BMKG Umumkan Luasan Musim Kemarau di Indonesia

Selasa, 05 Agustus 2025 | 14:15:54 WIB
BMKG Umumkan Luasan Musim Kemarau di Indonesia

JAKARTA - Memasuki awal Agustus 2025, kondisi musim kemarau di Indonesia menunjukkan perkembangan signifikan. Berdasarkan laporan terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), saat ini sebanyak 48% Zona Musim (ZOM) di seluruh Nusantara telah resmi memasuki fase kemarau. Meskipun demikian, BMKG juga mengingatkan bahwa dua wilayah di Indonesia masih berpotensi mengalami banjir di periode yang sama.

BMKG menyampaikan informasi tersebut secara resmi pada Selasa, 5 Agustus 2025, menegaskan bahwa transisi musim ini terjadi secara bertahap dengan karakteristik berbeda di setiap daerah. “Di awal Agustus 2025 ini, 48% Zona Musim di Indonesia masuk musim kemarau dan 2 wilayah diprediksi berpotensi banjir,” tulis BMKG dalam rilis resminya.

Musim kemarau yang melanda hampir setengah wilayah Indonesia ini meliputi berbagai provinsi dan wilayah dengan kondisi geografis dan iklim yang bervariasi. Beberapa daerah yang sudah mengawali kemarau antara lain sebagian kecil Bengkulu, Jakarta, Bali bagian utara dan Nusa Penida, serta sejumlah wilayah di Kalimantan seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Wilayah-wilayah di Sulawesi seperti Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara juga sudah memasuki musim kemarau.

Papua pun tidak luput dari musim kemarau, terutama bagian barat dan timur. Sementara itu, sebagian wilayah Lampung, Banten, dan Jawa Barat juga mulai merasakan dampak musim kemarau ini. Di pulau Sumatera, musim kemarau mulai meluas ke sebagian besar Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, dan Sumatera Selatan. Jawa Tengah, Jawa Timur, dan seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) serta Kepulauan Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) juga telah memasuki fase kemarau.

BMKG memberikan gambaran lebih rinci mengenai curah hujan di periode Dasarian III Juli 2025. Sebagian besar wilayah Indonesia mencatat curah hujan rendah, mencapai 73%, diikuti curah hujan menengah sebesar 26%, dan hanya 1% wilayah yang mengalami curah hujan tinggi hingga sangat tinggi. Curah hujan yang tinggi ini tercatat terjadi di sebagian kecil wilayah Bengkulu, sebagian kecil Jawa Barat bagian selatan, dan sebagian kecil Papua.

Memasuki Dasarian I Agustus 2025, prediksi cuaca menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah di Indonesia akan mengalami curah hujan rendah hingga menengah, yakni antara 0 hingga 150 mm per dasarian. Wilayah yang termasuk dalam kategori ini meliputi sebagian besar Sumatera, sebagian kecil wilayah Jawa dan Bali, sebagian besar Kalimantan dan Sulawesi, serta sebagian besar Maluku Utara, sebagian kecil Maluku bagian tengah, dan sebagian wilayah Papua Barat serta Papua.

Meski sebagian besar wilayah sudah memasuki musim kemarau, BMKG juga menginformasikan adanya wilayah dengan curah hujan tinggi hingga sangat tinggi, yaitu lebih dari 150 mm per dasarian. Wilayah yang termasuk kategori ini adalah sebagian kecil Aceh dan Sumatera Utara, sebagian kecil Jawa Barat bagian barat, serta sebagian kecil Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah. Di kawasan Maluku, sebagian kecil wilayah Maluku Utara bagian selatan dan sebagian besar Maluku bagian tengah diperkirakan mengalami curah hujan tinggi. Papua Barat dan sebagian kecil Papua juga termasuk wilayah yang masih berpotensi hujan tinggi.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun musim kemarau sudah meluas, BMKG tetap mengingatkan masyarakat dan pihak terkait untuk mewaspadai potensi banjir di dua wilayah yang masih berpeluang mengalami hujan deras dan genangan air. Kedua wilayah tersebut adalah Maluku dan Papua Barat. Di Maluku, daerah yang berpotensi banjir meliputi Kota Ambon, Maluku Tengah, Seram Bagian Barat, dan Seram Bagian Timur. Sedangkan di Papua Barat, potensi banjir diperkirakan terjadi di Sorong dan Sorong Selatan.

