Minyak Dunia Turun, Diplomasi Jadi Harapan

Minyak Dunia Turun, Diplomasi Jadi Harapan
Minyak Dunia Turun, Diplomasi Jadi Harapan

JAKARTA - Pergerakan harga minyak dunia pada penutupan perdagangan Kamis, 7 Agustus 2025, menjadi sorotan utama pasar energi global. Penurunan harga minyak mentah yang terjadi memang terbilang tipis, namun mencerminkan reaksi pasar terhadap perkembangan diplomasi yang sangat dinantikan antara Rusia dan Amerika Serikat. Kabar mengenai rencana pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump telah menimbulkan harapan baru akan penyelesaian konflik di Ukraina secara damai.

Harga Minyak Dunia Turun

Pada Jumat, 8 Agustus 2025 waktu Jakarta, harga minyak dunia tercatat mengalami penurunan. Minyak mentah Brent turun sebesar 46 sen atau 0,69 persen, dengan harga penutupan di level USD 66,43 per barel. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat juga menurun sebesar 47 sen atau 0,73 persen dan ditutup di angka USD 63,88 per barel. Penurunan ini menjadi koreksi dari kenaikan harga minyak yang terjadi pada awal perdagangan.

Baca Juga

Sampah Jadi Energi: Zulhas Targetkan TPA Bersih dalam 2 Tahun

Kedua acuan harga minyak dunia tersebut sebelumnya mengalami penurunan signifikan hampir 1 persen pada hari Rabu, menyentuh level terendah dalam delapan minggu terakhir. Penurunan ini bertepatan dengan komentar dari Presiden Trump mengenai kemajuan perundingan dengan Moskow, yang mendorong pasar mengantisipasi berkurangnya ketegangan geopolitik.

Rencana Pertemuan Putin dan Trump

Informasi mengenai rencana pertemuan Presiden Putin dan Trump disampaikan oleh ajudan Kremlin, Yuri Ushakov, pada Kamis, 7 Agustus 2025. Menurut Ushakov, pertemuan ini akan menjadi puncak pertama antara kedua pemimpin sejak tahun 2021. Hal ini tentunya menjadi sinyal positif di tengah konflik yang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina, sekaligus memberi harapan bagi dunia akan jalur diplomasi yang dapat mengakhiri perang.

Sementara itu, seorang pejabat Gedung Putih menyebutkan bahwa pertemuan itu kemungkinan akan berlangsung paling cepat minggu depan. Meskipun ada harapan diplomasi, Amerika Serikat juga tengah bersiap untuk memberlakukan sanksi tambahan, termasuk yang disebut sebagai sanksi sekunder yang mungkin menyasar China. Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan tekanan kepada Moskow agar menghentikan agresinya di Ukraina.

Faktor Pendukung Harga Minyak

Menurut analis UBS, Giovanni Staunovo, pergerakan harga minyak dalam beberapa waktu terakhir mendapat dukungan dari sejumlah faktor. Pertama, adanya penarikan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat yang cukup signifikan. Badan Informasi Energi Amerika Serikat melaporkan bahwa persediaan minyak turun sebanyak 3 juta barel menjadi 423,7 juta barel pada pekan yang berakhir 1 Agustus 2025. Penurunan persediaan ini jauh melampaui perkiraan para analis yang hanya mengantisipasi penurunan sebesar 591.000 barel.

Kedua, harga minyak mentah Arab Saudi yang lebih tinggi untuk pasar Asia turut memperkuat harga minyak secara global. Arab Saudi sebagai eksportir minyak terbesar dunia telah menaikkan harga minyak mentah untuk bulan September, menandai kenaikan bulanan kedua berturut-turut. Hal ini dilakukan karena pasokan yang ketat dan permintaan yang masih kuat dari negara-negara di kawasan Asia.

Selain itu, impor minyak mentah Cina pada bulan Juli tercatat mengalami penurunan sebesar 5,4 persen dibandingkan bulan Juni. Namun, secara tahunan, impor Cina naik sebesar 11,5 persen. Para analis memperkirakan aktivitas penyulingan di negara tersebut akan tetap tinggi dalam waktu dekat, sehingga mendorong permintaan minyak.

