
JAKARTA - Peningkatan produksi minyak di wilayah Natuna kembali menjadi sorotan utama dalam upaya memperkuat ketahanan energi nasional. Medco E&P Natuna, perusahaan pengelola migas di kawasan South Natuna Sea Block B, menetapkan target ambisius untuk meningkatkan produksi minyak menjadi 25.000 barel per hari (bph) pada akhir tahun 2025. Target ini bukan sekadar angka, melainkan bagian dari komitmen Medco untuk mendukung pemerintah dalam memperkuat kedaulatan energi Indonesia sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.
Direktur Utama Medco E&P Natuna, Ronald Gunawan, menjelaskan perjalanan pengelolaan Wilayah Kerja Migas (WKM) Natuna sejak perusahaan ini mengambil alih pengelolaan dari ConocoPhillips pada November 2016. Saat pengambilalihan, produksi minyak di kawasan tersebut tercatat sekitar 16.600 barel per hari. Namun dalam sembilan tahun pengelolaan, Medco berhasil mempertahankan produksi agar tidak menurun bahkan meningkat menjadi sekitar 23.000 barel per hari saat ini.
Ronald menambahkan bahwa pihaknya memiliki rencana realistis untuk menggenjot produksi hingga mencapai level 24.000 hingga 25.000 barel per hari pada akhir 2025. “Jadi Natuna ini Medco take over dari ConocoPhillips bulan November 2016. Pada saat take over 2016 produksinya minyak 16.600 sekian lah. Sesudah 9 tahun sekarang produksinya sisa 23 ribu, jadi apa namanya bagaimananya itu kalau saya cerita begitu panjang. kita rencananya mungkin bisa 24-25 ribu lah,” jelas Ronald saat ditemui di kantor Medco, Rabu, 30 Juli 2025.
Baca Juga
Produksi minyak di South Natuna Sea Block B didapat dari beberapa lapangan migas penting, seperti Belida, Forel, North Belut, dan Terubuk. Lapangan-lapangan ini memberikan kontribusi utama terhadap total produksi Medco di wilayah tersebut. Setiap lapangan memiliki karakteristik dan tantangan masing-masing, namun pengelolaan yang terintegrasi dan efisien menjadi kunci keberhasilan Medco dalam mempertahankan produksi.
Salah satu pencapaian terbaru Medco adalah keberhasilan Proyek Terubuk Well Head Platform (WHP) M yang mulai berproduksi pada 25 Juli 2025. Proyek ini merupakan tonggak penting karena produksi perdana minyak dan gas dari Terubuk WHP M berlangsung lebih cepat dari target awal, yaitu lebih cepat tiga bulan. Keberhasilan ini menandakan efisiensi dan kualitas tinggi dalam pelaksanaan proyek migas lepas pantai oleh Medco.
Deputi Eksploitasi SKK Migas, Taufan Marhaendrajana, menyambut baik pencapaian ini. Ia menyebutkan bahwa tambahan kapasitas produksi dari Terubuk WHP M membawa peningkatan produksi minyak sebesar 6.600 barel per hari dan gas sebesar 60 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). “Harapannya proyek ini bisa produksinya sesuai target, dan bisa berlangsung lama, tidak ada kendala-kendala secara operasional. Karena proyek ini merupakan salah satu contoh yang baik bagaimana bisa diakselerasi, dipercepat selama 3 bulan dari target,” ujar Taufan.
Keberhasilan percepatan proyek Terubuk WHP M ini juga tercermin dari penyelesaian fabrikasi topside yang hanya memakan waktu enam bulan, jauh lebih cepat dibandingkan rata-rata proyek sejenis yang biasanya memakan waktu 10-12 bulan. Hal ini menegaskan kemampuan Medco dalam mengelola proyek-proyek migas secara efisien dan profesional, yang tentu berdampak positif terhadap pencapaian target produksi.
Medco E&P Natuna telah membuktikan komitmennya dalam mengelola sumber daya migas secara berkelanjutan. Mereka mengupayakan peningkatan produksi sekaligus menjaga aspek keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan. Dengan target produksi yang semakin tinggi, Medco berharap dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap pemenuhan kebutuhan energi nasional yang semakin meningkat.
Lebih dari sekadar angka produksi, capaian Medco di Natuna memiliki makna strategis bagi ekonomi lokal dan nasional. Peningkatan produksi migas dapat membuka lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan daerah, dan mendorong pertumbuhan sektor terkait lainnya. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Natuna sebagai salah satu pusat produksi migas utama di Indonesia.
Dalam konteks yang lebih luas, keberhasilan proyek-proyek migas di Natuna menjadi bagian dari agenda nasional dalam mencapai kemandirian energi dan mendukung transisi energi yang lebih berkelanjutan. Upaya untuk meningkatkan produksi minyak harus diiringi dengan pengelolaan yang bertanggung jawab agar sumber daya alam tetap lestari dan manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan oleh masyarakat luas.
Sinergi antara Medco, SKK Migas, dan pemerintah daerah sangat penting untuk memastikan kelancaran operasional serta dukungan kebijakan yang tepat. Proses perizinan, pengelolaan lahan, hingga dukungan infrastruktur menjadi faktor kunci dalam mempercepat pengembangan lapangan migas.
Peningkatan produksi minyak Medco di Natuna juga menjadi momentum bagi perusahaan migas lain untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional. Medco menjadi contoh nyata bagaimana pengelolaan sumber daya migas dapat dilakukan secara profesional dan berorientasi pada hasil maksimal tanpa mengabaikan aspek keberlanjutan.
Melihat tren yang ada, target produksi 25.000 barel per hari pada akhir 2025 bukanlah hal yang mustahil. Dengan dukungan teknologi modern, pengelolaan yang inovatif, serta manajemen risiko yang baik, Medco dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan produksinya. Peningkatan ini tentu menjadi kabar baik bagi Indonesia yang sedang berupaya mengurangi ketergantungan impor energi.
Pengembangan sumber daya migas yang berkelanjutan juga memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. Dengan cadangan migas yang memadai dan produksi yang terus meningkat, Indonesia dapat mengamankan pasokan energi dalam jangka panjang sekaligus meningkatkan pendapatan negara dari sektor migas.
Kesimpulannya, langkah Medco E&P Natuna untuk meningkatkan produksi minyak di South Natuna Sea Block B hingga 25.000 barel per hari menjadi sebuah pencapaian penting dan harapan besar bagi sektor migas Indonesia. Komitmen perusahaan, dukungan pemerintah, serta pengelolaan yang profesional dan berkelanjutan menjadi kunci sukses dalam mewujudkan target ambisius ini. Jika terlaksana dengan baik, pencapaian ini akan memberikan dampak positif yang luas tidak hanya untuk ketahanan energi, tetapi juga bagi kemajuan ekonomi daerah dan nasional secara keseluruhan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Legenda Sepak Bola Dunia Paling Berpengaruh Sepanjang Masa
- 01 Agustus 2025
2.
Jadwal dan Tarif Penyeberangan Feri Terbaru TAA Bangka Belitung
- 01 Agustus 2025
3.
Kereta Api Pasundan Baru, Nyaman dan Ramah Penumpang
- 01 Agustus 2025
4.
Oppo Find X9 Pro Usung Kamera 200MP dan Baterai Jumbo
- 01 Agustus 2025
5.
Kuliner Soto Lamongan: Jejak Tradisi dan Perantauan
- 01 Agustus 2025