
JAKARTA - Langkah agresif Tiongkok dalam memperluas pengembangan tambang batubara saat ini menjadi sorotan global. Negara tersebut tengah membangun atau merencanakan lebih dari 450 lokasi tambang baru yang tersebar di berbagai wilayah. Upaya ini menunjukkan betapa kuatnya dorongan internal Tiongkok dalam menjaga ketahanan energi nasional di tengah gejolak ekonomi dan transisi energi global yang belum merata.
“Lebih dari 450 lokasi sedang dikembangkan di seluruh Tiongkok, dengan hampir 40 persen sedang dibangun atau dalam uji operasi,” sebut laporan lembaga riset energi global.
Bila seluruh proyek ini berhasil direalisasikan, kapasitas gabungan dari tambang-tambang tersebut diperkirakan mencapai 1,4 miliar ton per tahun. Angka ini berpotensi besar menempatkan Tiongkok di atas dua eksportir batubara utama dunia, yaitu Indonesia dan Australia, dari sisi kapasitas produksi.
Baca Juga
Meskipun Tiongkok merupakan importir batubara terbesar dunia, pengembangan ini menandai perubahan orientasi energi dengan peningkatan produksi dalam negeri. Kebijakan ini tampak sebagai strategi jangka panjang untuk menstabilkan pasokan energi domestik dan mengurangi ketergantungan impor.
Potensi Risiko Kelebihan Pasokan dan Gangguan Pasar
Besarnya skala proyek tambang ini menimbulkan kekhawatiran terhadap dampak jangka panjang pada pasar batubara global. Pengembangan besar-besaran seperti ini pernah terjadi antara tahun 2012 hingga 2015, yang kala itu menyebabkan kelebihan pasokan, jatuhnya harga, dan banyaknya aset industri yang terlantar.
Laporan terbaru mengingatkan bahwa pola serupa bisa kembali terulang jika tidak ada pengelolaan kapasitas secara cermat. Kelebihan produksi dapat merugikan pasar global dan mengganggu investasi energi bersih yang mulai bertumbuh di berbagai negara.
Disebutkan pula bahwa hampir setengah dari kapasitas tambang baru tersebut masih berada dalam tahap perencanaan awal. Artinya, masih ada ruang untuk evaluasi dan pembatalan sebagian proyek sebelum memasuki tahap konstruksi yang lebih lanjut.
Kontribusi Emisi Tinggi dari Tambang Baru
Selain potensi kelebihan pasokan, isu yang tak kalah penting adalah dampak lingkungan dari ekspansi ini. Tiongkok saat ini menyumbang sekitar 60 persen dari seluruh kapasitas tambang baru yang diusulkan di dunia. Bahkan, hanya dari pembangunan ini saja, diperkirakan akan muncul sekitar 80 persen dari emisi metana global yang terkait dengan proyek-proyek batubara.
Metana merupakan gas rumah kaca yang sangat kuat, sekitar 80 kali lebih berpengaruh dibandingkan karbon dioksida dalam memicu pemanasan global selama 20 tahun pertama.
"Tanpa mengurangi rencana kapasitas tambang baru secara drastis, dunia dapat mengalami peningkatan besar emisi metana yang berpotensi tinggi yang akan membuat pencapaian tujuan Perjanjian Paris menjadi mustahil," jelas Dorothy Mei, manajer proyek Global Coal Mine Tracker.
Hal ini tentu menjadi tantangan besar, baik bagi Tiongkok sendiri maupun komunitas internasional, dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan energi dan komitmen terhadap pengendalian perubahan iklim.
Dukungan Kebijakan Domestik dan Target Nasional
Pembangunan tambang batubara dalam skala masif ini bukan tanpa dasar. Pemerintah pusat Tiongkok pada tahun 2024 menetapkan target penambahan kapasitas cadangan tambang sebesar 300 juta ton hingga tahun 2030. Arahan kebijakan ini mendorong sejumlah pemerintah daerah untuk segera mempercepat proses persetujuan proyek guna memenuhi kuota nasional tersebut.
Salah satu wilayah yang tercatat aktif dalam realisasi target ini adalah Mongolia Dalam. Daerah tersebut telah mempercepat berbagai proyek tambang untuk mendukung rencana strategis nasional. Hal ini menunjukkan bahwa ekspansi tambang merupakan bagian integral dari kebijakan energi nasional Tiongkok dalam rangka meningkatkan keamanan pasokan dan mendukung pertumbuhan industri domestik.
Konteks Global: Produksi Turun, Tapi Tantangan Tetap Ada
Secara global, tren produksi batubara sebenarnya menunjukkan penurunan. Pada tahun 2024, hanya sekitar 105 juta ton kapasitas baru yang ditambahkan. Jumlah ini turun sebesar 46 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan menjadi yang terendah dalam setidaknya satu dekade terakhir.
Namun, lebih dari 850 proyek tambang baru atau ekspansi masih sedang dikembangkan di sedikitnya 30 negara. India sendiri memiliki proyeksi kapasitas sebesar 329 juta ton, sementara Australia menyusul dengan 165 juta ton. Angka ini menunjukkan bahwa meskipun produksi baru secara global menurun, rencana ekspansi tambang masih terus berjalan di berbagai wilayah.
Kondisi ini menimbulkan tantangan serius terhadap upaya pengendalian emisi. Perserikatan Bangsa-Bangsa sebelumnya menekankan bahwa untuk memenuhi target iklim global, produksi batubara dunia harus berkurang hingga 75 persen dalam kurun waktu satu dekade hingga 2030. Sementara itu, Badan Energi Internasional menyarankan pengurangan produksi sebesar 39 persen.
Dengan arah pembangunan saat ini, termasuk dari negara-negara besar seperti Tiongkok, India, dan Australia, tercapainya target-target tersebut akan semakin sulit direalisasikan dalam waktu dekat.
Evaluasi Diperlukan untuk Keseimbangan Energi dan Iklim
Meski ambisi pengembangan tambang ini menunjukkan keberanian dan kekuatan industri Tiongkok, banyak pihak yang mendorong adanya evaluasi menyeluruh terhadap arah kebijakan energi ini. Peningkatan kapasitas energi fosil harus diimbangi dengan peningkatan investasi dalam energi terbarukan serta kebijakan pengurangan emisi yang konsisten.
Tiongkok tetap memiliki peluang untuk mengatur ulang arah kebijakan, mengingat banyak proyek tambang masih berada dalam tahap awal. Jika langkah korektif dilakukan saat ini, potensi dampak negatif terhadap pasar global dan lingkungan masih bisa diminimalisir.
Perkembangan ini menunjukkan betapa pentingnya keseimbangan antara kebutuhan energi nasional dan tanggung jawab global terhadap perubahan iklim. Apa yang terjadi di Tiongkok akan memberikan dampak signifikan terhadap upaya dunia untuk mengelola transisi energi dan menjaga kelestarian lingkungan di masa mendatang.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Made in RI, Solusi Logistik Berkelanjutan Nasional
- 31 Juli 2025
2.
Kuliner Siomay Onoki Hadirkan Rasa Berbeda
- 31 Juli 2025
3.
Cemilan Favorit Diskon Spesial Indomaret Sore Ini
- 31 Juli 2025
4.
Duel Petarung Kelas Jerami Ramaikan Noche UFC 3
- 31 Juli 2025