Sejarah dan Makna Marga Kim Bagi Korea Selatan

Sejarah dan Makna Marga Kim Bagi Korea Selatan
Sejarah dan Makna Marga Kim Bagi Korea Selatan

JAKARTA - Bagi banyak orang yang pertama kali mengunjungi Korea Selatan, mendengar begitu banyak orang bermarga Kim bisa menimbulkan rasa penasaran. Fenomena ini bukan sekadar kebetulan, melainkan hasil dari sejarah panjang dan proses sosial yang membentuk struktur masyarakat Korea. Nama Kim bahkan telah menjadi salah satu simbol identitas nasional yang terkenal hingga ke mancanegara.

Berdasarkan data Sensus Penduduk dan Perumahan Korea (KOSIS) tahun 2015, sekitar 21,5 persen penduduk Korea Selatan memiliki nama keluarga Kim. Angka ini menempatkan Kim di posisi teratas sebagai marga yang paling banyak digunakan. Posisi berikutnya ditempati oleh Lee dengan 14,7 persen dan Park dengan 8,43 persen. Jika digabungkan, hampir separuh dari populasi Korea Selatan memiliki salah satu dari tiga nama keluarga ini. Padahal, sensus juga mencatat ada total 286 nama keluarga di negara tersebut, namun dominasi Kim, Lee, dan Park memang sangat mencolok.

Jejak sejarah marga Kim dapat ditelusuri hingga masa Kerajaan Silla yang berdiri pada tahun 57 SM hingga 935 M. Pada periode itu, Kim yang berarti “emas” menjadi marga keluarga bangsawan yang memegang kekuasaan selama sekitar 700 tahun. Posisi sebagai penguasa membuat nama Kim identik dengan kemuliaan, status tinggi, dan kekayaan.

Baca Juga

Jadwal Film Bioskop Trans TV 11 Sampai 17 Agustus 2025

Pada masa awal, nama keluarga di Korea hanya dimiliki oleh kalangan bangsawan sebagai penanda garis keturunan dan status sosial. Perubahan mulai terjadi pada era Dinasti Goryeo yang berlangsung dari 935 hingga 1392, ketika rakyat jelata mulai mengadopsi nama keluarga. Langkah ini sering dilakukan demi mendapatkan keuntungan sosial atau ekonomi, karena memiliki nama dari marga terkemuka dianggap memberikan gengsi serta membuka peluang lebih besar dalam pergaulan.

Perubahan yang lebih besar terjadi pada tahun 1894 ketika sistem kelas dihapuskan. Sejak saat itu, semua lapisan masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk menggunakan nama keluarga. Situasi ini diperkuat lagi pada masa penjajahan Jepang, ketika pemerintah kolonial memberlakukan kebijakan wajib memiliki nama keluarga. Dalam kondisi ini, banyak orang memilih nama dari marga yang sudah terkenal, termasuk Kim, Lee, dan Park, demi memperoleh kehormatan dan kemudahan dalam kehidupan sosial.

Namun, meskipun banyak orang memakai marga Kim, mereka tidak semuanya berasal dari satu garis keturunan. Dalam tradisi Korea, marga masih dibagi menjadi beberapa klan atau bongwan, yang mengacu pada daerah asal leluhur. Sistem ini membedakan satu kelompok Kim dari kelompok Kim lainnya, meskipun menggunakan nama keluarga yang sama.

Salah satu klan Kim yang terbesar adalah Gimhae Kim, yang dipercaya berasal dari Kim Su-ro, pendiri Kerajaan Gaya pada tahun 42 M. Klan besar lainnya adalah Gyeongju Kim yang berakar di wilayah Gyeongju, Andong Kim dari Andong, serta Gwangsan Kim dari Gwangju. Masing-masing klan memiliki sejarah, tokoh, dan kontribusinya sendiri terhadap perkembangan masyarakat Korea.

