OJK Pacu Pembiayaan Program Prioritas Pemerintah Baru
JAKARTA - Komitmen untuk memperkuat perekonomian nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terus digaungkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam kapasitasnya sebagai pengawas sektor jasa keuangan, OJK menunjukkan dukungan konkret terhadap berbagai program prioritas pemerintah yang memiliki dampak langsung bagi masyarakat luas. Salah satunya melalui penguatan pembiayaan dan keterlibatan aktif dalam skema operasional program-program unggulan nasional.
Dalam jumpa pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang digelar di Jakarta, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan bahwa pihaknya mendukung penuh penajaman dan penguatan fokus pemerintah terhadap sektor-sektor yang dinilai memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional.
“Kami tentu mendukung penuh penajaman dan prioritas dari pemerintah untuk industri-industri dan sektor-sektor yang memperoleh perhatian lebih besar ke depannya,” ujarnya.
Baca Juga
Pernyataan tersebut mencerminkan komitmen OJK dalam menyelaraskan kebijakan sektor jasa keuangan dengan arah pembangunan nasional. Salah satu bentuk dukungan nyata yang saat ini tengah dirancang oleh OJK adalah skema pembiayaan untuk program makan bergizi gratis bagi pelajar, yang merupakan salah satu program unggulan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Program makan bergizi gratis dipandang sebagai strategi jangka panjang dalam membentuk generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan produktif. Untuk itu, OJK bekerja sama dengan sektor perbankan dan pasar modal guna merancang pembiayaan yang tepat dan berkelanjutan agar program tersebut dapat segera diimplementasikan secara luas.
“Saat ini, sektor perbankan dan pasar modal sedang melakukan finalisasi dari skema pembiayaan yang dapat diberikan bagi operasional pelaksanaan program makan bergizi gratis ini,” terang Mahendra.
Dalam proses perumusan skema pembiayaan tersebut, OJK mempertimbangkan berbagai aspek kebutuhan program, mulai dari pembiayaan operasional atau operational expenditure (OPEX), pembiayaan ulang (refinancing), hingga pembiayaan peningkatan kapasitas di masa mendatang (APEX). Dengan rancangan menyeluruh ini, diharapkan program makan bergizi gratis dapat dilaksanakan dengan efisien dan mampu menjangkau lebih banyak pelajar di seluruh wilayah Indonesia.
“Kami melihat bahwa pelaksanaannya, realisasinya akan dapat segera dimulai dalam waktu singkat,” tambah Mahendra dengan optimisme.
Selain fokus pada program peningkatan kualitas sumber daya manusia, OJK juga memberikan perhatian khusus terhadap penguatan ekonomi desa melalui program Koperasi Desa Merah Putih. Program ini merupakan bagian dari strategi besar pemerintah untuk membangun kemandirian ekonomi desa serta memperkuat posisi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Dalam tahap awal implementasi atau piloting, OJK telah terlibat aktif dengan memberikan dukungan dari sisi pembiayaan dan intermediasi keuangan. Hal ini dilakukan agar koperasi-koperasi desa yang menjadi peserta program dapat mengakses pembiayaan formal dan menjalankan operasional secara berkelanjutan.
OJK mendorong lembaga jasa keuangan, termasuk perbankan, untuk mengambil peran lebih besar dalam menyediakan skema pembiayaan yang inklusif, adaptif, dan sesuai dengan karakteristik koperasi di tingkat desa. Inisiatif ini diharapkan mampu membuka ruang ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat desa dan memberikan dampak positif pada pengembangan sektor UMKM di akar rumput.
“Kami menyambut baik program ini yang memberikan ruang lebih besar untuk menggerakkan ekonomi desa dan mendorong sektor UMKM,” tutur Mahendra.
Lebih lanjut, Mahendra menjelaskan bahwa OJK tidak hanya terlibat secara teknis dalam program ini, tetapi juga berperan strategis dalam merancang sistem pembiayaan yang terintegrasi. Dengan demikian, koperasi desa tidak hanya menjadi lembaga ekonomi lokal, tetapi juga bagian dari sistem keuangan nasional yang kredibel dan kuat.
“Kami ikut dalam program piloting yang sedang berjalan, dan memahami dengan baik skema-skema pembiayaan serta intermediasi yang dapat dilakukan oleh sektor keuangan,” jelas Mahendra.
Dukungan strategis ini ditujukan untuk memastikan bahwa koperasi-koperasi desa memiliki akses yang cukup terhadap pembiayaan formal. Dengan akses tersebut, koperasi dapat mengembangkan usahanya, meningkatkan kapasitas layanan, dan pada akhirnya mendorong peningkatan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat sekitar.
Sinergi antara OJK, pemerintah pusat dan daerah, serta pelaku industri jasa keuangan menjadi kunci keberhasilan program ini. Koperasi desa diharapkan tidak hanya menjadi motor ekonomi lokal, tetapi juga sarana penting dalam memperluas inklusi keuangan dan mengurangi kesenjangan pembangunan antarwilayah.
OJK pun terus memfasilitasi literasi keuangan di tingkat akar rumput agar koperasi dan UMKM mampu mengelola pembiayaan secara bertanggung jawab. Dengan dukungan kapasitas, regulasi yang adaptif, dan pengawasan yang proporsional, sektor koperasi desa diyakini akan tumbuh sehat dan memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian nasional.
Langkah-langkah konkret yang diambil OJK menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi yang inklusif membutuhkan dukungan menyeluruh dari sistem keuangan nasional. Dari program makan bergizi untuk pelajar hingga koperasi desa, OJK menunjukkan konsistensi dalam mendukung setiap inisiatif pemerintah yang berpihak pada rakyat.
Dengan terus memperkuat koordinasi lintas sektor dan menjaga stabilitas sistem keuangan, OJK bertekad menjadi bagian integral dalam upaya bersama membangun Indonesia yang lebih adil, sehat, dan sejahtera.
Rekomendasi
