15 Rekomendasi Kuliner Semarang yang Enak dan Legendaris
- Sabtu, 06 September 2025

Jakarta - Rekomendasi kuliner Semarang menjadi daya tarik utama bagi pencinta makanan yang ingin menjelajahi cita rasa khas daerah. Kota ini menyuguhkan beragam hidangan legendaris yang tak hanya menggugah selera, tetapi juga memiliki nilai historis tersendiri.
Berdasarkan hasil penelitian dari Pusat Kajian Budaya dan Pariwisata Daerah (2022), sejumlah makanan khas di kota ini telah dikenal luas di kalangan wisatawan, seperti lumpia dari kawasan Gang Lombok serta tahu gimbal yang menjadi ikon kuliner lokal.
Menariknya, banyak tempat makan di Semarang yang sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu, menambah nilai autentik dari pengalaman bersantap.
Baca Juga20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri
Selain itu, fleksibilitas waktu juga menjadi keunggulan—karena pilihan kuliner bisa ditemukan dengan mudah, baik di siang hari maupun malam.
Tak heran jika rekomendasi kuliner Semarang selalu masuk dalam daftar wajib bagi para pelancong yang ingin merasakan kelezatan sekaligus nuansa budaya dalam satu sajian.
15 Rekomendasi Kuliner Semarang Legendaris yang Wajib Dicoba
Semarang dikenal sebagai salah satu kota tujuan favorit bagi wisatawan, termasuk dalam hal eksplorasi makanan khas. Kuliner di kota ini menawarkan cita rasa yang khas dengan harga yang ramah di kantong, menjadikannya daya tarik tersendiri bagi para penikmat makanan lokal.
Berikut ini adalah rekomendasi kuliner Semarang yang memiliki nilai historis dan layak untuk dicicipi saat berkunjung.
1. Lumpia Gang Lombok
Warung lumpia legendaris ini berada di Gg. Lombok No. 11, Purwodinatan, Semarang Tengah, tepat di sebelah Kelenteng Tay Kak Sie. Sudah berdiri selama lebih dari satu abad, lumpia ini dibuat secara tradisional oleh generasi keempat yang menjaga keaslian resep sejak era 1800-an.
Isinya berupa rebung lembut, telur, dan udang—semua dibungkus tipis, kemudian disajikan dengan saus manis gurih, acar, dan bawang. Menu ini bisa dinikmati dalam dua versi: goreng atau basah. Horengannya tahan hingga 3 hari, sementara versi basah sebaiknya dikonsumsi dalam satu hari untuk menjaga kesegarannya.
Kedai ini buka pagi—sekitar pukul 07.00 hingga 16.00 atau 17.00 WIB tergantung hari, dan sangat disarankan datang lebih awal karena antreannya bisa panjang.
2. Tahu Gimbal Lumayan Pak Man
Warung sederhana di Jl. Plampitan No. 54 ini terkenal dengan tahu gimbal khas, terdiri dari tahu goreng, lontong, tauge, gimbal udang, dan siraman saus kacang dengan petis—rasanya gurih, manis, dan kaya aroma bawang putih mentah. Usaha ini sudah berjalan sejak tahun 1950-an dan resepnya diturunkan secara mulus melalui keluarga pendiri.
Harga per porsi bervariasi, sekitar Rp?15.000 untuk porsi reguler dan Rp?25.000 untuk ukuran jumbo. Lokasinya berada di pinggir jalan, buka setiap hari dari pukul 12.00 hingga 16.00 WIB.
3. Tahu Pong Karangsaru
Kedai legendaris ini, yang berpusat di Jl. Pringgading No. 11D, telah beroperasi sejak 1949—artinya kini usianya lebih dari tujuh dekade. Seporsi lengkap (tahu pong, tahu emplek, telur goreng, dan gimbal udang) disajikan dengan saus petis udang dan acar lobak—kombinasi rasa gurih, manis, dan segar yang memikat wisatawan dan warga lokal.
Harga paket lengkap ini berkisar Rp?37.000. Warung tutup setiap Selasa dan buka sekitar pukul 11.00 hingga 21.00 WIB. Warung ini tidak memiliki cabang di tempat lain.
