Yen Jepang Menguat Dua Pekan, Didukung Optimisme Perdagangan Global

Kamis, 24 Juli 2025 | 12:09:06 WIB
Yen Jepang Menguat Dua Pekan, Didukung Optimisme Perdagangan Global

JAKARTA - Pasangan mata uang USD/JPY bergerak menurun pada Kamis, 24 Juli 2025, menyentuh titik terendah dalam lebih dari dua minggu dan menetap di kisaran 146,00. Pelemahan Dolar AS yang meluas, seiring dengan sentimen positif terhadap Yen Jepang, menjadi pendorong utama dari tekanan jual ini. Sentimen pasar yang berpihak pada aset safe-haven juga memperkuat posisi Yen, meskipun terdapat ketidakpastian ekonomi dan politik di dalam negeri Jepang.

Perkembangan terbaru dari kerja sama dagang antara Jepang dan Amerika Serikat menjadi elemen penting yang mendasari penguatan JPY, dengan pasar menilai langkah ini bisa membuka jalan bagi kebijakan pengetatan lanjutan oleh Bank of Japan (BoJ) pada akhir tahun ini.

Yen Jepang Menguat ke Puncak Dua Minggu Terhadap Dolar AS di Tengah Optimisme Perdagangan

Yen Jepang (JPY) mempertahankan bias menguat selama sesi perdagangan Asia, bersamaan dengan tekanan terhadap Dolar AS (USD) yang cenderung lebih lemah. Situasi ini membuat pasangan USD/JPY tetap berada di level rendah sekitar 146,00, yang merupakan posisi terendah sejak lebih dari dua minggu terakhir.

Sentimen positif terhadap Yen sebagian besar dipengaruhi oleh tercapainya kesepakatan perdagangan antara Jepang dan Amerika Serikat. Kesepakatan ini dianggap mampu mengurangi ketidakpastian ekonomi Jepang dan memperkuat prospek bahwa Bank of Japan (BoJ) akan melanjutkan langkah pengetatan kebijakan moneternya menjelang akhir tahun.

Pernyataan Wakil Gubernur BoJ, Shinichi Uchida, yang menegaskan kesiapan bank sentral untuk terus menaikkan suku bunga bila kondisi ekonomi dan inflasi sesuai dengan ekspektasi, menjadi pendorong tambahan bagi penguatan Yen. Selain itu, jajak pendapat yang dilakukan Reuters menunjukkan mayoritas ekonom memperkirakan akan ada satu kali kenaikan suku bunga lagi oleh BoJ sebelum akhir tahun ini, meskipun sebagian lainnya menilai bank sentral kemungkinan akan bersikap menunggu dalam waktu dekat.

Namun, terdapat sejumlah faktor dalam negeri yang berpotensi menahan momentum JPY. Kekalahan koalisi partai penguasa Partai Demokrat Liberal (LDP) dan mitra koalisinya Komeito dalam pemilihan dewan tinggi akhir pekan lalu menambah ketidakpastian politik di Jepang. Kekhawatiran terkait kesehatan fiskal negara juga meningkat, terutama setelah data PMI Manufaktur terbaru menunjukkan kinerja yang mengecewakan.

Pada Kamis, 24 Juli 2025, survei dari sektor swasta mencatat bahwa aktivitas manufaktur Jepang mengalami kontraksi secara tak terduga. PMI Manufaktur S&P Global Jepang turun ke angka 48,8 pada bulan Juli dari 50,1 di bulan sebelumnya, yang menandai masuknya sektor ini ke zona kontraksi. Para pelaku bisnis dilaporkan tengah menilai dampak dari tarif AS yang baru diberlakukan.

Sementara sektor manufaktur tertekan, sektor jasa justru menunjukkan penguatan. PMI Jasa naik menjadi 53,5 dari 51,7, mencerminkan optimisme di sisi konsumsi dan layanan. Namun secara keseluruhan, kondisi ini tetap menciptakan ketidakpastian atas prospek ekonomi Jepang.

Meskipun demikian, minat investor terhadap Yen sebagai aset safe-haven tetap kuat. Bahkan suasana pasar yang condong ke risk-on tampak tidak cukup untuk menggoyahkan posisi Yen, yang tetap mendapatkan dukungan kuat secara intraday.

Di sisi lain, Dolar AS mengalami tekanan jual yang signifikan. Kekhawatiran mengenai arah kebijakan suku bunga Federal Reserve masih menjadi penghambat bagi USD untuk bangkit. Ketidakpastian pasar diperparah oleh kekhawatiran bahwa independensi Fed bisa terganggu karena meningkatnya tekanan politik.

Presiden AS Donald Trump kembali menyuarakan kritik tajam terhadap Ketua Fed Jerome Powell karena dinilai gagal menurunkan suku bunga. Di saat yang sama, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengindikasikan bahwa kandidat pengganti Powell akan diumumkan pada Desember atau Januari mendatang, yang semakin menciptakan ketidakpastian arah kebijakan moneter AS.

Beberapa rilis data ekonomi AS, seperti Klaim Tunjangan Pengangguran, PMI pendahuluan, dan Penjualan Rumah Baru yang dijadwalkan pada Kamis, kemungkinan akan memberikan panduan lebih lanjut bagi pelaku pasar. Sementara itu, keputusan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa juga bisa menjadi pemicu volatilitas tambahan dan memengaruhi minat terhadap safe-haven seperti Yen Jepang.

USD/JPY tampak rentan; penembusan di bawah 100-SMA pada H4 dalam permainan

Dari sisi teknikal, penurunan pasangan USD/JPY di bawah Simple Moving Average (SMA) 100-periode dan area support penting 146,00 dapat menjadi sinyal awal potensi pelemahan lanjutan. Indikator osilator harian mulai menunjukkan momentum negatif, yang mendukung kemungkinan depresiasi lebih dalam.

Jika tekanan jual terus berlanjut dan menembus di bawah area 145,75 level terendah pada 10 Juli maka tren penurunan diperkirakan berlanjut menuju zona support berikutnya di kisaran 145,20-145,15, yang bertepatan dengan level retracement Fibonacci 61,8% dari kenaikan bulan Juli. Target psikologis berikutnya berada di sekitar level 145,00.

Sebaliknya, bila terjadi rebound, level SMA 100-periode di sekitar 146,60, yang juga berdekatan dengan level Fibonacci retracement 38,2%, akan menjadi rintangan pertama. Jika harga berhasil menembus area ini secara konsisten, maka potensi kenaikan ke level 147,00 terbuka, diikuti oleh swing high terbaru di sekitar 147,20.

Penembusan di atas titik tersebut berpeluang membuka ruang menuju level resistance berikutnya di area 147,60-147,65, sebelum akhirnya menyentuh angka psikologis 148,00.

Terkini