.jpg)
JAKARTA - Menjaga kesehatan hati tidak bisa ditunda, terlebih dengan ancaman virus Hepatitis B yang masih mengintai masyarakat Indonesia hingga hari ini. Pencegahan aktif melalui vaksinasi dan deteksi dini menjadi dua langkah utama yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi virus ini berkembang lebih jauh dan membahayakan.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, FRSPH, FINASIM, menjelaskan pentingnya peran vaksin dalam melindungi tubuh dari virus Hepatitis B. Dalam keterangan yang disampaikan, ia menegaskan bahwa vaksinasi merupakan cara paling efektif untuk mencegah penyakit ini.
“Vaksin hepatitis B merupakan cara pencegahan paling efektif. Efektivitasnya mencapai lebih dari 95 persen, dan dapat melindungi tubuh hingga puluhan tahun,” ujar dr. Dirga.
Baca Juga
Hepatitis B sendiri merupakan infeksi virus yang menyerang organ hati. Infeksi ini dapat bersifat akut maupun kronis. Jika tidak ditangani dengan baik sejak awal, infeksi dapat berkembang menjadi sirosis (kerusakan hati permanen) bahkan kanker hati yang mengancam nyawa.
Mengenal Cara Penularan Hepatitis B
Virus Hepatitis B memiliki cara penularan yang cukup beragam. Penularannya dapat terjadi melalui darah, cairan tubuh, hubungan seksual tanpa pengaman, penggunaan jarum suntik secara bersamaan, hingga berbagi alat pribadi seperti pisau cukur atau peralatan manikur yang tidak steril.
dr. Dirga menekankan bahwa semua kelompok masyarakat berpotensi terpapar virus ini, tanpa terkecuali.
“Semua orang berisiko terinfeksi, termasuk tenaga medis, anak-anak, dan orang dewasa,” ujarnya.
Fakta global dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa lebih dari dua miliar orang di dunia telah terinfeksi Hepatitis B. Di Indonesia sendiri, penyakit ini menyebabkan sekitar 60.000 kematian setiap tahunnya. Angka ini tentu mengindikasikan bahwa penanganan dan pencegahan harus dilakukan secara serius dan menyeluruh.
Deteksi Dini Menjadi Kunci Pengendalian
Deteksi dini terhadap infeksi Hepatitis B sangatlah penting. Mengetahui status tubuh terhadap virus ini lebih awal memungkinkan penanganan segera dilakukan sebelum virus berkembang menjadi kerusakan hati permanen.
“Deteksi dini tidak hanya memberi kepastian, tetapi juga memungkinkan penanganan lebih cepat sebelum virus berkembang menjadi kerusakan hati permanen,” jelas dr. Dirga.
Proses deteksi dini Hepatitis B dilakukan melalui pemeriksaan darah, yaitu HBsAg dan Anti-HBs. Pemeriksaan ini disarankan terutama bagi kelompok yang memiliki risiko tinggi, seperti tenaga kesehatan dan individu dengan riwayat transfusi darah.
Vaksinasi Lengkap Jangan Sampai Terlewat
Selain deteksi dini, vaksinasi lengkap juga menjadi langkah penting dalam melindungi tubuh dari Hepatitis B. Untuk orang dewasa, vaksin diberikan dalam tiga tahap: dosis pertama pada bulan ke-0, kemudian dosis kedua di bulan ke-1, dan yang terakhir di bulan ke-6.
dr. Dirga mengingatkan agar masyarakat tidak menunda-nunda proses vaksinasi hingga selesai.
“Catat riwayat vaksinasi dengan baik dan jangan menunda hingga tuntas,” saran dr. Dirga.
Jika vaksinasi tidak diselesaikan sesuai jadwal, maka efektivitas perlindungan terhadap virus bisa menurun dan berpotensi menempatkan tubuh dalam risiko lebih besar untuk terinfeksi.
Risiko Penularan dari Ibu ke Bayi
Selain pada orang dewasa, ancaman Hepatitis B juga menyasar bayi yang baru lahir, terutama yang terlahir dari ibu yang sudah terinfeksi virus. Dokter Spesialis Anak, dr. Melia Yunita, M.Sc, Sp.A, menegaskan pentingnya langkah pencegahan sejak hari pertama kelahiran.
“Bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis B harus segera diberikan vaksin dan imunoglobulin dalam waktu maksimal 12 jam setelah lahir. Ini sangat penting untuk mencegah infeksi kronik yang dapat berkembang menjadi sirosis atau kanker hati di masa depan,” tegas dr. Melia.
Menurut dr. Melia, sebanyak 4,2 persen balita di Indonesia telah terinfeksi virus Hepatitis B. Yang lebih mengkhawatirkan, sekitar 70 persen dari bayi yang terinfeksi tersebut tidak menunjukkan gejala apa pun.
“Ini membuat deteksi dini dan vaksinasi menjadi sangat krusial, meskipun anak tampak sehat,” jelasnya.
Tanpa gejala yang jelas, infeksi pada anak bisa berkembang secara diam-diam dan berisiko menimbulkan komplikasi serius di kemudian hari.
Jadwal Vaksinasi Hepatitis B pada Anak
Untuk anak-anak, jadwal vaksinasi Hepatitis B telah ditetapkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan termasuk dalam daftar vaksin wajib dasar. Pemberiannya dilakukan dalam lima tahap:
Satu kali suntikan segera setelah bayi lahir
Empat kali dalam bentuk vaksin kombinasi pada usia 2, 3, dan 4 bulan
Booster atau penguat di usia 18 bulan
“Orang tua perlu mengetahui bahwa vaksin Hepatitis B sudah termasuk dalam vaksin wajib dasar oleh IDAI dan sebaiknya tidak dilewatkan,” tutup dr. Melia.
Masyarakat Indonesia diingatkan untuk tidak menganggap remeh penyakit Hepatitis B. Ancaman virus ini nyata dan masih menyebar luas, terutama jika pencegahan diabaikan. Upaya terbaik yang bisa dilakukan adalah memastikan deteksi dini dan vaksinasi dilakukan secara lengkap dan tepat waktu.
Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya vaksin Hepatitis B serta melakukan skrining secara berkala adalah bentuk tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan orang-orang terdekat.
Dengan langkah-langkah ini, harapan untuk mengurangi bahkan mengeliminasi Hepatitis B di Indonesia akan menjadi lebih mungkin untuk dicapai.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Jalan Kaki Cepat Jaga Kesehatan Tubuh
- 31 Juli 2025
2.
Tablet Samsung Murah untuk Aktivitas Harian
- 31 Juli 2025
3.
Harga iPhone 15 Pro Max Turun Lagi
- 31 Juli 2025
4.
Update Harga HP Oppo Juli 2025
- 31 Juli 2025
5.
Xiaomi 15T Siap Meluncur ke Pasar Dunia
- 31 Juli 2025