
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) kembali menunjukkan kinerja positif pada layanan angkutan barang, khususnya komoditas batu bara, selama semester pertama tahun 2025. Dalam kurun waktu Januari hingga Juni, KAI berhasil mengangkut 27,62 juta ton batu bara, mengalami peningkatan sebesar 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 26,21 juta ton. Peningkatan ini menegaskan posisi strategis KAI sebagai mitra logistik andal di sektor energi nasional.
Angkutan batu bara menjadi penyumbang terbesar dalam total volume pengangkutan barang KAI dengan porsi mencapai 82,92 persen dari keseluruhan angkutan barang sebesar 33,32 juta ton selama periode tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa batu bara masih menjadi tulang punggung utama dalam operasi angkutan KAI.
Peran Strategis Batu Bara dalam Pasokan Energi Nasional
Baca Juga
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menyampaikan bahwa batu bara yang diangkut sebagian besar digunakan sebagai bahan baku pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Pulau Jawa dan Bali. Peran KAI sebagai pengangkut utama komoditas ini sangat vital dalam menjaga ketahanan pasokan listrik nasional, yang menjadi pondasi bagi berbagai aktivitas masyarakat dan industri.
Pasokan listrik yang dihasilkan oleh PLTU menjadi sumber energi utama yang menghidupkan rumah sakit, sekolah, perkantoran, pusat perbelanjaan, hingga usaha kecil dan menengah di berbagai wilayah. Dengan demikian, layanan angkutan batu bara yang andal dari KAI secara langsung mendukung keberlangsungan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Kinerja Operasional dan Ketepatan Waktu
Selain volume angkutan yang meningkat, KAI juga berhasil mempertahankan keandalan layanan angkutan barangnya dengan tingkat ketepatan waktu yang impresif. Rata-rata ketepatan waktu keberangkatan kereta barang mencapai 96,76 persen, sementara ketepatan waktu kedatangan berada pada angka 90,13 persen selama semester pertama 2025.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa moda transportasi berbasis rel ini mampu bersaing dengan moda logistik lain dalam hal ketepatan waktu dan keandalan operasional. Ketepatan waktu yang tinggi juga mendukung efisiensi dalam rantai pasok dan meminimalkan risiko keterlambatan distribusi barang penting seperti batu bara.
Sinergi dengan Kebijakan Penghapusan Truk ODOL
KAI juga semakin siap menghadapi tantangan dan peluang di masa depan seiring dengan rencana pemerintah menghapus penggunaan truk Over Dimension Over Loading (ODOL) mulai tahun 2026. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan keselamatan dan efisiensi transportasi darat.
Kereta api sebagai moda logistik dengan kapasitas besar dan operasi yang lebih tertib dipandang sebagai solusi masa depan yang lebih aman dan ramah lingkungan. Dengan kapasitas angkutan yang besar dan jejak karbon lebih rendah dibanding moda transportasi lain, KAI menegaskan posisinya sebagai penggerak logistik nasional yang berkelanjutan.
Target dan Pengembangan Infrastruktur Logistik
Dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), KAI menargetkan pertumbuhan volume angkutan barang hingga 15 persen pada tahun 2029. Dari target tersebut, angkutan batu bara diproyeksikan mencapai 111,2 juta ton, sedangkan komoditas non-batu bara diperkirakan sebesar 10,9 juta ton.
Untuk mendukung target ambisius ini, KAI sedang mengembangkan simpul-simpul logistik strategis, khususnya di wilayah Sumatera bagian selatan. Proyek pembangunan Terminal Tarahan II diperkirakan akan mampu menyerap hingga 18 juta ton batu bara, sementara pengembangan fasilitas bongkar-muat di Kertapati akan menambah kapasitas sekitar 7 juta ton.
Sumatera Selatan diprediksi menjadi pilar utama pertumbuhan volume angkutan KAI dengan tambahan sekitar 27,8 juta ton, sehingga pengembangan infrastruktur ini menjadi investasi penting bagi keberlangsungan layanan logistik nasional.
Komitmen terhadap Keberlanjutan Lingkungan
Sejalan dengan peningkatan volume angkutan, KAI juga memperkuat komitmen pada keberlanjutan lingkungan. Sejak Februari 2025, seluruh lokomotif dan genset KAI menggunakan Biosolar B40, yaitu bahan bakar dengan campuran 40 persen bahan nabati. Penggunaan B40 ini merupakan kelanjutan dari uji coba yang telah dilakukan sejak Juli 2024 bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Langkah ini tidak hanya menurunkan jejak karbon, tetapi juga mendukung transisi energi nasional menuju pemanfaatan sumber energi terbarukan. Dengan tingkat biodegradasi yang tinggi dan emisi yang lebih rendah, penggunaan B40 menjadikan moda angkutan kereta api sebagai pilihan logistik yang lebih ramah lingkungan.
Visi KAI untuk Transportasi Berkelanjutan
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menegaskan bahwa KAI akan terus menghadirkan layanan yang andal, efisien, dan ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan visi perusahaan yang berfokus pada penggerak transportasi berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Dengan pengembangan infrastruktur, peningkatan volume angkutan, serta langkah-langkah keberlanjutan, KAI berkomitmen menjadi mitra logistik terpercaya bagi berbagai sektor industri di Indonesia. Keberhasilan semester pertama 2025 ini menjadi momentum untuk terus menguatkan peran strategis kereta api dalam logistik nasional.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Cara Batasi Chat di WhatsApp Tanpa Blokir
- 16 Juli 2025
2.
Interior BYD Sealion 7, Elegan dan Simpel
- 16 Juli 2025
3.
4.
5.
Shio Hari Ini: Peluang dan Tantangan
- 16 Juli 2025