
JAKARTA - Kabupaten Banyuwangi resmi ditunjuk sebagai daerah percontohan nasional dalam pelaksanaan Gerakan Wisata Bersih (GWB) oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Penunjukan ini menjadi pengakuan atas komitmen daerah ujung timur Pulau Jawa tersebut dalam membangun pariwisata yang berkelanjutan, berbasis lingkungan, serta melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Pengumuman ini disampaikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Hariyanto, dalam pembukaan Gerakan Wisata Bersih yang berlangsung di Pantai Grand Watu Dodol, Banyuwangi, beberapa hari lalu.
“Banyuwangi dipilih karena dinilai sukses membangun kolaborasi dalam memajukan pariwisata,” ujar Hariyanto dalam keterangannya pada Sabtu, 21 Juni 2025.
Baca Juga
Komitmen dan Konsistensi Banyuwangi dalam Pariwisata Berbasis Lingkungan
Menurut Hariyanto, Banyuwangi telah menunjukkan praktik terbaik dalam pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan yang berbasis partisipasi masyarakat. Upaya tersebut sejalan dengan prinsip pariwisata berkualitas dan berkelanjutan yang menjadi arah pembangunan sektor pariwisata Indonesia ke depan.
“GWB adalah bukti bahwa sektor publik dan swasta bisa bersinergi untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan ekosistem wisata,” lanjutnya.
Gerakan Wisata Bersih diinisiasi oleh pemerintah pusat sebagai upaya mendorong seluruh daerah wisata untuk menjaga kebersihan, kesehatan, dan daya saing destinasi. Dalam pelaksanaannya, Banyuwangi bersama 16 daerah lain di Indonesia ditunjuk sebagai percontohan yang diharapkan mampu menginspirasi kabupaten/kota lainnya.
“Kolaborasi seperti ini menjadi kunci dalam membangun destinasi yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga sehat secara lingkungan,” tambah Hariyanto.
Peran Penting Kolaborasi Lintas Sektor
Pelaksanaan GWB di Banyuwangi menunjukkan kuatnya sinergi antara pemerintah daerah, pelaku industri pariwisata, komunitas lokal, dan masyarakat. Kolaborasi ini terbukti menciptakan kesadaran kolektif dalam menjaga kebersihan destinasi dan mempromosikan pariwisata berwawasan lingkungan.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyatakan bahwa semangat gotong royong dan tanggung jawab lingkungan telah tertanam dalam budaya masyarakat Banyuwangi.
“Semangat gotong royong dan tanggung jawab terhadap lingkungan telah menjadi bagian dari budaya masyarakat kami dalam menyambut wisatawan,” ucap Ipuk.
Gerakan ini dinilai penting dalam meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi. Tidak hanya menikmati keindahan alam, wisatawan kini juga dapat merasakan suasana destinasi yang bersih, sehat, dan dikelola dengan tanggung jawab sosial-ekologis.
Dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Evy Afianasari, juga menyampaikan dukungan penuh terhadap inisiatif Banyuwangi. Ia menyebut bahwa keberhasilan Banyuwangi sebagai daerah percontohan tidak lepas dari komitmen kuat dan kolaborasi lintas sektor yang telah terbangun selama ini.
“Banyuwangi menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi tersebut bisa menghadirkan perubahan positif yang berdampak luas,” ujar Evy.
Menurut Evy, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendorong pendekatan yang integratif dalam pembangunan pariwisata. Salah satu prioritasnya adalah memastikan bahwa sektor ini tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan lingkungan yang nyata bagi masyarakat.
Transformasi Sosial dan Ekologis
Penunjukan Banyuwangi sebagai contoh Gerakan Wisata Bersih juga merefleksikan keberhasilan daerah tersebut dalam melakukan transformasi sosial dan ekologis. Banyuwangi telah membuktikan bahwa pengelolaan pariwisata tidak hanya soal infrastruktur dan promosi, tetapi juga tentang bagaimana membangun kesadaran kolektif masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Beberapa destinasi unggulan Banyuwangi seperti Taman Nasional Baluran, Kawah Ijen, dan Pantai Pulau Merah kini menjadi contoh pengelolaan destinasi yang ramah lingkungan dan berbasis komunitas. Program-program edukatif seperti pelatihan pengelolaan sampah, pelibatan komunitas dalam pengawasan lingkungan, serta pelibatan pelajar dan pemuda juga menjadi elemen penting dalam keberhasilan tersebut.
GWB Sebagai Strategi Nasional Pariwisata Berkelanjutan
Secara nasional, Gerakan Wisata Bersih diharapkan mampu menjadi fondasi kuat dalam memperbaiki kualitas destinasi pariwisata Indonesia. Kementerian Pariwisata menilai bahwa daya saing destinasi Indonesia tidak hanya ditentukan oleh keindahan alam atau atraksi budaya, tetapi juga oleh standar kebersihan, kesehatan, dan keberlanjutan lingkungan.
Banyuwangi, dengan rekam jejak positifnya, dipandang sebagai model ideal bagaimana strategi tersebut bisa dijalankan dengan hasil yang nyata. Ke depan, Kemenparekraf akan mendorong pengembangan sistem monitoring, evaluasi, dan replikasi GWB di daerah lain, dengan tetap menyesuaikan karakter lokal masing-masing.
Penunjukan Banyuwangi sebagai percontohan Gerakan Wisata Bersih bukan hanya prestasi regional, tetapi juga momentum penting bagi perubahan paradigma pengembangan pariwisata nasional. Dengan pendekatan kolaboratif, berbasis masyarakat, dan berwawasan lingkungan, Banyuwangi berhasil menunjukkan bahwa destinasi wisata yang bersih dan berkelanjutan bukan hanya mimpi, tapi sebuah realitas yang bisa dicapai.
“Banyuwangi adalah bukti bahwa keberlanjutan dalam pariwisata bukan hanya slogan, tapi tindakan nyata,” pungkas Hariyanto.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Pemerintah Tambah Kuota KPR Subsidi 2025
- 29 Juli 2025
2.
Asuransi Syariah Dorong Tumbuhnya Industri Halal
- 29 Juli 2025
3.
IHSG Optimis Lanjut Menguat, Cermati Saham Ini
- 29 Juli 2025
4.
5.
Mobil Listrik MG, Ini Daftar Harganya Juli 2025
- 29 Juli 2025