4. Bakmi Jawa Doel Noemani
Bakmi Jawa versi Semarang terasa lebih kaya bumbu dibandingkan dengan yang dijumpai di kota lain. Rasanya lebih manis alami dan biasanya disajikan bersama sate dan aneka olahan kambing seperti uritan, daging, dan kulit bakar.
Satu porsi sepiring bakmi ini ditawarkan seharga Rp?17.000. Anda bisa menemukannya di Jalan Pemuda, tepat di seberang Mal Paragon Semarang. Tempat ini buka setiap hari mulai pukul 10.00 hingga tengah malam.
5. Pisang Plenet
Pisang plenet adalah sajian pisang yang dipipihkan dan diproses dengan cara dibakar, berbeda dari cara pengolahan biasa. Setelah pipih, pisang akan dipanggang lagi hingga kecokelatan, kemudian dibubuhi margarin—hasilnya adalah camilan hangat dengan tekstur lembut.
Jika Anda ingin mencicipinya, kunjungi area Jalan Gajahmada—lokasi setelah berpindah dari Jalan Pemuda—setiap sore—lapak-lapak kaki lima akan menjajakan pisang plenet dengan berbagai topping.
Hingga April 2025, salah satu penjual legendaris, Pisang Plenet Pak Yuli, masih tetap buka dan mempertahankan variasi rasa kekinian seperti cokelat-keju, kacang cokelat, atau selai nanas.
6. Gule Kambing Bustaman Pak Sabar
Terletak di belakang Gereja Blenduk, warung sederhana ini menyajikan gulai kambing khas yang tanpa menggunakan santan. Sebagai gantinya, kuahnya dibuat dari parutan kelapa goreng halus (serundeng) yang memberi aroma gurih yang khas, dengan tekstur kuah lebih ringan namun kaya rasa rempah seperti kunyit.
Resepnya sudah diwariskan lintas generasi, dan warung ini dikenal sejak awal 1970-an—diperkirakan sudah mencapai generasi kelima penjualnya saat ini. Seporsi gulai lengkap dengan nasi dihargai sekitar Rp?28.000–30.000 dan warung menerima pengunjung mulai pagi hingga jelang siang.
7. Asem?asem Koh Liem
Warung ini telah menjadi destinasi kuliner klasik di Semarang sejak berdiri pada tahun 1978. Terletak di Jalan Karang Anyar No.?28, di kawasan Gabahan, lokasinya tak jauh dari SMA Kolese Loyola.
Tempat makan ini menyajikan kuah asem khas yang segar dan kaya rasa—dihasilkan dari kombinasi asem Jawa, belimbing wuluh, dan tomat muda, diturunkan langsung dari resep asli pendirinya. Pelengkap hidangan berupa potongan daging sapi tender, urat, dan isian lain direbus perlahan selama sekitar 12 jam untuk mencapai tekstur empuk yang sempurna.
Kuahnya memiliki sentuhan manis khas Jawa Tengah, berkat penggunaan kecap lokal, dan dipadu dengan elemen rasa asam yang seimbang. Saat ini, seporsi asem?asem daging dibanderol sekitar Rp?50.000—untuk varian tanpa nasi—dan angka ini mungkin sedikit bervariasi tergantung pilihan menu tambahan.
Warung ini tetap mempertahankan cita rasa autentik karena belum pernah membuka cabang, dan saat ini dikelola oleh generasi ketiga keluarga pendiri. Operasional warung berlangsung dari sekitar pukul 07.00 hingga 17.00 WIB setiap hari.
8. Nasi Koyor Kota Lama
Salah satu santapan paling ikonik di kawasan Kota Lama Semarang adalah "Nasi Koyor Kota Lama". Warung sederhana yang berdiri sejak tahun 1955 ini masih menjadi favorit banyak orang hingga kini karena keasliannya.
Hidangan ini terdiri dari nasi hangat yang dipadukan dengan koyor (urat sapi bagian lutut) yang dimasak dengan rempah dan santan, disajikan bersama gudeg, tempe kering, tahu, sayuran, dan sambal—menciptakan harmoni rasa manis, gurih, dan pedas yang memikat.
