JAKARTA - Keputusan Dustin Poirier untuk mengakhiri perjalanan panjangnya di ajang UFC telah mengundang beragam reaksi dari para petarung dan penggemar MMA. Salah satu yang memberikan penghormatan khusus adalah Islam Makhachev, petarung asal Dagestan yang pernah bertarung langsung dengan Poirier.
Makhachev memilih untuk tidak hanya menjadi penonton atas pensiunnya salah satu rival terberatnya di oktagon. Ia menyampaikan apresiasinya melalui media sosial, mengunggah foto keduanya yang bertarung di atas arena, lengkap dengan ucapan penuh penghargaan.
"Selamat, Dustin. Anda benar-benar salah satu [petarung] terbaik yang pernah naik arena. Sungguh sebuah kebanggaan dan keistimewaan bisa berbagi arena dengan anda," tulis Makhachev lewat akun X (dulu Twitter).
Ucapan tersebut menyusul kekalahan Dustin Poirier dari Max Holloway dalam pertarungan yang berlangsung di UFC 318, yang digelar pada Minggu (20/7) WIB. Pertarungan ini menjadi laga terakhir bagi Poirier di pentas UFC, menandai akhir dari karier profesionalnya sebagai salah satu petarung paling disegani dalam olahraga tarung bebas tersebut.
Laga Terakhir Penuh Emosi
Duel antara Dustin Poirier dan Max Holloway dalam ajang UFC 318 berlangsung selama lima ronde penuh tensi. Meski tampil dengan semangat juang yang tak luntur, Poirier harus mengakui keunggulan Holloway. Ia kalah dengan angka mutlak, mengakhiri laga penuh gengsi yang juga menjadi titik akhir kiprahnya di UFC.
Kekalahan ini tak lantas mengurangi rasa hormat dari para petarung lain terhadap The Diamond — julukan Poirier. Bahkan, publik menyoroti bukan hanya hasil laga tersebut, tetapi juga karier panjang dan penuh perjuangan yang dijalani pria asal Louisiana, Amerika Serikat ini.
Selama 15 tahun berkarier di UFC, Poirier telah membuktikan dirinya sebagai sosok pekerja keras dengan total 30 kemenangan, 10 kekalahan, dan tanpa hasil imbang. Dari 30 kemenangan tersebut, 15 di antaranya diraih lewat kemenangan KO. Sebaliknya, dari total kekalahannya, hanya tiga yang terjadi karena KO.
Tak Pernah Mengangkat Sabuk Juara, Tapi Selalu Dihormati
Meski tak pernah mencicipi gelar juara dunia sepanjang kariernya di UFC, Poirier tetap menjadi salah satu nama besar yang diperhitungkan. Hal ini disebabkan oleh kualitas pertarungan yang ia tampilkan, dedikasinya terhadap olahraga, serta siapa saja yang pernah menjadi lawannya.
Poirier telah berhadapan dengan sederet nama besar dalam sejarah UFC. Sebut saja Khabib Nurmagomedov, Conor McGregor, Justin Gaethje, dan tentunya Islam Makhachev. Meskipun hasilnya beragam, Poirier selalu tampil kompetitif dan menunjukkan mental petarung sejati.
Yang tak kalah menarik, pertarungannya melawan Max Holloway di UFC 318 bukanlah pertemuan pertama keduanya. Mereka telah memiliki sejarah panjang dalam dunia MMA, salah satunya saat keduanya bertemu di UFC 143 pada Februari 2012. Ketika itu, Poirier keluar sebagai pemenang setelah berhasil mengunci Holloway dengan teknik triangle arm bar.
Kemudian, mereka kembali dipertemukan di UFC 236 pada April 2019. Pada laga tersebut, Poirier kembali menang, kali ini dengan kemenangan angka mutlak.
Makhachev: "Pride to Share the Octagon"
Islam Makhachev, yang saat ini menjadi salah satu petarung terbaik di kelasnya, menyebut bahwa kesempatan untuk bertarung dengan Poirier merupakan suatu kehormatan tersendiri. Dalam dunia MMA yang keras dan kompetitif, saling menghormati di antara para petarung merupakan nilai yang dijunjung tinggi dan Makhachev menunjukkan sikap itu dengan tulus.
Ucapan yang ia unggah bukan hanya pujian biasa. Itu adalah bentuk penghargaan dari seorang juara kepada petarung lain yang telah menunjukkan keteguhan, sportivitas, dan dedikasi tinggi terhadap olahraga yang sama-sama mereka cintai.
Sebagai petarung dari Dagestan, Makhachev dikenal dengan pendekatan teknis dan disiplin keras dalam bertarung. Ia merupakan salah satu murid dari Khabib Nurmagomedov dan dikenal luas karena performanya yang konsisten di arena. Maka, ketika pujian datang dari sosok seperti dirinya, hal itu menjadi cerminan betapa besarnya kontribusi Poirier di mata sesama petarung profesional.
Karier Panjang yang Layak Dikenang
Bagi banyak penggemar UFC, Poirier adalah figur yang inspiratif. Ia mungkin tidak pernah menggenggam sabuk juara, namun setiap laganya selalu layak ditonton. Ia adalah tipe petarung yang tak menyerah, selalu menantang yang terbaik, dan tampil habis-habisan.
Keputusannya untuk pensiun memang berat bagi sebagian penggemar, namun ia memilih keluar dari arena dengan kepala tegak. Dengan rekor pertarungan yang kuat dan daftar lawan yang impresif, warisan yang ditinggalkan Poirier akan tetap hidup dalam sejarah UFC.
Kini, dengan kata perpisahan dari rekan dan rivalnya seperti Islam Makhachev, Dustin Poirier mendapatkan sesuatu yang lebih dari sabuk juara yaitu penghormatan dan pengakuan yang tulus dari komunitas tarung bebas internasional.