Film Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut Sarat Pesan Moral

Film Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut Sarat Pesan Moral
Film Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut Sarat Pesan Moral

JAKARTA - Film horor lokal kembali mengguncang layar lebar Indonesia di tahun 2025. Judul yang tengah ramai dibicarakan kali ini adalah Kampung Jabang Mayit Ritual Maut. Namun jangan buru-buru menilainya sebagai sekadar tontonan menyeramkan. Film ini lebih dari itu: sebuah perpaduan cerdas antara ketegangan psikologis, eksplorasi budaya lokal, dan pesan moral yang menyentuh hati.

Jabang Mayit: Ritual Maut menghadirkan sesuatu yang segar dalam lanskap perfilman horor Tanah Air. Ceritanya berasal dari sebuah thread populer di media sosial X (dulunya Twitter), ditulis oleh Qwertyping (nama pena Teguh Faluvie). Kisah ini sempat sukses diadaptasi menjadi serial podcast video dengan jutaan pendengar. Kesuksesan di platform digital itulah yang kemudian mendorong adaptasi ke layar lebar.

Begitu tayang, film ini langsung mencuri perhatian. Bukan hanya karena kisahnya yang mencekam, tetapi karena pendekatan sinematik yang digunakan terasa sangat khas dan tidak biasa. Ia tidak mengandalkan jump scare atau efek suara mengagetkan. Sebaliknya, Jabang Mayit: Ritual Maut membangun ketegangan melalui atmosfer, suasana desa yang penuh misteri, dan cerita yang perlahan terkuak seperti teka-teki.

Baca Juga

Rekomendasi HP Oppo Terbaik untuk Pelajar 2025

Yang membuat film ini berbeda dari kebanyakan film horor lainnya adalah bagaimana elemen horor justru banyak terjadi di siang hari. Sebagian besar adegan menyeramkan berlangsung dalam terang, ketika matahari bersinar dan langit cerah. Ini menciptakan rasa tidak nyaman yang tak terduga, dan mematahkan persepsi umum bahwa kengerian hanya datang saat malam tiba. Penonton dibuat merasa tidak aman kapan pun waktunya, karena horor dalam film ini seolah tidak mengenal waktu.

Film ini mengusung genre folk horror dengan balutan lokalitas yang sangat terasa. Desain produksi, tata suara, kostum, dan latar tempat menciptakan pengalaman imersif yang khas Indonesia. Mulai dari desa terpencil yang tertutup dari dunia luar, sosok dukun perempuan dengan ritual-ritual tradisional, hingga praktik tumbal dan kepercayaan terhadap kehidupan abadi. Semua terasa membumi, akrab, dan lekat dengan budaya masyarakat Nusantara.

Tanpa harus meniru formula horor luar negeri, film ini berdiri kokoh dengan identitasnya sendiri. Ia berhasil menunjukkan bahwa cerita mistis dari tanah sendiri mampu menjadi kekuatan utama dengan catatan dikerjakan secara serius dan orisinal.

Lebih dari sekadar hiburan, Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut juga menyisipkan kritik sosial yang tajam. Film ini dengan berani menyentuh isu-isu sensitif seperti stigma terhadap perempuan yang hamil di luar nikah, tekanan masyarakat desa terhadap “aib” keluarga, serta peran otoritas lokal yang kerap disalahgunakan. Hal ini tercermin dari bagaimana cerita berkembang, terutama dalam relasi antara karakter utama dan warga desa.

Simbol-simbol visual seperti patung bayi, pita merah, dan lokasi ritual digunakan bukan hanya untuk efek dramatis, tetapi juga sebagai penyampai pesan. Mereka melambangkan trauma, pengorbanan, dan luka sosial yang kerap tersembunyi di balik adat dan kepercayaan lama.

Dari sisi akting, film ini diperkuat oleh penampilan luar biasa dari para pemerannya. Ersya Aurelia tampil memukau sebagai Weda, karakter utama yang mengalami transformasi emosional besar sepanjang cerita. Weda, awalnya digambarkan sebagai selebritas glamor, berubah menjadi figur rapuh yang dihantui ketakutan dan rasa bersalah. Transisi itu ditampilkan secara meyakinkan dan mengundang empati penonton.

Sementara itu, Atiqah Hasiholan tampil sebagai Ni Itoh, sosok dukun perempuan yang aura mistisnya terasa sejak pertama kali muncul. Ia tidak sekadar berperan sebagai tokoh antagonis, melainkan sebagai simbol dari kekuasaan tradisi dan kepercayaan yang tak tergoyahkan. Karakter pendukung seperti Rini, Bagas, dan tokoh-tokoh warga lainnya juga memberikan warna tersendiri, memperkuat atmosfer desa yang menyeramkan namun tetap realistis.

Sinematografi film ini patut diapresiasi. Warna-warna terang yang digunakan kuning padi, merah tanah, biru langit tidak lantas membuat suasana menjadi nyaman. Justru sebaliknya, mereka menciptakan kontras yang memperkuat rasa tidak aman dan absurditas dari realitas yang disajikan. Tanpa banyak menggunakan CGI, film ini mengandalkan kekuatan visual dan tata suara ambient untuk membangun dunia yang mencekam.

Salah satu kekuatan utama film ini adalah kedalaman psikologisnya. Penonton diajak masuk ke dalam jiwa tokoh-tokohnya, merasakan kegelisahan, rasa bersalah, ketakutan terhadap hukuman tak kasatmata, dan penyesalan atas keputusan masa lalu. Tema dosa dan penebusan menjadi pertanyaan utama yang menggantung sepanjang film. Apakah semua kesalahan bisa ditebus? Ataukah semua harus dibayar dengan darah dan nyawa?

Jabang Mayit Ritual Maut bukan hanya film horor biasa. Ia adalah cermin atas kenyataan yang tidak nyaman. Ia mempertanyakan nilai-nilai moral yang selama ini dianggap mutlak. Ia menantang penonton untuk berpikir, bukan sekadar menjerit karena takut.

Sebagai horor lokal, film ini berhasil menunjukkan bahwa cerita dari akar budaya sendiri bisa tampil kuat, emosional, dan bernas. Ia adalah bukti bahwa horor Indonesia tidak melulu harus menakutkan dari hantu, tetapi bisa menghantui lewat pertanyaan-pertanyaan moral dan realitas sosial yang dekat dengan kehidupan nyata.

Dengan keberanian naratif, kualitas visual yang matang, dan akting yang solid, Kampung Jabang Mayit Ritual Maut layak diapresiasi sebagai salah satu film horor terbaik tahun ini. Sebuah karya yang tidak hanya menyuguhkan kengerian, tetapi juga mengajak penonton berpikir lebih dalam tentang tradisi, kesalahan, dan pengampunan.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Cara Bersihkan Cache iPhone, Kinerja Jadi Lebih Cepat

Cara Bersihkan Cache iPhone, Kinerja Jadi Lebih Cepat

Jawa Timur, Surga Wisata Rasa Internasional

Jawa Timur, Surga Wisata Rasa Internasional

Pemeriksaan Kesehatan Pelajar Dimulai Serentak Pekan Depan

Pemeriksaan Kesehatan Pelajar Dimulai Serentak Pekan Depan

Kemenkes Lindungi Anak Lewat Edukasi Polusi Sehat

Kemenkes Lindungi Anak Lewat Edukasi Polusi Sehat

Harapan Hidup Meningkat, Korea Makin Sehat

Harapan Hidup Meningkat, Korea Makin Sehat