Lokasinya berada di Jl. Letjen Soeprapto, tepat di samping Gedung Marba dan Spiegel di Kota Lama Semarang. Seporsi nasi koyor dibanderol sekitar Rp?25.000, dan bisa bertambah menjadi Rp?28.000–30.000 jika ingin tambahan telur atau lauk lainnya.
Warung ini biasanya buka dari pukul 08.30 hingga sekitar jam makan siang, karena hidangan sering habis sebelum sore tiba.
9. Rumah Makan Istana Wedang
Rumah makan ini telah menjadi bagian dari lanskap kuliner Semarang sejak dibuka pada tahun 1979. Dikenal sebagai tempat andalan untuk menikmati minuman tradisional (wedhangan) dalam berbagai rasa hangat, tempat ini juga menawarkan nasi goreng sebagai pilihan utama untuk makan berat.
Berlokasi di kawasan Jl. Depok Semarang, tempat ini cocok untuk kunjungan sore hingga malam. Menu mereka tersedia dalam kisaran harga sekitar Rp?20.000 per hidangan, dan operasional biasanya mulai dari pagi hingga sekitar pukul 23.00.
10. Soto Mbak Lin (Soto Kudus)
Pilihan sempurna untuk sarapan, Soto Mbak Lin menyajikan soto ayam ala Kudus dengan kuah kuning hangat dan gurih, lengkap dengan suwiran ayam, tauge, daun bawang, serta taburan bawang goreng yang melimpah. Berbagai lauk seperti sate kerang, sate telur puyuh, perkedel, tempe goreng, hingga paru goreng tersedia sebagai pelengkap.
Lokasinya strategis di Jl. Ki Mangunsarkoro No.?15, dekat dengan kawasan Simpang Lima, dan biasanya buka dari pagi hingga malam (sekitar 06.00–14.00 atau lebih panjang hingga malam di beberapa gerai).
Harganya sangat ramah di kantong, umumnya berkisar antara Rp?8.000 hingga Rp?12.500 per porsi, tergantung jenis penyajian dan pelengkap.
11. Bandeng Juwana Elrina
Pusat oleh-oleh ikonik ini didirikan pada tahun 1981 oleh seorang dokter yang mulai menjual bandeng duri lunak di depan rumahnya. Nama “Juwana” dipilih sebagai penghormatan kepada kampung asal sang mertua di Juwana, Pati; sementara “Elrina” merupakan singkatan dari nama anak-anaknya.
Kini, Bandeng Juwana Elrina dikenal luas sebagai penyedia berbagai produk bandeng olahan seperti bandeng duri lunak, bandeng bakar, bandeng teriyaki, dan lainnya—serta menjadi tujuan favorit pemburu oleh-oleh khas Semarang.
Cabang utama berada di Jalan Pandanaran No.?57, dengan jam operasi sekitar 07.00–21.00. Meski kualitasnya diakui tinggi dan disukai banyak pengunjung, harganya sedikit di atas rata-rata oleh-oleh, sehingga mungkin perlu diperhitungkan jika sedang hemat anggaran.
Sebagai penutup, rekomendasi kuliner Semarang menawarkan cita rasa khas yang sayang untuk dilewatkan, cocok dinikmati kapan saja oleh pencinta kuliner dari berbagai daerah.

Nurdiansyah
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
17 Makanan Khas Perancis yang Wajib Kamu Tahu, Ada yang Sudah Kamu Coba?
- Sabtu, 06 September 2025
15 Tempat Wisata di Sukabumi 2025 Terbaik yang Indah Untuk Dikunjungi
- Sabtu, 06 September 2025
Terpopuler
1.
Mengenal 11 Makanan Khas Bekasi yang Kaya Rasa dan Cerita
- 06 September 2025
2.
10 Ide Menarik Memilih Kado Penikahan Untuk Sahabat
- 06 September 2025
3.
Inilah 20 Aplikasi Wajib Di Laptop Untuk Mendukung Performa Laptop
- 06 September 2025
4.
10 Game Penghasil Saldo Dana yang Perlu Kamu Tahu
- 06 September 2025
5.
15 Rekomendasi Kuliner Semarang yang Enak dan Legendaris
- 06 September 2025