Tantangan dan Ketidakpastian Pasar

Meskipun ada sejumlah faktor pendukung, kenaikan harga minyak dunia dibatasi oleh ketidakpastian ekonomi makro global. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kebijakan tarif baru Amerika Serikat terhadap India yang diberlakukan pada Kamis, 7 Agustus 2025. Pemerintah AS memasang tarif tambahan sebesar 25 persen terhadap barang-barang impor dari India, dengan alasan negara tersebut masih mengimpor minyak Rusia. Tarif ini akan mulai berlaku pada 28 Agustus 2025.

Presiden Trump juga menyatakan kemungkinan akan mengumumkan tarif tambahan terhadap China, yang menjadi salah satu pemain utama dalam perdagangan global minyak dan produk turunannya. Ketegangan perdagangan yang berlanjut antara AS dengan negara-negara lain menimbulkan ketidakpastian bagi pasar komoditas, termasuk minyak.

Implikasi Perkembangan Harga Minyak

Penurunan harga minyak dunia yang diiringi oleh harapan diplomasi antara Rusia dan AS memiliki dampak luas terhadap perekonomian global. Harga minyak mentah yang cenderung stabil atau turun dapat meringankan beban biaya energi di banyak negara, terutama bagi negara-negara pengimpor minyak.

Namun, di sisi lain, pasar juga harus tetap waspada dengan dinamika geopolitik dan kebijakan perdagangan yang masih berpotensi menimbulkan fluktuasi harga. Kebijakan tarif dari Amerika Serikat terhadap India dan China, misalnya, dapat mengubah pola perdagangan dan distribusi minyak dunia, yang pada akhirnya berpengaruh pada harga dan pasokan.

Arab Saudi sebagai eksportir utama minyak dunia juga terus memainkan perannya dalam menjaga keseimbangan pasar dengan menaikkan harga bagi pembeli Asia. Namun, strategi ini harus dihadapkan pada permintaan yang terkadang tak menentu akibat ketidakpastian ekonomi global.

Harga minyak dunia pada perdagangan Kamis, 7 Agustus 2025 mengalami penurunan tipis yang mencerminkan reaksi pasar terhadap kabar positif mengenai rencana pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump. Pertemuan ini memberikan harapan untuk penyelesaian diplomatik perang di Ukraina.

Faktor lain yang mempengaruhi pergerakan harga minyak adalah penurunan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat, kenaikan harga minyak Arab Saudi untuk pasar Asia, serta permintaan kuat dari Cina. Namun, ketidakpastian akibat kebijakan tarif baru Amerika Serikat terhadap India dan potensi tarif pada China membatasi kenaikan harga minyak.

Pasar minyak dunia kini berada di persimpangan antara harapan akan stabilitas geopolitik dan tantangan ekonomi makro global. Pelaku pasar dan pemerintah harus terus memantau perkembangan ini untuk mengantisipasi dampak pada perekonomian dan industri energi.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga Minyak Terkendali Menjelang Pertemuan Pemimpin AS dan Rusia

Harga Minyak Terkendali Menjelang Pertemuan Pemimpin AS dan Rusia

Harga BBM Pertamina Agustus 2025: Update Terbaru Seluruh Wilayah

Harga BBM Pertamina Agustus 2025: Update Terbaru Seluruh Wilayah

Update Harga Gas LPG 3 kg dan Bright Gas Agustus 2025

Update Harga Gas LPG 3 kg dan Bright Gas Agustus 2025

Listrik Padam Sementara di Beberapa Wilayah DIY Sabtu Ini

Listrik Padam Sementara di Beberapa Wilayah DIY Sabtu Ini

Rumah Murah Mulai Rp 130 Juta di Harjamukti, Cirebon

Rumah Murah Mulai Rp 130 Juta di Harjamukti, Cirebon