
JAKARTA - Dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan dan perubahan zaman, sektor pertanian di Kabupaten Bekasi tidak hanya mengandalkan cara-cara tradisional, tapi kini tengah bergerak menuju era modern yang berbasis teknologi dan kewirausahaan. Hal ini disampaikan Wakil Bupati Bekasi, Asep Surya Atmaja, dalam sebuah langkah strategis yang bertujuan membangkitkan ekonomi rakyat dari desa dengan melibatkan generasi muda sebagai pelopor petani masa kini.
Pada Rabu, 30 Juli 2025, Asep hadir dalam acara Gelar Produk Pertanian dan Peternakan di Sentra Agribisnis Pertanian, Kecamatan Cibarusah. Di sana, ia menegaskan pentingnya transformasi sektor pertanian agar mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kondisi global yang terus berubah.
Menurut Asep, regenerasi petani adalah kunci keberlanjutan pertanian, khususnya di tengah era disrupsi digital dan tantangan perubahan iklim. "Millenial harus turun ke sawah, caranya gimana? Ubah dari padi menjadi beras, bikin UMKM lalu dikemas dengan bagus dan jual. Kemana jualnya? Jualnya ke Warteg di sekitar atau keluarkan Perdes untuk Desa Sindangmulya misalnya, wajib beli beras produk Sindangmulya. Jadi masyarakatnya pada bekerja dan ekonominya berputar," tegasnya.
Baca Juga
Pendekatan ini bukan hanya soal menanam, tapi mengubah pertanian menjadi sektor yang kreatif dan inovatif. Pemanfaatan teknologi seperti Internet of Things (IoT), pertanian presisi berbasis data, dan pengembangan agribisnis berbasis UMKM menjadi contoh modernisasi yang harus diadopsi agar sektor ini terus berkembang dan relevan dengan kebutuhan pasar.
Langkah pemerintah daerah tidak hanya sebatas mengajak generasi muda terjun ke pertanian, tapi juga memberikan payung hukum dan fasilitas pendukung. Pemkab Bekasi melalui Peraturan Daerah (Perda) bersama DPRD memastikan bahwa dari 57 ribu hektare lahan pertanian, 35 ribu hektare akan dilindungi secara resmi agar tetap difokuskan untuk produksi pangan. Kebijakan ini menjadi bagian dari roadmap besar yang menjadikan Kabupaten Bekasi sebagai salah satu sentra produksi pangan nasional.
Asep juga memaparkan inovasi lain yang sedang dikembangkan, yaitu program sumur satelit tenaga surya untuk mengatasi musim kemarau. “Di pemerintahan kita kedepannya pengen bikin sumur satelit tenaga surya untuk daerah-daerah Kemarau, jadi dikala misalnya musim Kemarau, kali kering, sungai kering. Kita tinggal nyalain aja satelit bertenaga surya untuk mengairi sawah dan nantinya sawah itu bisa panen tiga kali. Ditambah bimbingan dan edukasi dari para penyuluh yang disediakan oleh Dinas Pertanian,” jelasnya.
Program ini diyakini akan memberikan dampak besar dalam meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah. Panen hingga tiga kali dalam setahun dengan sumber air yang berkelanjutan akan membuka peluang ekonomi yang lebih besar, khususnya bagi petani dan masyarakat desa.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Abdilah Majid, turut menyambut baik perkembangan ini. Dalam sambutannya, Abdilah menjelaskan bahwa Gelar Produk Pertanian dan Peternakan yang kini memasuki tahun kedua, memiliki tujuan strategis untuk masa depan sektor pertanian di Bekasi.
“Yang pertama, kita ingin memfasilitasi penyaluran informasi pasar dan pemasaran setiap kesempatan usaha di bidang pertanian dan peternakan. Kedua, kita dorong edukasi teknologi pertanian kepada insan pertanian dan masyarakat, khususnya di wilayah Cibarusah,” paparnya.
Gelar produk ini juga menjadi platform bagi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) pertanian dan peternakan untuk saling bertukar informasi dan berbagi inovasi, guna bersama-sama memajukan sektor yang sangat penting bagi perekonomian daerah tersebut.
Dengan pendekatan holistik yang menggabungkan teknologi, regulasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat, sektor pertanian di Kabupaten Bekasi diharapkan dapat menjadi model pembangunan pertanian modern yang berkelanjutan dan produktif. Keterlibatan generasi muda menjadi salah satu fondasi utama agar pertanian tidak hanya bertahan, tetapi tumbuh dan menjadi sumber penggerak ekonomi masa depan.
Ke depan, peluang bagi pemuda untuk berkecimpung di dunia pertanian terbuka lebar, apalagi dengan dukungan teknologi dan kebijakan yang semakin mempermudah. Transformasi ini bukan hanya sekadar menggugah minat, tetapi menciptakan ekosistem agribisnis yang terintegrasi, dari produksi hingga pemasaran, sehingga meningkatkan nilai tambah produk pertanian lokal.
Sebagai penutup, Wakil Bupati Asep menyatakan optimisme tinggi terhadap potensi pertanian Bekasi yang sudah mulai bergeliat dengan sentuhan teknologi dan semangat muda. Ia percaya, sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan generasi muda akan membawa Kabupaten Bekasi menjadi salah satu daerah unggulan dalam ketahanan pangan nasional dan pengembangan pertanian modern.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Legenda Sepak Bola Dunia Paling Berpengaruh Sepanjang Masa
- 01 Agustus 2025
2.
Jadwal dan Tarif Penyeberangan Feri Terbaru TAA Bangka Belitung
- 01 Agustus 2025
3.
Kereta Api Pasundan Baru, Nyaman dan Ramah Penumpang
- 01 Agustus 2025
4.
Oppo Find X9 Pro Usung Kamera 200MP dan Baterai Jumbo
- 01 Agustus 2025
5.
Kuliner Soto Lamongan: Jejak Tradisi dan Perantauan
- 01 Agustus 2025