Pertambangan Modern Kian Cerdas dan Ramah Lingkungan
JAKARTA - Transformasi digital di sektor pertambangan bukan lagi sekadar pilihan, tetapi telah menjadi tuntutan zaman. Pemerintah secara aktif mendorong penerapan teknologi modern demi mendukung kegiatan pertambangan yang lebih efisien, aman, dan ramah lingkungan. Salah satu teknologi yang kini mulai banyak digunakan di industri ini adalah kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), yang terbukti mampu menghadirkan perubahan signifikan pada berbagai lini operasional.
Perubahan besar ini selaras dengan upaya nasional untuk melakukan transisi energi. Seperti yang disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Sesditjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Siti Sumilah Rita Susilawati, bahwa transformasi energi telah lama berjalan dan kini turut mendorong sektor pertambangan untuk mengikuti arah perubahan tersebut melalui adopsi teknologi digital.
“Transformasi energi telah berlangsung sejak lama, dimulai dari penggunaan kayu bakar, kemudian batu bara, hingga kini menuju energi yang lebih modern dan berkelanjutan. Perubahan ini turut mendorong transformasi cara kerja di sektor pertambangan,” ujar Rita dalam acara Energi dan Mineral Festival 2025.
Baca Juga
Ia menegaskan, dunia pertambangan juga harus bergerak seiring dengan perubahan yang terjadi pada sistem energi global. Tidak hanya sekadar mengikuti tren, melainkan juga mengambil peran aktif dalam membentuk masa depan energi yang lebih baik melalui teknologi.
Dalam konteks ini, kecerdasan buatan hadir sebagai salah satu kunci transformasi industri tambang. Teknologi AI dinilai mampu meningkatkan efisiensi kerja, mengurangi risiko kecelakaan, hingga memperbaiki manajemen sumber daya alam. Misalnya, dengan algoritma canggih, AI dapat mendeteksi pola geologis, memantau kondisi alat berat secara real-time, dan bahkan memprediksi potensi bahaya sebelum terjadi.
Lebih jauh, penerapan AI di pertambangan juga membantu mengurangi ketergantungan pada proses manual yang berisiko tinggi. Dengan sistem otomatis, banyak aktivitas di lokasi tambang bisa dilakukan secara jarak jauh, termasuk pengawasan area berbahaya dan pengambilan data bawah tanah yang sebelumnya memerlukan kehadiran fisik pekerja.
Bersamaan dengan itu, sektor pertambangan juga mulai mengadopsi teknologi lain seperti Internet of Things (IoT), big data analytics, serta penggunaan drone dan sensor pintar. Kombinasi berbagai teknologi tersebut memperkuat pondasi smart mining konsep pertambangan cerdas yang menjadikan proses produksi lebih transparan, efisien, dan aman.
Pentingnya pengembangan ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Menurut Rita, sudah saatnya pelaku industri pertambangan mulai menata ulang model bisnis mereka agar mampu beradaptasi dengan perubahan. Digitalisasi tak hanya membuat pekerjaan menjadi lebih ringan dan akurat, tetapi juga membuka jalan bagi penghematan biaya operasional dan pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan.
“Kami mendorong agar pelaku usaha pertambangan aktif memanfaatkan teknologi yang tersedia. Pemerintah membuka ruang kolaborasi, baik dalam hal regulasi, penelitian, hingga pelatihan SDM yang mendukung integrasi teknologi dalam kegiatan tambang,” tambahnya.
Transformasi teknologi juga menuntut kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Tidak cukup hanya dengan pengadaan alat-alat canggih, namun perlu didukung oleh tenaga kerja yang memiliki keahlian di bidang digital, data science, dan sistem otomatisasi. Untuk itu, berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi SDM kini mulai difokuskan pada penguasaan teknologi pertambangan modern.
Tak kalah penting adalah aspek keselamatan kerja. Melalui sistem digital berbasis AI, proses keselamatan kerja dapat dilakukan secara lebih cepat dan akurat. Sistem dapat secara otomatis mendeteksi tekanan tanah, kadar gas beracun, hingga suhu ekstrim yang membahayakan pekerja tambang. Semua informasi ini tersaji dalam satu panel pemantauan terintegrasi, sehingga keputusan dapat diambil secara cepat dan tepat.
Transformasi ini juga menjadi bagian dari kontribusi sektor pertambangan dalam mendukung komitmen global terhadap pengurangan emisi karbon dan pengelolaan lingkungan secara bertanggung jawab. Dengan menggunakan teknologi yang lebih hemat energi, kegiatan eksplorasi dan eksploitasi tambang bisa dilakukan secara lebih efisien tanpa merusak ekosistem di sekitarnya.
Ke depannya, smart mining akan semakin penting dalam menjaga keberlangsungan industri tambang Indonesia. Selain meningkatkan produktivitas, sistem tambang digital juga memungkinkan integrasi penuh antara operasional lapangan dan sistem manajemen perusahaan. Semua data yang diperoleh dapat diolah menjadi strategi bisnis yang lebih tepat sasaran.
Selain itu, kemajuan teknologi di industri tambang juga membuka peluang besar bagi perusahaan-perusahaan teknologi dalam negeri untuk ikut berkontribusi. Kolaborasi antara sektor tambang dan perusahaan rintisan digital (startup) lokal sangat potensial untuk menghasilkan solusi berbasis teknologi yang disesuaikan dengan kondisi geografis dan kebutuhan spesifik tambang-tambang di Indonesia.
Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan dunia pendidikan, Indonesia dapat menjadi contoh sukses negara yang mampu memadukan pertumbuhan ekonomi dari sektor tambang dengan prinsip keberlanjutan lingkungan melalui teknologi.
Smart mining bukan sekadar modernisasi alat dan sistem, tetapi mencerminkan perubahan cara pandang terhadap pertambangan—dari yang dulu berisiko tinggi dan berdampak besar terhadap alam, kini menjadi industri yang lebih terukur, cerdas, dan berorientasi masa depan.
Transformasi ini tidak hanya menjawab tantangan saat ini, tetapi juga membuka masa depan industri tambang yang lebih adaptif dan tangguh terhadap perubahan global. Dengan tekad dan strategi yang tepat, pertambangan Indonesia siap melangkah lebih jauh dalam era digitalisasi.
Rekomendasi
.jpg)
