Memahami Pengertian Warna Tersier dan Macam-macamnya

Kamis, 26 Juni 2025 | 14:36:09 WIB
pengertian warna tersier

JAKARTA - Pengertian warna tersier merujuk pada warna yang dihasilkan dari campuran warna primer dan sekunder. 

Warna memegang peranan penting dalam kehidupan karena memberikan kesan yang menyegarkan dan berfungsi sebagai ekspresi diri. Selain itu, warna juga dapat mencerminkan suasana hati seseorang. 

Secara umum, warna terbagi menjadi tiga kategori: primer, sekunder, dan tersier. Pengelompokkan ini membantu dalam pemilihan warna untuk desain, pakaian, dan berbagai aspek estetika lainnya. 

Pada dasarnya, pengertian warna tersier memberikan wawasan lebih dalam mengenai bagaimana warna bisa berinteraksi dan digunakan untuk memperkaya pengalaman visual kita.

Sejarah Warna

Pada tahun 1660, Isaac Newton melakukan eksperimen dengan prisma kaca, yang mengarah pada asumsi bahwa cahaya putih terdiri dari spektrum warna pelangi. 

Kemudian, pada 1790, Hermann von Helmholtz dan James Clerk Maxwell menghubungkan warna dengan cahaya matahari melalui hukum fisika. 

Pada 1810, Johann Wolfgang von Goethe mengelompokkan warna menjadi dua kategori utama: kuning, yang berhubungan dengan kecerahan, dan biru, yang berhubungan dengan kegelapan. 

Penelitian tentang warna berlanjut hingga 1824, ketika Michel Eugene Chevreul mencetuskan teori warna pada tekstil, yang dikenal dengan hukum kontras simultan warna.

Pada 1831, Sir David Brewster mengemukakan teori warna dengan mengelompokkan warna di alam menjadi empat kategori: primer, sekunder, tersier, dan netral. 

Dalam lingkaran warna Brewster, ia menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad. 

Pada 1879, Ogden Rood mengembangkan teori lingkaran warna yang menempatkan warna merah, hijau, dan biru, dengan warna putih di tengahnya. 

Teori-teori warna terus berkembang, salah satunya oleh Albert H. Munsel pada 1898. Karya-karyanya diterbitkan dalam A Colour Notation pada 1965.

Munsel menggunakan model warna tiga dimensi yang terdiri dari hue, value, dan chroma, yang merupakan perkembangan dari lingkaran warna yang dicetuskan oleh ilmuwan fisika. 

Pada 1900, Herbert E. Ives mengemukakan teori percampuran warna, yang menunjukkan bahwa merah berasal dari percampuran magenta dan cyan, serta biru dari campuran magenta dan turquoise. 

Hasilnya adalah lingkaran warna yang mencakup warna primer magenta, cyan, dan yellow. 

Pada 1934, Farber Biren mengembangkan bagan berdasarkan warna tradisional (merah, kuning, biru) dan menciptakan lingkaran warna dengan pusat yang tidak berada di tengah, karena ia berpendapat bahwa warna panas lebih dominan daripada warna dingin.

Pengertian dan Fungsi Warna

Menurut Prawira, warna merupakan salah satu elemen penting dalam seni dan desain, selain unsur visual lainnya. 

Sementara itu, Sanyoto mendefinisikan warna secara objektif atau fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subjektif dan psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan. 

Nugraha menyatakan bahwa warna adalah kesan yang diterima oleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenalnya. Di sisi lain, Laksono merumuskan warna sebagai bagian dari cahaya yang dipantulkan atau diteruskan.

Dari berbagai pandangan para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada tiga unsur utama dalam pengertian warna: benda, unsur cahaya, dan mata. 

Dengan demikian, warna dapat didefinisikan sebagai benda yang memantulkan cahaya, yang kemudian diinterpretasikan oleh mata berdasarkan cahaya yang mengenai benda tersebut.

Menurut Santoyo, warna dibagi menjadi dua kategori, yakni warna additive dan subtractive. 

Warna additive berasal dari cahaya, sering disebut dengan spektrum, sedangkan warna subtractive berasal dari bahan, yang biasa disebut dengan pigmen. 

Nugraha lebih lanjut menjelaskan bahwa warna dapat ditinjau dari dua perspektif, yaitu berdasarkan kaidah ilmu fisika dan kaidah ilmu bahan. 

Pendapat ini diperkuat oleh temuan Newton yang menyatakan bahwa warna merupakan fenomena alam berupa cahaya yang mengandung spektrum atau warna pelangi, serta pigmen.

Pada tahun 1831, Brewster mengelompokkan warna yang ada di alam menjadi tiga kategori: warna primer, sekunder, tersier, dan netral. Warna-warna ini kemudian disusun dalam lingkaran warna "Brewster". 

