
JAKARTA - Perubahan perilaku masyarakat dalam berinvestasi semakin terlihat jelas pada pertengahan tahun 2025. Salah satu buktinya adalah peningkatan signifikan dalam permintaan emas batangan yang dicatat oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Pada kuartal II 2025, BSI mencatat adanya lonjakan permintaan emas batangan yang mencapai 441 persen secara tahunan (year on year).
Peningkatan ini bukan sekadar angka. Menurut Kemal Aditya, selaku Treasury & Global Market Head BSI, tren tersebut mengindikasikan perubahan preferensi masyarakat yang sebelumnya lebih banyak menggunakan emas sebagai perhiasan, kini mulai menjadikan emas batangan sebagai aset investasi yang serius.
“Masyarakat sekarang udah mulai-mulai investasi emas gitu. Jadi permintaan terhadap gold bar emas batangan itu menunjukkan tren yang meningkat, cenderung meningkat,” ujar Kemal dalam sebuah Seminar Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah yang digelar di Jakarta.
Baca Juga
Permintaan Emas Melonjak Empat Kali Lipat
BSI mencatat bahwa dibandingkan tahun lalu, terjadi peningkatan yang sangat signifikan dalam transaksi pembelian emas batangan. Pada kuartal II tahun 2024, total pembelian emas hanya mencapai 128 kilogram, dengan jumlah transaksi sebanyak 53.000 kali. Namun pada periode yang sama di tahun 2025, jumlah pembelian emas melonjak drastis menjadi 693 kilogram, dan jumlah transaksinya meningkat menjadi 238.000 kali.
Kemal menyebutkan, “Bahwa dibandingkan tahun 2024, transaksi nasabah kami beli emas itu meningkat di situ 4 kali lipat.” Ini menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap investasi emas batangan, yang terus tumbuh dari waktu ke waktu.
Salah satu faktor pendorong utama meningkatnya permintaan emas adalah tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki instrumen investasi yang aman dan stabil, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
FOMO Jadi Faktor Pendorong Tambahan
Selain faktor kesadaran investasi, Kemal juga menyoroti adanya pengaruh fenomena fear of missing out (FOMO) di kalangan masyarakat. Istilah ini merujuk pada rasa takut tertinggal tren atau peluang, yang mendorong individu untuk segera ikut berinvestasi emas karena melihat orang lain sudah mulai melakukannya.
Dalam konteks ini, FOMO berperan besar dalam meningkatkan minat masyarakat untuk membeli emas batangan. Emas dianggap sebagai salah satu pilihan investasi yang tahan terhadap gejolak ekonomi, sehingga mampu menarik perhatian, khususnya dari investor pemula maupun masyarakat umum.
Pengaruh Kebijakan Pajak Terbaru
Di luar faktor psikologis dan tren pasar, lonjakan permintaan emas batangan di BSI juga didorong oleh perubahan kebijakan pajak yang diberlakukan pemerintah. Sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 51 dan 52 Tahun 2025, transaksi pembelian emas logam mulia tidak lagi dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22, alias 0 persen.
Kebijakan ini menjadi angin segar bagi para calon investor emas, karena membuat proses pembelian menjadi lebih menguntungkan dan bebas beban tambahan. Dengan penghapusan pajak tersebut, masyarakat semakin tertarik untuk membeli emas, terutama melalui layanan digital milik BSI, yaitu BYOND.
BYOND Permudah Akses Emas Digital
BSI memanfaatkan momentum ini dengan memperkuat layanan digitalnya. BYOND, platform digital milik BSI, menjadi salah satu kanal utama dalam memfasilitasi pembelian emas batangan oleh nasabah. Melalui BYOND, masyarakat dapat melakukan transaksi pembelian emas dengan mudah, cepat, dan aman, kapan saja dan dari mana saja.
Hal ini turut menjadi katalis dalam meningkatnya jumlah transaksi pembelian emas di BSI. Berdasarkan data internal hingga Juni 2025, BSI mencatat kenaikan transaksi pembelian emas sebesar 191 persen secara year to date (YTD), sebuah angka yang mencerminkan keberhasilan strategi digitalisasi layanan investasi mereka.
Emas Tetap Jadi Pilihan di Tengah Tantangan
Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, menjelaskan bahwa di tengah situasi ekonomi yang penuh tantangan, emas masih menjadi pilihan investasi utama bagi masyarakat. Ia menyebut bahwa emas berfungsi sebagai instrumen safe haven yang dipercaya oleh banyak orang untuk menjaga nilai kekayaan mereka.
“Emas menjadi salah satu instrumen investasi keuangan safe haven bagi masyarakat. Kami menyediakan berbagai pilihan mulai dari cicil emas, gadai emas, hingga pembelian melalui BYOND,” ujar Anton.
Melalui berbagai layanan ini, BSI ingin memastikan bahwa kebutuhan masyarakat terhadap investasi emas bisa terpenuhi dengan mudah dan terpercaya.
Emas Semakin Populer di Masyarakat
Tingginya permintaan emas batangan di BSI sepanjang kuartal II 2025 menjadi cerminan nyata dari semakin berkembangnya minat masyarakat terhadap investasi yang aman dan bernilai. Dengan berbagai dukungan mulai dari regulasi pemerintah, digitalisasi layanan, hingga meningkatnya literasi keuangan, investasi emas kini tidak lagi dianggap kuno.
Faktor FOMO, keringanan pajak, dan kemudahan transaksi melalui platform digital menjadikan emas batangan sebagai instrumen yang sangat menarik. Ke depan, tren ini diperkirakan akan terus meningkat, seiring meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya investasi yang stabil.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
BNI wondrX 2025 Tawarkan Promo KPR Ringan
- 08 Agustus 2025
2.
Strategi Jitu Capai Kemerdekaan Finansial Keluarga Muda
- 08 Agustus 2025
3.
Strategi Baru Dorong Pengembang Masuk Pasar Modal
- 08 Agustus 2025
4.
Minyak Dunia Turun, Diplomasi Jadi Harapan
- 08 Agustus 2025
5.
PLN Optimalkan Jaringan, Pemadaman Listrik Terjadwal Hari Ini
- 08 Agustus 2025