Peringatan ini sangat penting mengingat banjir dapat berdampak pada aktivitas masyarakat, infrastruktur, serta layanan publik. Oleh sebab itu, upaya mitigasi dan kesiapsiagaan harus terus ditingkatkan di wilayah-wilayah tersebut.

Musim kemarau yang melanda hampir setengah wilayah Indonesia ini juga membawa konsekuensi lain, termasuk peningkatan risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di daerah-daerah dengan vegetasi lebat dan curah hujan yang menurun drastis. Kondisi ini perlu diwaspadai dan ditangani secara serius agar tidak berdampak luas terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Sebagai respons terhadap kondisi ini, BMKG selalu menyediakan informasi cuaca terkini dan prediksi musiman untuk membantu pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam mengambil langkah antisipatif yang tepat. Informasi ini dapat dimanfaatkan untuk perencanaan berbagai sektor, seperti pertanian, perikanan, pariwisata, hingga pengelolaan sumber daya air.

Dengan data yang akurat dan prediksi yang detail, diharapkan setiap daerah dapat menyesuaikan kebijakan dan kegiatan mereka selama musim kemarau, sehingga kerugian akibat perubahan iklim musiman dapat diminimalkan.

Sebagai bagian dari upaya memperkuat kesiapsiagaan, pemerintah daerah bersama dengan BMKG dan lembaga terkait harus terus meningkatkan koordinasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Hal ini agar masyarakat dapat memahami kondisi cuaca dan iklim terkini serta menyiapkan diri menghadapi berbagai potensi risiko yang mungkin terjadi.

Musim kemarau yang meluas hingga hampir separuh wilayah Indonesia ini menjadi pengingat bahwa perubahan iklim dan cuaca ekstrem adalah fenomena yang memerlukan perhatian serius dari seluruh lapisan masyarakat. Penanganan dan mitigasi yang tepat dapat membantu meminimalkan dampak negatif, serta menjaga keseimbangan ekosistem dan kehidupan masyarakat secara keseluruhan.

BMKG tetap berkomitmen memberikan informasi terpercaya dan tepat waktu demi mendukung keselamatan dan kenyamanan masyarakat di seluruh Indonesia. Peringatan dini, prediksi cuaca, dan analisis iklim yang disajikan diharapkan dapat menjadi alat utama dalam pengambilan keputusan yang efektif dan efisien di berbagai sektor kehidupan.

Melalui pemantauan dan koordinasi berkelanjutan, diharapkan Indonesia dapat menghadapi musim kemarau ini dengan kesiapan yang matang, sekaligus menjaga kewaspadaan terhadap potensi banjir yang masih mengancam beberapa wilayah.

Terkini

Kompetisi Sepak Bola Putri Siap Bergulir 2026

Selasa, 05 Agustus 2025 | 14:51:56 WIB

30 Menit Olahraga Ringan, Tubuh Jadi Bugar

Selasa, 05 Agustus 2025 | 14:57:03 WIB

Perbasi Siapkan Regenerasi Timnas Basket 3 3

Selasa, 05 Agustus 2025 | 15:01:45 WIB

Jadwal Seru Kejuaraan Dunia Voli Putri U21 2025

Selasa, 05 Agustus 2025 | 15:05:11 WIB

Indonesia Serius Kembangkan Industri Surya Terpadu

Selasa, 05 Agustus 2025 | 15:10:07 WIB