
JAKARTA - Inovasi di dunia mobil listrik terus bergerak cepat, dan Xiaomi kembali mencuri perhatian lewat kendaraan listrik premiumnya, Xiaomi YU7 Max. Dikenal dengan spesifikasi kelas atas dan desain modern, mobil ini belum lama ini diuji dalam skenario dunia nyata yang menarik. Hasilnya menunjukkan pencapaian jarak tempuh yang solid meskipun tidak sepenuhnya sesuai dengan klaim resmi dari produsen.
Uji coba tersebut dilakukan secara independen oleh media Tiongkok dan memberikan gambaran nyata tentang bagaimana YU7 Max berperforma di jalan tol. Kendaraan ini, yang dilengkapi dengan baterai berkapasitas 101,7 kWh serta motor ganda, berhasil menempuh hampir 500 kilometer di kondisi jalan tol, memberikan catatan penting dalam perbandingan dengan klaim resmi 750 kilometer berdasarkan siklus CLTC (China Light-Duty Vehicle Test Cycle).
Rincian Kondisi Uji Jalan Tol
Baca Juga
Unit yang digunakan dalam pengujian merupakan model YU7 Max terbaru, dilengkapi roda 21 inci dan ban Michelin Primacy 5 Energy. Berbagai pengaturan diatur sesuai spesifikasi setengah muatan kendaraan. Mode berkendara ditetapkan pada mode Nyaman, pemulihan energi kinetik disetel rendah, dan AC disetel pada 23–24°C dengan dua tingkat kecepatan kipas.
Untuk tekanan ban, disesuaikan ke angka ideal, yakni 2,9 bar (42 psi), sesuai standar penggunaan harian. Pengujian dilakukan sepenuhnya di jalan tol, dengan rute berulang sepanjang 84 kilometer, memastikan konsistensi hasil. Mobil dikendarai dengan dua penumpang dan membawa perlengkapan fotografi, mensimulasikan kondisi penggunaan setengah beban.
Kondisi cuaca saat uji coba juga mendukung. Suhu maksimum saat itu tercatat 30°C, cukup ideal dan lebih rendah dibandingkan tes sebelumnya yang sempat menyentuh 40°C.
Capaian Jarak Tempuh Sebenarnya
Dalam pengujian ini, Xiaomi YU7 Max berhasil menempuh 483 kilometer hingga indikator sisa jarak menunjukkan nol. Kecepatan rata-rata selama pengujian tercatat 99,6 km/jam (62 mph). Dengan demikian, tingkat pencapaian terhadap klaim resmi CLTC sebesar 750 km adalah sekitar 64,4%.
Mobil masih mampu melaju 9 kilometer tambahan setelah indikator menunjukkan nol, sebelum akhirnya benar-benar mati daya. Total jarak tempuh akhir menjadi 492 kilometer, menghasilkan tingkat pencapaian 65,5% dari peringkat CLTC.
Menurut laporan pengujian, angka tersebut masih tergolong rata-rata jika dibandingkan dengan hasil dari mobil listrik lain yang diuji dalam kondisi serupa. Namun demikian, pencapaian tersebut tetap berada di bawah klaim Xiaomi yang menargetkan efisiensi 80–90% dari CLTC dalam kondisi nyata.
Performa Pengisian Daya yang Cepat
Selain jarak tempuh, kemampuan pengisian daya juga menjadi sorotan. YU7 Max diuji menggunakan stasiun pengisian super cepat dengan kapasitas 400 kW, mendukung arus hingga 400A dan tegangan hingga 1000V. Dalam kondisi ini, baterai mobil dapat terisi penuh dari 0% hingga 100% dalam waktu 37 menit, dengan daya pengisian rata-rata 176,3 kW.
Khusus untuk rentang 5% hingga 70%, pengisian daya stabil pada 300 kW, dan selesai hanya dalam 14 menit. Setelah melewati kapasitas baterai 90%, pengisian masuk ke mode trickle charging, proses pengisian lambat untuk menjaga kesehatan baterai jangka panjang.
Konsumsi Energi: Tampilan vs Realita
Dari sisi konsumsi energi, terdapat perbedaan antara apa yang ditampilkan di dashboard dan hasil perhitungan manual:
Tampilan dalam mobil menunjukkan konsumsi sebesar 20,2 kWh per 100 km.
Berdasarkan perhitungan dari total kapasitas baterai, konsumsi tercatat 20,6 kWh per 100 km.
Namun jika dihitung dari total daya yang terisi secara keseluruhan, yaitu 108,70 kWh, konsumsi aktual menjadi 22,1 kWh per 100 km.
Ini menunjukkan bahwa estimasi energi yang ditampilkan di mobil lebih optimis dibanding kenyataan yang dihitung dari pengisian total. Namun, selisih ini masih berada dalam batas yang wajar untuk kendaraan listrik berperforma tinggi.
Klaim CEO dan Kenyataan di Lapangan
Sebelumnya, Lei Jun, CEO Xiaomi, sempat menyampaikan bahwa dirinya secara pribadi telah mengemudi versi standar dari YU7 sejauh 1.300 kilometer dari Beijing ke Shanghai hanya dengan satu kali berhenti untuk pengisian daya. Versi standar ini sendiri memiliki klaim jarak tempuh 835 kilometer berdasarkan CLTC.
Jika benar, maka efisiensi versi standar tersebut mendekati 80%, sesuai dengan yang diharapkan oleh Xiaomi. Namun, hasil pada versi Max menunjukkan adanya perbedaan signifikan yang patut dicermati, terutama dari sisi bobot, konfigurasi ban, dan sistem tenaga yang mungkin berdampak pada efisiensi aktual.
Hasil uji jalan Xiaomi YU7 Max menegaskan pentingnya memahami konteks dunia nyata dalam menilai performa kendaraan listrik. Meski secara resmi memiliki klaim jarak tempuh tinggi, realisasinya di jalan tol menunjukkan bahwa angka tersebut dapat turun hingga 65%, tergantung kondisi, beban, dan cara berkendara.
Meski demikian, YU7 Max tetap tampil solid dengan kombinasi performa jarak menengah, pengisian super cepat, dan efisiensi tenaga yang masih dapat diterima. Kecepatan pengisian yang impresif menjadi nilai jual tersendiri, menjadikan mobil ini tetap relevan dan menarik di pasar mobil listrik premium.
Perbedaan hasil ini juga menegaskan pentingnya transparansi dan pengujian independen agar konsumen mendapatkan gambaran riil sebelum mengambil keputusan pembelian. YU7 Max memang bukan mobil sempurna, namun performanya masih tergolong kompetitif dan pantas dipertimbangkan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Kolaborasi IPB NUS Dorong Transformasi Sistem Pangan
- 29 Juli 2025
3.
MIND ID Targetkan Produksi Aluminium 900 Ribu Ton
- 29 Juli 2025
4.
Danantara Siap Luncurkan Holding Investasi BUMN
- 29 Juli 2025