Warna memiliki banyak peran penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam bidang arsitektur, di mana komposisi warna menjadi hal yang sangat diperhatikan.  Berikut beberapa fungsi warna dalam kehidupan:

  • Fungsi alamiah, yang bertujuan untuk menjelaskan kondisi atau keadaan.
  • Fungsi identitas, yang digunakan untuk memperkenalkan sesuatu berdasarkan ciri khas tertentu.
  • Fungsi psikologis, yang memberikan kesan dan makna.
  • Fungsi keindahan, yang menambah nilai estetika suatu objek.
  • Fungsi isyarat, yang memberi tanda atau sifat tertentu untuk menjelaskan keadaan.
  • Fungsi komunikasi, yang memberikan informasi kepada pengamat objek tersebut.

Pengelompokan Warna Berdasarkan Teori Brewster

Brewster, seorang ahli warna, merumuskan empat penggolongan warna yang mencakup warna primer, sekunder, tersier, dan netral. Berikut penjelasan mengenai keempat kategori warna tersebut:

Warna Primer

Warna primer adalah warna dasar yang tidak terbentuk dari campuran warna lain. Warna lain akan dihasilkan melalui kombinasi atau pencampuran warna primer.

Warna primer terdiri dari warna merah (seperti darah), kuning (seperti kuning telur), dan biru (seperti langit atau laut).

Warna Sekunder

Warna sekunder dihasilkan dari campuran dua warna primer dengan perbandingan satu banding satu. Misalnya, warna ungu merupakan hasil pencampuran warna merah dan biru. 

Blon juga menyatakan bahwa warna sekunder merupakan hasil gabungan warna-warna primer, sehingga dapat disimpulkan bahwa warna sekunder berasal dari kombinasi dua warna primer.

Warna Tersier

Warna tersier diperoleh dari campuran tiga warna primer. Warna ini juga merujuk pada warna-warna netral. Dalam sistem warna cahaya aditif, warna tersier akan menghasilkan warna putih atau kelabu. 

Sementara dalam sistem warna subtraktif, warna tersier dapat menghasilkan warna hitam, kelabu, atau coklat.

Warna Netral

Warna netral terbentuk dari campuran tiga warna dasar dengan perbandingan 1:1:1. Warna yang dihasilkan berfungsi sebagai penyeimbang warna kontras yang ada di alam. 

Biasanya, campuran warna ini menghasilkan warna yang cenderung menuju hitam. Menurut teori Brewster, warna netral dihasilkan dari pencampuran antara warna primer, sekunder, dan tersier.

Pengertian Warna Tersier dan Macam-macamnya

Pengertian warna tersier merujuk pada warna yang dihasilkan dari kombinasi antara satu warna primer dan satu warna sekunder. Warna ini sering disebut sebagai warna ketiga. 

Contohnya, perpaduan antara ungu dan biru menghasilkan warna lembayung, sedangkan campuran kuning dan jingga menghasilkan warna kuning lulur. Berikut adalah beberapa contoh campuran warna tersier lainnya:

Warna SekunderWarna PrimerWarna Tersier
JinggaKuningKuning lulur
HijauBiruHijau laut
HijauKuningPucuk pisang
JinggaMerahMerah merona
UnguBiruLembayung
UnguMerahPatma

Awalnya, istilah “warna tersier” digunakan untuk menyebut warna netral yang dihasilkan dari pencampuran tiga warna primer. 

Dalam sistem warna aditif, hasilnya berupa warna putih atau kelabu, sementara dalam sistem warna subtraktif, pencampuran ini menghasilkan warna coklat, hitam, atau kelabu jika menggunakan pigmen atau cat.

Namun, pengertian ini sering menimbulkan kebingungannya. Oleh karena itu, para ahli lebih memilih menggunakan istilah "warna intermediate" untuk menghindari kesalahpahaman.

Skema Warna

Skema warna dapat dibagi ke dalam beberapa kategori berikut:

Monokrom

Secara umum, skema warna monokrom menggunakan variasi dari satu warna yang sama. Skema ini sangat simpel dan dapat menghasilkan tampilan yang elegan. 

Warna monokrom terdiri dari degradasi tone dari satu warna dasar tanpa melibatkan warna dasar lainnya. Dengan demikian, skema monokrom tidak hanya terbatas pada warna hitam dan putih, tetapi juga mencakup berbagai tone dari satu warna.

Analog

Skema warna analog merupakan kombinasi antara warna primer dan sekunder yang terletak bersebelahan pada roda warna. Warna-warna ini cenderung memberikan kesan yang menenangkan dan nyaman dilihat. 

Skema ini sering dijumpai dalam alam dan memiliki kesan yang harmonis serta enak dipandang. 

Contoh warna dalam kelompok ini adalah hijau, hijau kekuningan, dan kuning; merah keunguan, ungu, dan indigo; serta oranye, oranye kemerahan, dan oranye. 

Dalam dunia bisnis, skema warna analog tidak hanya menyenangkan mata, tetapi juga efektif dalam menarik perhatian konsumen untuk membeli produk atau menggunakan layanan.

