Harga Minyak Dunia Stabil, Dampak Sanksi Rusia Terbatas

Harga Minyak Dunia Stabil, Dampak Sanksi Rusia Terbatas
Harga Minyak Dunia Stabil, Dampak Sanksi Rusia Terbatas

JAKARTA - Ketegangan geopolitik dan sanksi ekonomi kembali menghiasi peta global, namun pasar minyak mentah tetap menunjukkan ketahanan. Meskipun sanksi baru dari Uni Eropa terhadap Rusia telah disahkan, harga minyak mentah global hanya mencatatkan sedikit pergerakan pada perdagangan awal pekan ini. Sementara itu, perhatian investor justru lebih tertuju pada potensi kebijakan tarif Amerika Serikat yang bisa berdampak pada permintaan energi ke depan.

Harga minyak mentah berjangka Brent hanya turun tipis, yakni sebesar 7 sen menjadi USD 69,21 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat juga turun 14 sen menjadi USD 67,20 per barel.

Penurunan ini menunjukkan bahwa pasar tidak terlalu terkejut atau terguncang oleh langkah-langkah politik yang diambil oleh negara-negara besar. Bahkan ketika Uni Eropa resmi menyetujui paket sanksi ke-18 terhadap Rusia, pasar tetap tenang. Hal ini mencerminkan ekspektasi bahwa pasokan minyak dunia masih relatif aman dan tidak terganggu secara signifikan.

Baca Juga

Harga Minyak Dunia Stabil, Dampak Sanksi Rusia Terbatas

Sanksi Eropa Dinilai Tak Pengaruhi Pasokan Global

Paket sanksi terbaru dari Uni Eropa menyasar produsen energi yang dianggap terkait dengan Rusia, termasuk Nayara Energy di India, yang diketahui mengolah minyak mentah asal Rusia. Namun, dampak sanksi ini diperkirakan tidak terlalu besar terhadap perputaran pasokan global.

"Pasar saat ini berpikir bahwa pasokan masih akan sampai ke pasar dengan satu atau lain cara, tidak ada terlalu banyak kekhawatiran,” ujar analis Again Capital New York, John Kilduff.

Dalam konteks ini, tampaknya para pelaku pasar telah mengantisipasi berbagai jalur alternatif pasokan energi, bahkan dari negara-negara yang berada di luar lingkup langsung pengaruh Eropa atau Amerika Serikat. Ini menunjukkan bahwa struktur pasar energi dunia semakin kompleks dan tak sepenuhnya bisa dipengaruhi oleh sanksi sepihak.

Rusia Tanggapi dengan Percaya Diri

Menanggapi paket sanksi terbaru tersebut, pihak Kremlin memberikan pernyataan tegas. Juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, menyampaikan bahwa negaranya telah membangun sistem kekebalan terhadap tekanan dari Barat. Ketahanan tersebut membuat Rusia tidak terlalu terguncang oleh tekanan internasional yang terus meningkat.

Pernyataan ini sekaligus menegaskan bahwa sanksi yang telah diterapkan selama bertahun-tahun belum mampu mengubah secara signifikan kebijakan luar negeri Rusia, khususnya dalam konflik yang sedang berlangsung.

Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga ikut memperkeruh suasana dengan mengeluarkan ancaman sanksi terhadap negara-negara pembeli minyak Rusia, kecuali Rusia bersedia menandatangani kesepakatan damai dalam waktu 50 hari. Namun, hingga saat ini belum ada indikasi bahwa tekanan tersebut berhasil mempengaruhi jalur diplomasi Rusia.

Poin Krusial dari Sanksi Eropa: Produk Olahan di Negara Ketiga

Analis dari ING memberikan sorotan terhadap bagian dari sanksi Eropa yang kemungkinan memberikan efek nyata terhadap pasar, yaitu larangan impor Uni Eropa atas produk olahan minyak Rusia yang diproses di negara ketiga. Meski demikian, pelaksanaan sanksi ini diperkirakan tidak mudah.

Mereka menilai pelarangan ini bisa menjadi tantangan tersendiri dari sisi pengawasan dan penegakan hukum. Kompleksitas rantai distribusi energi global membuat pelacakan asal muasal produk olahan menjadi sulit.

Sanksi semacam ini membuka celah bagi pelaku usaha untuk mencari jalur alternatif, baik melalui negara-negara netral maupun dengan teknik pengolahan ulang yang menyamarkan asal usul produk.

Iran Masuk Radar: Perundingan Nuklir Kembali Mengemuka

Selain Rusia, Iran sebagai negara produsen minyak lainnya juga menghadapi tekanan sanksi. Negara ini dijadwalkan akan melangsungkan perundingan nuklir dengan Inggris, Prancis, dan Jerman di Istanbul pada hari Jumat.

Pemerintah Iran berharap dapat menghindari ancaman sanksi internasional yang akan diberlakukan kembali jika perundingan mengalami kebuntuan. Hal ini diungkap oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran.

Keterlibatan Iran dalam pasar minyak global tidak bisa dipandang remeh. Setiap perkembangan dalam negosiasi nuklir dapat memberikan sinyal kuat terhadap ketersediaan pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah. Maka tidak mengherankan jika pasar turut memperhatikan dinamika yang terjadi di wilayah tersebut.

Aktivitas Pengeboran di AS Melemah, Apa Artinya?

Sementara itu, perkembangan di dalam negeri Amerika Serikat turut menjadi perhatian. Berdasarkan data dari Baker Hughes, jumlah rig minyak yang beroperasi di negara tersebut turun dua unit menjadi 422 rig pekan lalu. Jumlah ini merupakan yang terendah sejak September 2021.

Analis dari StoneX, Alex Hodes, mengatakan bahwa kegiatan pengeboran minyak kemungkinan akan tetap rendah hingga akhir tahun ini. “Pengeboran yang berfokus pada minyak diperkirakan akan tetap rendah hingga akhir tahun,” jelasnya dalam catatan analisis hari Senin.

Menurutnya, harga saat ini belum cukup kuat untuk memicu peningkatan investasi secara signifikan. “Kita masih jauh dari harga yang memungkinkan penurunan investasi yang signifikan,” tambah Hodes.

Ini menunjukkan bahwa meskipun harga minyak relatif stabil, para produsen masih menunggu sinyal harga yang lebih kuat untuk meningkatkan produksi.

Stabilitas Harga di Tengah Tekanan Global

Secara keseluruhan, meskipun geopolitik terus memanas dengan berbagai sanksi dan ancaman, pasar minyak mentah tetap menunjukkan stabilitas yang mencerminkan ketahanan sistem distribusi global. Para pelaku pasar tampaknya telah menyesuaikan diri dengan risiko-risiko eksternal dan mengandalkan diversifikasi sumber energi.

Kondisi ini menjadi bukti bahwa intervensi politik dan sanksi ekonomi, meskipun berpengaruh secara diplomatik, tidak selalu langsung berdampak signifikan terhadap harga pasar dalam jangka pendek.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

BMKG Prediksi Gelombang Tinggi hingga 28 Juli

BMKG Prediksi Gelombang Tinggi hingga 28 Juli

Bank Indonesia Longgarkan Suku Bunga, Disambut Positif Dunia Usaha

Bank Indonesia Longgarkan Suku Bunga, Disambut Positif Dunia Usaha

KUR BRI 2025 Resmi Dibuka

KUR BRI 2025 Resmi Dibuka

Saham Komoditas dan Digital Naik, IHSG Menguat

Saham Komoditas dan Digital Naik, IHSG Menguat

Harga Emas Antam Naik Tajam

Harga Emas Antam Naik Tajam