
JAKARTA - Penggunaan gadget pada anak-anak memang tak bisa dihindari di era digital saat ini. Namun, hal tersebut harus disikapi secara bijak agar tidak mengganggu tumbuh kembang mereka. Pendekatan edukatif dan pengawasan orangtua menjadi kunci utama agar teknologi dapat dimanfaatkan secara positif oleh anak, bukan justru membahayakan perkembangan mereka.
Psikolog perkembangan anak, keluarga, dan pengembangan diri Asteria R. Saroinsong menjelaskan bahwa kebiasaan bermain gadget tanpa kontrol bisa berdampak serius pada perkembangan fisik dan kognitif anak.
Dampak Teknologi Terhadap Fisik Anak
Baca Juga
Menurut Asteria, kemudahan akses terhadap tayangan cepat di media sosial maupun aplikasi lainnya bisa menimbulkan gangguan pada kesehatan mata anak-anak yang terlalu dini menggunakan ponsel. Kecepatan informasi dan tampilan visual yang terus berpindah-pindah ternyata memiliki pengaruh terhadap fungsi visual anak dalam jangka panjang.
“Menurut beberapa ahli dan literasi yang saya baca dari Amerika, bisa aja mengganggu perkembangan anak yang terlalu dini diberi HP, tayangan-tayangan cepat itu mempengaruhi kesehatan mata,” ujar Asteria.
Ini menjadi peringatan penting bagi para orangtua untuk memahami bahwa penggunaan gadget tidak hanya berkaitan dengan hiburan, tapi juga menyangkut kondisi fisik anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Ketika anak terlalu lama terpapar layar tanpa jeda atau kontrol, risiko terhadap gangguan penglihatan akan semakin besar.
Kognitif Anak Bisa Menurun Jika Tak Diawasi
Selain masalah fisik, Asteria juga menyoroti risiko penurunan kemampuan kognitif anak yang disebabkan oleh intensitas penggunaan gadget yang tidak sehat. Menurutnya, anak yang terbiasa dengan stimulasi cepat dari berbagai konten digital cenderung mengalami penurunan konsentrasi dan kesulitan dalam berpikir mendalam.
“Secara mereka memproses kognitif juga, karena kalau biasa main gadget dibiarin terus (bisa mempengaruhi) konsentrasi ya dia terbiasa dengan stimulasi (gadget) yang cepat dan berpindah-pindah,” tuturnya.
Fenomena yang disebut brain rot atau pelambatan kognitif ini terjadi karena otak anak belum sepenuhnya matang dalam menyaring informasi. Jika sejak kecil mereka dibiasakan menerima informasi instan dan beragam dalam satu waktu, kemampuan berpikir fokus dan menyusun logika bisa terganggu.
Orangtua Berperan Penting dalam Mengatur Akses
Untuk mencegah dampak negatif tersebut, Asteria menekankan pentingnya keterlibatan aktif orangtua dalam mengatur penggunaan gadget oleh anak. Menurutnya, setiap pemberian gadget harus disertai kesepakatan, pembatasan waktu, dan tujuan yang jelas.
“Kontrol orangtua paling penting, anak punya HP sendiri belum berarti bebas pakai HP, ajarkan mereka bounderies-nya (batasan) dan alasannya karena mereka belum matang,” jelas Asteria.
Anak-anak masih berada dalam fase pembentukan emosi dan tanggung jawab, sehingga pemberian gadget harus berada dalam pengawasan ketat. Jika anak diberi kebebasan mutlak, risiko kecanduan gadget hingga gangguan perilaku bisa meningkat.
Lebih lanjut, Asteria menyebut bahwa tidak ada patokan usia pasti kapan anak boleh memiliki ponsel sendiri. Namun berdasarkan jurnal yang dibacanya, usia 10–14 tahun dianggap relatif lebih aman sebagai titik awal mengenalkan gadget, asalkan tetap dalam pengawasan.
Ajarkan Etika dan Batasan Sejak Awal
Di era media sosial yang sangat terbuka, anak-anak sangat rentan terhadap pengaruh buruk dari interaksi daring. Oleh sebab itu, Asteria mendorong para orangtua agar tidak hanya memberi batasan waktu penggunaan, tetapi juga mengajarkan nilai etika dalam berinteraksi secara digital.
“Lalu medsos, anak-anak kita berisiko juga, misalnya Roblox itu juga ada chat-nya. Kalau saya pribadi, saat diberikan HP ajarkan bounderies lalu ajari etika bermedsos, do and don’t. Misal ngomong yang baik, jangan suka maki-maki, itu harus diajarkan konsisten,” ujarnya.
Tanpa pemahaman mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat menggunakan media sosial, anak bisa terjebak dalam perilaku yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Pembelajaran ini harus dilakukan secara bertahap dan konsisten, bukan hanya sekali saat gadget diberikan.
Mayoritas Masyarakat Tidak Setuju Anak SD Punya HP
Menariknya, dalam diskusi yang berlangsung di Suara Surabaya pada Kamis (31 Juli 2025) pagi, mayoritas masyarakat menunjukkan sikap tidak setuju jika anak-anak usia sekolah dasar sudah diberikan ponsel pribadi.
Berdasarkan data dari media sosial Gatekeeper Radio Suara Surabaya, hanya 28 persen masyarakat yang menyatakan setuju anak SD boleh bermain ponsel. Sementara itu, sebanyak 72 persen menyatakan tidak setuju, menegaskan kekhawatiran banyak pihak terhadap dampak negatif dari penggunaan gadget tanpa kontrol.
Arahkan Teknologi Jadi Media Edukasi
Daripada menjadi ancaman, teknologi sebetulnya bisa menjadi alat bantu pendidikan yang efektif jika dimanfaatkan dengan cara yang tepat. Dengan bimbingan dan pendampingan dari orangtua, anak bisa belajar menggunakan gadget untuk kegiatan yang bermanfaat, seperti mengerjakan tugas sekolah, membaca cerita interaktif, atau menonton konten edukatif.
Namun, tetap dibutuhkan pengawasan yang disiplin agar anak tidak tergelincir ke dalam penggunaan yang merugikan. Menurut Asteria, memberikan gadget kepada anak bukan sekadar soal usia atau tren, tetapi kesiapan anak untuk memahami tanggung jawab dan batasan.
Masa anak-anak adalah periode emas untuk membentuk karakter, kebiasaan, dan kemampuan kognitif yang sehat. Di tengah kemajuan teknologi yang begitu cepat, peran orangtua menjadi sangat krusial dalam menyeimbangkan antara kebutuhan digital dan perkembangan alami anak.
Dengan pendekatan yang bijak, gadget tidak harus menjadi musuh perkembangan anak, melainkan bisa menjadi alat bantu jika digunakan dalam pengawasan dan edukasi yang tepat.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
KAI Catat Angkutan Barang Naik, Batu Bara Paling Besar
- 06 Agustus 2025
2.
MIND ID Genjot Hilirisasi Batu Bara untuk Grafit Sintetis
- 06 Agustus 2025
3.
Jadwal Kapal Pelni KM Nggapulu Agustus 2025 Lengkap
- 06 Agustus 2025
4.
5.
Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Samarinda Jakarta
- 06 Agustus 2025