Komplementer

Skema warna komplementer melibatkan penggunaan warna yang berada di posisi berlawanan satu sama lain pada roda warna. 

Skema ini memberikan kontras warna yang tajam dan cocok digunakan untuk latar belakang maupun teks. Contohnya adalah kombinasi ungu dengan kuning, biru dengan oranye, serta merah dengan hijau.

Triadik

Skema warna triadik melibatkan tiga warna yang dipilih secara merata dari tiga ruang warna yang berbeda pada roda warna. Warna-warna dalam skema ini cenderung tidak terlalu cerah, namun mampu mempertahankan kontras yang kuat. 

Skema ini sangat populer di kalangan seniman dan desainer karena memberikan kontras visual yang jelas, namun tetap harmonis saat dipadukan.

Trik Mempadupadankan Busana Berdasarkan Warna

Dikutip dari artikel jurnal berjudul “Teori Warna: Penerapan Lingkaran Warna dalam Berbusana” yang disusun oleh Meilani, berikut adalah beberapa trik dalam memadupadankan busana berdasarkan warna:

Warna Aksen dalam Busana

Penambahan warna yang berbeda dari warna utama yang digunakan, tetapi tetap menjaga kesatuan keseluruhan, disebut sebagai warna aksen. Warna aksen ini dapat dipilih berdasarkan warna dominan yang sudah digunakan sebelumnya. 

Tidak ada aturan ketat dalam memilih warna aksen, sehingga pilihan warna ini bisa lebih fleksibel. 

Sebagai contoh, jika warna dominan yang digunakan adalah warna netral, maka warna aksen bisa dipilih lebih bebas karena tidak akan mengganggu keselarasan warna dalam busana.

Warna Monokromatik dalam Busana

Skema warna monokromatik mengacu pada penggunaan berbagai gradasi warna dari satu warna dasar, baik dalam bentuk warna lebih terang maupun lebih gelap. 

Penggunaan skema monokromatik dapat membantu menghindari kesalahan pemilihan warna dan memberikan kemudahan dalam menciptakan komposisi yang harmonis. Ini melibatkan satu warna utama dengan variasi tone, tint, atau shade yang berbeda.

Warna Netral dalam Busana

Warna-warna seperti putih, abu-abu, perak, cokelat, emas, dan hitam termasuk dalam kategori warna netral. 

Warna-warna ini tidak dianggap sebagai warna utama dalam kombinasi busana, namun mereka sangat fleksibel dan dapat dipadukan dengan warna apapun. 

Warna netral memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri dan tetap memberikan tampilan yang harmonis meskipun tidak dipadukan dengan warna lain.

Cara Mengkombinasikan Warna Pakaian Berdasarkan Rona Kulit Asli (Undertone)

Kulit manusia memiliki beragam warna, mulai dari putih susu hingga kuning langsat, serta berbagai variasi warna kulit lainnya. 

Untuk menciptakan tampilan busana yang lebih hidup dan harmonis, penting untuk memilih warna yang sesuai dengan undertone kulit. 

Secara umum, undertone kulit dibagi menjadi tiga kategori: netral, warm (kuning), dan cool (pink). Berikut adalah cara untuk menentukan undertone kulit:

Membandingkan dengan Perhiasan

Undertone dapat ditentukan dengan melihat warna pembuluh darah. Jika pembuluh darah tampak biru, maka kemungkinan undertone kulit adalah cool. Jika pembuluh darah berwarna hijau, berarti undertone kulit cenderung warm. 

Sementara itu, undertone netral dapat dilihat jika tidak ada kecenderungan warna tertentu pada pembuluh darah.

Pembuluh Darah dan Perhiasan

Cara lain untuk menentukan undertone adalah dengan mencoba mengenakan perhiasan. Jika perhiasan berwarna perak terlihat lebih cocok, maka kulit Anda kemungkinan memiliki undertone cool. 

Sebaliknya, jika perhiasan emas lebih cocok, maka undertone Anda adalah warm. Sedangkan jika perhiasan emas maupun perak sama-sama terlihat baik, Anda mungkin memiliki undertone netral.

Sebagai penutup, pengertian warna tersier merujuk pada warna yang dihasilkan dari campuran antara warna primer dan sekunder, menciptakan nuansa baru yang unik dalam palet warna.

Terkini

Hemat BBM Pertamina Spesial Agustus 2025

Senin, 18 Agustus 2025 | 12:24:39 WIB

Harga Minyak Dunia Mulai Turun Awal Pekan

Senin, 18 Agustus 2025 | 12:28:48 WIB

Indonesia Percepat Energi Panas Bumi 530 MW

Senin, 18 Agustus 2025 | 12:33:45 WIB

Digitalisasi Logistik Dorong Efisiensi Biaya Nasional

Senin, 18 Agustus 2025 | 12:38:59 WIB

Kapal Pelni Ambon Bitung Terbaru Agustus 2025

Senin, 18 Agustus 2025 | 12:43:57 WIB