Hutama Karya Bangun Infrastruktur Air Dukung Pangan

Senin, 18 Agustus 2025 | 12:47:58 WIB
Hutama Karya Bangun Infrastruktur Air Dukung Pangan

JAKARTA - Dalam rangka memperingati 80 tahun kemerdekaan Indonesia, PT Hutama Karya (Persero) memperkuat ketahanan pangan melalui pembangunan infrastruktur sumber daya air strategis. Sejak 2013 hingga 2025, perusahaan ini menangani 42 proyek, terdiri dari 19 jaringan irigasi dan 23 bendungan, sebagian telah beroperasi sementara sisanya masih dalam tahap konstruksi.

Pendekatan ini menunjukkan bahwa pengembangan infrastruktur air bukan sekadar proyek fisik, melainkan fondasi ketahanan pangan nasional. Air yang cukup dan terkontrol memungkinkan lahan pertanian produktif sepanjang tahun, mendukung petani untuk meningkatkan panen hingga tiga kali dalam setahun.

Komitmen Hutama Karya terhadap Kemerdekaan Pangan

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menegaskan bahwa pembangunan proyek ini merupakan wujud nyata kontribusi perusahaan terhadap kemandirian pangan Indonesia.

“Kami terus berkontribusi membangun infrastruktur sumber daya air yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional. Dari Sabang sampai Merauke, keseluruhan proyek mampu mengairi lebih dari 125 ribu hektare lahan pertanian, memungkinkan petani meningkatkan produktivitas hingga tiga kali masa tanam dalam setahun,” ujar Adjib.

Selain manfaat irigasi, proyek-proyek ini juga menyerap lebih dari 4.800 tenaga kerja, memberikan dampak ekonomi dan sosial yang positif bagi masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.

Proyek Unggulan: Bendungan dan Jaringan Irigasi

Beberapa proyek unggulan memiliki dampak signifikan, di antaranya Bendungan Leuwikeris, Bendungan Semantok, Bendungan Meninting, dan Jaringan Irigasi Rawa.

Bendungan Leuwikeris di Jawa Barat mampu menampung hingga 845 juta meter kubik air dan mengairi lahan pertanian seluas 11.216 hektar yang terbagi ke Daerah Irigasi Lakbok Utara, Lakbok Selatan, dan Menganti di Cilacap. Selain irigasi, bendungan ini berperan dalam pengendalian banjir, menyediakan air baku untuk masyarakat di Ciamis dan Tasikmalaya, serta berpotensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air berkapasitas 20 megawatt.

Di Jawa Timur, Bendungan Semantok yang beroperasi sejak 2023 juga memanfaatkan energi terbarukan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Bayu. Dengan kapasitas tampung 32,09 juta meter kubik, bendungan ini melindungi masyarakat Nganjuk dari banjir sambil menyediakan irigasi untuk pertanian.

Bendungan Meninting di Lombok Barat mengimplementasikan teknologi konstruksi modern dengan kapasitas tampung 12,18 juta meter kubik, mampu mengairi 1.559 hektar lahan pertanian.

Dalam sektor irigasi, Proyek Jaringan Irigasi Rawa di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, rampung Januari 2023, melayani 43.503 hektar lahan pertanian. Jaringan ini menggunakan pintu air dan mobile pump untuk menyesuaikan ketinggian air sesuai karakteristik lahan rawa, mendukung program Food Estate di kawasan Indonesia Tengah.

Infrastruktur untuk Era Indonesia Emas 2045

Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menekankan bahwa infrastruktur sumber daya air merupakan penopang utama ketahanan pangan nasional.

“Dukungan ketahanan pangan direalisasikan melalui pembangunan bendungan/waduk, pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi, serta pembangunan jalan dan jembatan untuk mendukung sentra pangan termasuk Food Estate di Kalteng, Merauke Papua Selatan, NTT, dan lain-lain,” ujar Menteri Dody.

