Danantara Bangun Pabrik Kimia Rp 13 Triliun Kurangi Ketergantungan Impor

Danantara Bangun Pabrik Kimia Rp 13 Triliun Kurangi Ketergantungan Impor
Danantara Bangun Pabrik Kimia Rp 13 Triliun Kurangi Ketergantungan Impor

JAKARTA - BPI Daya Anagata Nusantara (Danantara), Indonesia Investment Authority (INA), dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) resmi menjalin kemitraan strategis untuk membangun pabrik chlor alkali ethylene dichloride (CA-EDC) dengan nilai investasi mencapai 800 juta dolar AS atau sekitar Rp 13 triliun. Proyek ini merupakan langkah besar dalam memperkuat ketahanan industri nasional sekaligus mendorong percepatan hilirisasi industri kimia di Indonesia.

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara ketiga pihak ini menegaskan komitmen bersama dalam mendukung transformasi ekonomi jangka panjang melalui pengembangan industri hulu kimia yang lebih mandiri. Hal ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor bahan baku kimia yang selama ini menjadi kendala dalam pengembangan sektor industri nasional.

Presiden Direktur Chandra Asri Group, Erwin Ciputra, menyatakan optimisme atas kolaborasi ini. “Melalui kolaborasi ini kami membangun fondasi yang kuat untuk mendorong pengembangan industri yang berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya di Jakarta, Minggu, 22 Juni 2025.

Baca Juga

Pelni KM Kelud Layani Medan Batam, Tiket Ekonomi Mulai Rp304 Ribu

Proyek Pabrik CA-EDC: Target Ekspor dan Efisiensi Impor

Pabrik yang akan dikelola oleh PT Chandra Asri Alkali (CAA), anak perusahaan Chandra Asri Group, ini dirancang dengan kapasitas produksi yang signifikan. Fase pertama mencakup kapasitas produksi 400.000 ton soda kaustik padat (setara 827.000 ton cair) dan 500.000 ton ethylene dichloride per tahun. Selanjutnya, proyek ini akan fokus pada peningkatan kapasitas Chlor-Alkali dan pengembangan produk turunan klorin yang bernilai tambah tinggi.

Produksi ethylene dichloride diproyeksikan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga untuk diekspor. Dengan potensi menghasilkan devisa hingga Rp 5 triliun per tahun, pabrik ini diharapkan menjadi motor penggerak ekspor kimia nasional. Di sisi lain, operasional pabrik akan menekan impor soda kaustik, yang selama ini menjadi salah satu bahan kimia strategis, dengan efisiensi nilai impor mencapai Rp 4,9 triliun per tahun.

Meningkatkan Ketahanan Industri Nasional

Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, menyampaikan bahwa investasi ini akan memperkuat ketahanan nasional. “Investasi ini memperkuat ketahanan nasional dengan mengurangi ketergantungan terhadap impor produk penting seperti soda kaustik dan ethylene dichloride. Di Danantara Indonesia, kami menyambut baik kemitraan global yang memiliki visi yang sama untuk membangun ekosistem industri yang tangguh dan bernilai tinggi di tengah dinamika ekonomi Asia,” jelasnya.

Pandu menambahkan bahwa proyek ini merupakan bagian dari strategi besar untuk memperkuat struktur industri nasional dengan memaksimalkan sumber daya lokal sekaligus membuka peluang kerja dan pengembangan teknologi.

Peran INA dalam Mendukung Investasi Jangka Panjang

Sementara itu, CEO INA, Ridha Wirakusumah, menekankan bahwa kolaborasi ini selaras dengan mandat investasi jangka panjang lembaganya. “Kolaborasi ini memperkuat daya saing dan ketahanan Indonesia di kancah ekonomi global,” kata Ridha.

Menurutnya, kemitraan ini tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi, tetapi juga membuka jalan bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam industri kimia di kawasan Asia, sekaligus menegaskan posisi negara dalam rantai nilai global.

Dampak Positif bagi Industri dan Ekonomi Indonesia

Proyek pabrik CA-EDC ini akan memberikan dampak luas bagi industri nasional. Selain mengurangi ketergantungan impor, pabrik ini akan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan transfer teknologi, serta memperkuat ekosistem industri kimia dalam negeri. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mempercepat hilirisasi industri dan memperkuat kemandirian ekonomi.

Ekonom industri menilai bahwa investasi sebesar Rp 13 triliun dalam proyek ini menunjukkan sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan kepercayaan investor terhadap potensi industri kimia Indonesia. Proyek ini juga sejalan dengan rencana pemerintah untuk mendorong investasi strategis yang berbasis pada pengembangan sumber daya alam dan peningkatan nilai tambah produk.

Tantangan dan Harapan Ke Depan

Meski menghadapi berbagai tantangan global dan regional, termasuk fluktuasi harga bahan baku dan dinamika geopolitik, kolaborasi antara Danantara, INA, dan Chandra Asri Group diharapkan mampu menjadi model kemitraan yang sukses dan berkelanjutan.

Pandu Sjahrir menegaskan, “Kami percaya bahwa sinergi antara pemerintah, institusi keuangan, dan industri swasta ini dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat industri kimia di Asia.”

Erwin Ciputra pun menambahkan, “Kami berkomitmen untuk menjalankan proyek ini dengan standar tertinggi dalam aspek keberlanjutan dan inovasi teknologi demi mendukung pertumbuhan industri nasional.”

Kerja sama strategis antara Danantara, INA, dan Chandra Asri Group dalam pembangunan pabrik chlor alkali–ethylene dichloride senilai Rp 13 triliun menjadi langkah nyata dalam memperkuat ketahanan industri dan kemandirian ekonomi Indonesia. Proyek ini tidak hanya mendukung pengurangan impor bahan baku penting, tetapi juga berpotensi meningkatkan ekspor dan devisa negara secara signifikan.

Dengan komitmen kuat dari seluruh pihak terkait, proyek ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam mendorong industri kimia nasional yang lebih modern, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi di kancah global.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

KAI Permudah Perjalanan Tegal Semarang dengan Tarif Khusus

KAI Permudah Perjalanan Tegal Semarang dengan Tarif Khusus

Danantara Terima 18 Proyek Hilirisasi Energi

Danantara Terima 18 Proyek Hilirisasi Energi

Daftar BPJS Kesehatan Kini Bisa Lewat HP, Begini Tahapannya

Daftar BPJS Kesehatan Kini Bisa Lewat HP, Begini Tahapannya

Harga Sembako Jogja Selasa, 22 Juli 2025: Rawit Hijau Turun

Harga Sembako Jogja Selasa, 22 Juli 2025: Rawit Hijau Turun

Ramen Disukai Berbagai Kalangan, Khas Jepang Rasa Nusantara

Ramen Disukai Berbagai Kalangan, Khas Jepang Rasa Nusantara