputusan ini diambil karena pasokan global yang ketat dan meningkatnya permintaan dari negara-negara konsumen utama di Asia.
Kenaikan harga minyak oleh Arab Saudi juga selaras dengan kebijakan OPEC+ yang merencanakan peningkatan produksi sebesar 547.000 barel per hari. Rencana ini dinilai sebagai upaya untuk menjaga keseimbangan pasar di tengah fluktuasi permintaan dan dinamika geopolitik yang sedang berlangsung.
Secara teknikal, pergerakan harga minyak WTI diperkirakan akan menguji kisaran support di USD 64,10 hingga USD 60,10 dan kisaran resistance di USD 66,20 hingga USD 70,30 untuk pekan depan. Level-level teknikal ini menjadi acuan penting bagi para pelaku pasar dan analis dalam merespons pergerakan harga berikutnya.
Dari sisi pasar, kombinasi antara kebijakan dagang Amerika Serikat, ekspektasi dialog diplomatik, penurunan stok minyak, dan kebijakan harga dari produsen utama dunia seperti Arab Saudi, semuanya berperan dalam membentuk tren harga minyak saat ini. Faktor-faktor tersebut tidak hanya mencerminkan dinamika jangka pendek, tetapi juga menunjukkan bagaimana geopolitik dan strategi energi global mempengaruhi pasar komoditas.
Sejumlah analis melihat bahwa lonjakan harga ini bisa berlanjut jika tidak ada kepastian dari sisi geopolitik dan pasokan. Namun, bila terdapat perkembangan positif dari potensi pertemuan AS-Rusia, maka pasar akan kembali mencari titik keseimbangan baru.
Di tengah fluktuasi ini, para investor dan pelaku pasar disarankan untuk tetap mencermati perkembangan global serta laporan-laporan pasokan dan permintaan energi, yang dapat menjadi katalis penting dalam menentukan arah harga ke depan.
Kenaikan harga minyak yang terjadi hari ini memberikan sinyal bahwa pasar masih sangat sensitif terhadap berbagai isu eksternal. Pergerakan harga tidak hanya bergantung pada data fundamental, tetapi juga dipengaruhi oleh dinamika politik dan kebijakan internasional. Hal ini menggarisbawahi pentingnya memantau berbagai faktor global yang berpotensi memicu volatilitas di pasar energi.
Dengan demikian, lonjakan harga minyak pada Kamis, 7 Agustus 2025, mencerminkan reaksi pasar yang kompleks terhadap gabungan faktor kebijakan, geopolitik, dan data pasokan. Pelaku pasar diharapkan tetap waspada dan adaptif dalam merespons perubahan cepat yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
334 Pesawat Aktif, Penerbangan Nasional Stabil
- 07 Agustus 2025
2.
Chery Jadi Eksportir Otomotif Terbesar Tiongkok
- 07 Agustus 2025
3.
ASDP Perkuat Layanan Penyeberangan Danau Toba
- 07 Agustus 2025
4.
Proyek Tol Terpanjang Dongkrak Konektivitas Jawa Barat
- 07 Agustus 2025
5.
Dukungan Penuh Erick Thohir untuk Timnas Putri
- 07 Agustus 2025