Hutama Karya saat ini menyelesaikan tiga proyek bendungan strategis: Bendungan Way Apu Paket 2 (Maluku), Bendungan Bulango Ulu (Gorontalo), dan Bendungan Tiga Dihaji (Sumatera Selatan). Bendungan Way Apu Paket 2 memiliki kapasitas 50,05 juta meter kubik dan akan mengairi 10.562 hektar lahan serta menyediakan listrik untuk lebih dari 25.000 rumah. Bendungan Bulango Ulu setinggi 75 meter melayani 4.950 hektar lahan irigasi. Bendungan Tiga Dihaji akan melayani 25.000 hektar dan berkapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Air 40 Megawatt.

 Teknologi Modern untuk Dampak Berkelanjutan

Keunggulan proyek Hutama Karya terletak pada penggunaan teknologi canggih, mulai pemetaan awal menggunakan drone hingga desain digital yang mendukung perencanaan, monitoring, dan pengendalian biaya secara real-time. Project Management Information System memperkuat transparansi dalam setiap tahap pembangunan.

“Dengan pemetaan yang akurat ini, kami bisa merencanakan proyek dengan lebih matang,” kata Adjib.

Konsep green construction juga diterapkan, seperti metode hydroseeding yang menggabungkan bibit tanaman, pupuk, dan perekat alami untuk mengurangi penggunaan semen pada proteksi konvensional. Inovasi ini menjaga kelestarian lingkungan dan menciptakan tampilan alami di sekitar konstruksi.

Dampak Nyata bagi Petani dan Masyarakat

Ketersediaan air stabil sepanjang tahun meningkatkan produktivitas pertanian, memungkinkan tiga kali panen setahun dibanding sebelumnya dua kali.

“Peningkatan ini tidak hanya berdampak pada ketahanan pangan regional, tetapi juga sesuai komitmen kami untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani dan keluarganya,” jelas Adjib.

Infrastruktur ini membuka peluang usaha baru: perikanan darat, industri pariwisata air, warung makan, dan usaha kecil menengah di sekitar bendungan. Panorama bendungan mendukung agrowisata dan ekowisata, memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat lokal.

Pengendalian Banjir dan Energi Terbarukan

Selain ketahanan pangan, proyek ini memberi perlindungan vital dari banjir bagi ribuan keluarga. Penyediaan air bersih meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan publik. Pembangkit listrik terintegrasi mendukung elektrifikasi nasional dan pengurangan emisi karbon.

Adjib menambahkan, “Jika rampung, proyek-proyek ini akan mengairi lebih dari 41 ribu hektar lahan, mereduksi banjir, dan berpotensi menerangi lebih dari 55.000 rumah di Maluku, Gorontalo, hingga Sumatera Selatan.”

Hutama Karya berfokus pada pembangunan berkelanjutan yang mendukung ketahanan pangan, konektivitas, dan pemberdayaan masyarakat lokal. Kontribusi infrastruktur sumber daya air sejalan dengan target pemerintah: dari 7,2 juta hektar lahan irigasi teknis menghasilkan 89 persen produksi padi, dengan pertumbuhan produksi mencapai 6,64 persen.

Dengan inisiatif ini, Hutama Karya menegaskan perannya dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, membangun ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Terkini

Hemat BBM Pertamina Spesial Agustus 2025

Senin, 18 Agustus 2025 | 12:24:39 WIB

Harga Minyak Dunia Mulai Turun Awal Pekan

Senin, 18 Agustus 2025 | 12:28:48 WIB

Indonesia Percepat Energi Panas Bumi 530 MW

Senin, 18 Agustus 2025 | 12:33:45 WIB

Digitalisasi Logistik Dorong Efisiensi Biaya Nasional

Senin, 18 Agustus 2025 | 12:38:59 WIB

Kapal Pelni Ambon Bitung Terbaru Agustus 2025

Senin, 18 Agustus 2025 | 12:43:57 WIB