Kemenkes Fokus Cegah Hepatitis B pada Kehamilan

Kemenkes Fokus Cegah Hepatitis B pada Kehamilan
Kemenkes Fokus Cegah Hepatitis B pada Kehamilan

JAKARTA - Upaya penanggulangan hepatitis B di Indonesia terus menunjukkan kemajuan yang signifikan. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terus memperkuat strategi eliminasi penyakit ini, khususnya dalam mencegah penularan dari ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya. Langkah pencegahan ini menjadi sangat penting mengingat penularan vertikal (dari ibu ke anak) menjadi penyebab utama hepatitis B kronis pada anak.

Sejak tahun 2022, Kementerian Kesehatan secara aktif telah meluncurkan program nasional pemberian antivirus kepada ibu hamil yang terinfeksi hepatitis B. Program ini kini tersedia di lebih dari 1.410 fasilitas kesehatan yang tersebar di 206 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Salah satu antivirus yang digunakan dalam program ini adalah Tenofovir, yang diberikan kepada ibu hamil yang hasil pemeriksaan HBsAg-nya menunjukkan hasil reaktif.

Penggunaan Tenofovir bertujuan untuk memutus mata rantai penularan hepatitis B dari ibu ke bayi. Penularan hepatitis B dari ibu yang membawa virus dapat berdampak fatal bagi bayi, karena 95 persen kasus hepatitis B kronis pada anak berasal dari penularan vertikal. Jika tidak ditangani sejak dini, anak yang terinfeksi sejak lahir berisiko tinggi mengalami komplikasi serius seperti sirosis hati bahkan kanker hati di masa depan.

Baca Juga

Oppo Find X9 Pro Usung Kamera 200MP dan Baterai Jumbo

Deteksi dini menjadi langkah pertama yang sangat penting. Oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan HBsAg selama kehamilan. Bila ditemukan reaktif, maka intervensi langsung melalui pemberian antivirus dilakukan untuk mencegah risiko penularan kepada bayi. Pendekatan ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah untuk memberikan perlindungan maksimal bagi kesehatan ibu dan anak sejak masa kehamilan.

Langkah pencegahan tidak berhenti pada pemberian antivirus saja. Imunisasi hepatitis B pada bayi dalam 24 jam pertama setelah kelahiran juga menjadi bagian dari strategi terpadu. Setelah imunisasi awal tersebut, bayi juga harus mendapatkan imunisasi lanjutan sesuai dengan jadwal nasional yang telah ditetapkan. Kombinasi antara terapi antivirus pada ibu dan imunisasi tepat waktu pada bayi telah terbukti efektif dalam menurunkan risiko penularan hepatitis B mendekati nol persen.

Pemerintah telah menerbitkan pedoman nasional untuk mendukung pelaksanaan program ini. Pedoman tersebut mencakup alur pelayanan, kriteria pemberian terapi antivirus, pelatihan bagi tenaga kesehatan, serta langkah-langkah lain yang dibutuhkan untuk memastikan pelaksanaan program berjalan dengan baik di lapangan. Dengan adanya pedoman ini, setiap ibu hamil yang terdeteksi membawa virus hepatitis B diharapkan dapat mengakses layanan yang dibutuhkan, di manapun mereka berada.

Fokus pada pemerataan layanan menjadi hal penting lainnya. Dengan penyediaan antivirus di berbagai wilayah, termasuk daerah-daerah terpencil, pemerintah ingin memastikan bahwa tidak ada ibu hamil yang tertinggal dalam memperoleh akses terhadap deteksi dan pengobatan. Tantangan geografis dan keterbatasan fasilitas tidak menjadi penghalang untuk melindungi generasi mendatang dari infeksi hepatitis B.

Target besar yang ingin dicapai melalui program ini adalah eliminasi penularan hepatitis B dari ibu ke anak pada tahun 2030. Visi ini sejalan dengan komitmen global yang dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Indonesia mengambil bagian secara aktif dengan mengusung pendekatan terintegrasi berbasis layanan primer.

Dengan terus meluasnya jangkauan skrining dan pengobatan, serta peningkatan cakupan imunisasi, pemerintah optimistis bahwa angka infeksi hepatitis B dapat ditekan secara signifikan. Tidak hanya menurunkan jumlah kasus hepatitis B, tetapi juga mendorong terciptanya generasi baru yang bebas dari ancaman penyakit hati kronis.

Kementerian Kesehatan pun tidak berhenti hanya pada program teknis, tetapi juga menggencarkan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini hepatitis B. Penyuluhan dilakukan melalui berbagai saluran, termasuk fasilitas kesehatan, media sosial, dan kampanye publik, guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya skrining selama kehamilan.

Tenaga kesehatan pun mendapatkan pelatihan secara berkala untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam melakukan deteksi dini, memberikan konseling kepada pasien, serta menangani pemberian antivirus dan vaksinasi secara tepat. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat kualitas pelayanan yang diterima oleh masyarakat.

Kementerian Kesehatan juga bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan integrasi program ini dalam sistem pelayanan kesehatan daerah. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama keberhasilan program eliminasi hepatitis B, karena memerlukan dukungan logistik, distribusi obat dan vaksin, serta koordinasi antara berbagai pemangku kepentingan.

Di samping itu, pelibatan keluarga dan komunitas juga sangat penting dalam mendukung ibu hamil agar mau menjalani pemeriksaan dan pengobatan. Dukungan dari suami, keluarga, dan lingkungan sekitar dapat membantu menciptakan kondisi yang memungkinkan ibu menjalani terapi dengan lebih baik.

Langkah-langkah strategis ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam menangani hepatitis B sebagai isu kesehatan masyarakat. Eliminasi penularan hepatitis B dari ibu ke anak bukan hanya target nasional, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang bagi kesehatan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Dengan pendekatan komprehensif yang mencakup deteksi dini, pemberian antivirus, imunisasi, edukasi, serta keterlibatan berbagai pihak, pemerintah berharap setiap bayi yang lahir di Indonesia dapat tumbuh sehat tanpa harus menghadapi risiko infeksi hepatitis B sejak dini. Inilah komitmen nyata untuk menciptakan masa depan yang lebih sehat dan bebas dari penyakit menular.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Kolaborasi BSI Prudential Syariah Perkuat Ekosistem Syariah

Kolaborasi BSI Prudential Syariah Perkuat Ekosistem Syariah

Update Harga Emas Perhiasan Hari Ini, Jumat 1 Agustus 2025 Naik

Update Harga Emas Perhiasan Hari Ini, Jumat 1 Agustus 2025 Naik

Pajak Emas Disesuaikan, Mendorong Iklim Positif Bisnis

Pajak Emas Disesuaikan, Mendorong Iklim Positif Bisnis

Cara Mudah Aktifkan Rekening BNI yang Diblokir

Cara Mudah Aktifkan Rekening BNI yang Diblokir

ESG Jadi Pilar Bisnis, OJK Dorong Komitmen

ESG Jadi Pilar Bisnis, OJK Dorong Komitmen