Nama Kim tidak hanya terkenal karena jumlahnya yang besar, tetapi juga karena makna simbolisnya. Dalam bahasa Korea, Kim berarti emas lambang kemakmuran, keberuntungan, dan kehormatan. Pada masa lalu, memilih marga Kim mungkin menjadi cara untuk menyatakan harapan akan masa depan yang cerah atau peningkatan status sosial. Inilah yang membuat nama Kim tidak sekadar identitas, tetapi juga representasi aspirasi.

Hingga kini, marga Kim menjadi salah satu identitas yang paling mudah dikenali di Korea Selatan. Di era globalisasi, popularitasnya semakin meluas berkat penyebaran budaya Korea melalui musik K-pop, drama televisi, dan film. Banyak figur publik terkenal mulai dari artis, politisi, hingga atlet yang bermarga Kim. Hal ini membuat nama tersebut semakin melekat dalam persepsi masyarakat dunia.

Fenomena dominasi nama Kim juga menarik perhatian para peneliti dan pemerhati budaya. Bagi wisatawan, memahami latar belakang marga besar seperti Kim dapat memperkaya pengalaman mereka saat berkunjung. Bagi peneliti, persebaran marga ini menjadi pintu untuk memahami sejarah sosial, migrasi penduduk, serta perubahan struktur masyarakat Korea dari masa ke masa.

Nama keluarga di Korea tetap memegang peranan penting meski zaman telah berubah. Selain untuk mengenali identitas seseorang, nama keluarga sering berpengaruh dalam hubungan sosial, pernikahan, dan dunia profesional. Tradisi menghormati garis keturunan masih kental, dan mengetahui asal-usul marga seseorang sering kali dianggap penting untuk membangun hubungan yang lebih dalam.

Ada pula tradisi yang melarang pernikahan antara orang yang memiliki marga dan klan yang sama, meskipun tidak ada hubungan darah dekat. Aturan ini bertujuan menjaga keragaman genetik dan menghindari pernikahan antaranggota keluarga besar. Walaupun sudah dilonggarkan di era modern, sebagian masyarakat Korea masih mempertahankan kebiasaan tersebut.

Jika dibandingkan dengan negara lain, fenomena marga seperti Kim cukup unik. Di banyak negara, distribusi nama keluarga biasanya lebih beragam. Namun di Korea Selatan, dominasi tiga marga besar terutama Kim adalah cerminan dari warisan sejarah yang panjang, dipengaruhi oleh faktor politik, sosial, dan budaya. Perpaduan antara sejarah kerajaan, kebijakan pemerintahan, dan nilai simbolis membuat marga Kim tetap bertahan hingga kini.

Pada akhirnya, keberadaan nama Kim adalah bukti perjalanan sejarah yang kaya dan berlapis. Dari simbol bangsawan di masa Silla hingga menjadi bagian dari identitas budaya Korea yang mendunia, marga ini telah melalui berbagai fase dan perubahan besar. Bagi masyarakat Korea, Kim bukan hanya nama, melainkan bagian dari cerita panjang yang membentuk siapa mereka saat ini.

Jadi, saat Anda berjalan di Seoul atau kota lain di Korea Selatan dan bertemu banyak orang bernama Kim, ingatlah bahwa di balik nama itu ada sejarah lebih dari seribu tahun. Fenomena ini tidak hanya mencerminkan identitas pribadi, tetapi juga menjadi cerminan perjalanan panjang sebuah bangsa yang kaya akan tradisi dan kebudayaan.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Blok Rokan Pertamina Bangkit Lewat Anak Bangsa

Blok Rokan Pertamina Bangkit Lewat Anak Bangsa

Pinjaman Mudah KUR BRI 2025 Pelaku UMKM

Pinjaman Mudah KUR BRI 2025 Pelaku UMKM

Nabung Haji BSI Raih Kesempatan Umroh Gratis

Nabung Haji BSI Raih Kesempatan Umroh Gratis

KUR BCA Ringankan Modal Usaha UMKM Sekarang

KUR BCA Ringankan Modal Usaha UMKM Sekarang

Cara Pinjam KUR BNI Modal Usaha Cepat

Cara Pinjam KUR BNI Modal Usaha Cepat