
JAKARTA - Industri properti terus bergerak dinamis di tengah perubahan karakter pasar, terutama karena pengaruh generasi muda yang kini mulai masuk ke dalam pasar investasi. Anak muda, khususnya dari kalangan milenial dan generasi Z, menunjukkan minat tinggi terhadap investasi properti, tidak hanya sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai sumber pendapatan pasif melalui sistem penyewaan. Melihat potensi ini, PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) pun mengarahkan strateginya untuk memanfaatkan peluang tersebut, salah satunya dengan mempertahankan dominasi pendapatan berulang (recurring income) dalam model bisnisnya.
Sepanjang kuartal pertama tahun ini, INPP mencatat bahwa kontribusi pendapatan berulang mencapai 91% dari total pendapatan. Ini menjadi sinyal bahwa strategi penguatan recurring income benar-benar membuahkan hasil. Namun, perusahaan tidak berhenti sampai di situ. Mereka menargetkan agar pada akhir tahun 2025, porsi pendapatan berulang ini bisa tetap stabil di angka 70%.
Strategi ini bukan tanpa alasan. Dalam pasar properti, recurring income menjadi jaminan stabilitas bisnis, terutama ketika pasar penjualan properti fluktuatif. Melalui recurring income yang diperoleh dari penyewaan apartemen, ritel, perhotelan, dan area komersial lainnya, perusahaan bisa menjaga arus kas tetap sehat tanpa bergantung sepenuhnya pada penjualan unit baru.
Baca Juga
Langkah strategis INPP untuk menjaga pertumbuhan recurring income salah satunya adalah dengan bekerja sama dengan operator serviced apartment. Kerja sama ini memungkinkan pembeli unit apartemen untuk langsung mendapatkan dukungan dalam menyewakan unit mereka ke calon penyewa. Dengan begitu, investor, terutama generasi muda, bisa memperoleh penghasilan tambahan dari properti yang mereka beli.
“Kami mengantisipasi kebutuhan dan permintaan dari generasi konsumen properti selanjutnya yaitu kalangan muda. Kemampuan untuk membaca dan mengambil langkah-langkah strategis ini adalah salah satu kunci keberhasilan kami selama ini di industri properti,” jelas CEO Paradise Indonesia, Anthony P. Susilo.
Berbeda dengan pengembang lain yang kini banyak mengembangkan proyek landed house di kawasan pinggiran kota, Paradise Indonesia justru tetap konsisten mengembangkan properti high-rise dan mixed-use di pusat kota. Ini dilakukan karena mereka memahami bahwa kalangan muda saat ini lebih menyukai tinggal di pusat kota, dekat dengan fasilitas umum dan pusat aktivitas.
Salah satu proyek andalan yang tengah dikerjakan adalah Antasari Place Tower 1. Proyek ini dilengkapi dengan serviced apartment Citadines dan ditargetkan selesai pada September 2025. Proyek ini diharapkan dapat berkontribusi besar pada pendapatan berulang perusahaan karena menyasar segmen pengguna yang ingin tinggal atau menyewa hunian jangka pendek maupun panjang di pusat kota.
Tidak hanya itu, perusahaan juga tengah menyelesaikan proyek 23 Paskal Extension di Bandung. Proyek ini diprediksi rampung pada semester kedua 2025 dan diharapkan menjadi tambahan sumber recurring income, khususnya dari sektor ritel dan sewa ruang usaha.
Lebih lanjut, Paradise Indonesia juga tengah mempersiapkan pengembangan proyek baru di Balikpapan, yang menjadi langkah penting dalam memperluas portofolio properti perusahaan. Balikpapan dipilih karena dianggap sebagai kota potensial untuk investasi properti, khususnya karena pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan posisinya sebagai kota strategis di Kalimantan.
Paradise Indonesia dikenal sebagai pengembang yang mengusung konsep lifestyle dan properti ikonik, serta berfokus pada pengembangan kawasan mixed-use. Untuk menjaga kontribusi recurring income, mereka menerapkan beberapa strategi berikut:
Menjaga okupansi hotel di atas 70%, dengan pelayanan dan fasilitas yang terus ditingkatkan.
Mempertahankan tenant eksisting di properti ritel dan komersial.
Diversifikasi pendapatan melalui penambahan layanan hotel seperti ruang pertemuan dan event.
Sinergi lintas sektor dalam kawasan, agar area hotel dan ritel saling mendukung kunjungan dan aktivitas.
Perubahan tren di pasar properti juga menjadi peluang yang dilihat oleh INPP. Mereka mencermati bahwa generasi milenial cenderung membeli apartemen di pusat kota untuk disewakan, sedangkan generasi Z lebih memilih untuk menyewa daripada membeli. Hal ini menciptakan dua sisi pasar yang sama-sama bisa dimanfaatkan, baik dari sisi penjualan unit maupun penyewaan.
Riset menunjukkan bahwa permintaan sewa hunian pada 2025 mengalami kenaikan signifikan. Hal ini didorong oleh preferensi generasi muda yang mengutamakan fleksibilitas tinggal dan mobilitas tinggi. Mereka cenderung tidak ingin terikat dengan kepemilikan jangka panjang, sehingga memilih menyewa dengan lokasi strategis dan fasilitas lengkap.
Paradise Indonesia melihat tren ini sebagai potensi besar dalam mendorong recurring income yang stabil. Ketika semakin banyak orang menyewa unit apartemen di pusat kota, pendapatan dari sektor sewa pun akan meningkat. Sementara di sisi lain, pembeli unit yang menjadikan apartemen sebagai investasi juga akan mendapatkan manfaat langsung melalui kerja sama penyewaan yang difasilitasi perusahaan.
Dengan pendekatan yang konsisten terhadap perubahan pasar, inovasi strategi, dan penguatan sinergi antarunit usaha, Paradise Indonesia menempatkan dirinya sebagai pemain properti yang tidak hanya siap menghadapi tantangan, tapi juga mampu menjawab kebutuhan pasar modern. Fokus pada recurring income dan pemahaman terhadap karakter generasi muda menjadi kunci keberlanjutan bisnis properti di masa depan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Oppo Rilis HP 5G Terjangkau, Mulai Rp 2 Jutaan
- 30 Juli 2025
2.
Xiaomi Banyak Iklan? Begini Cara Atasinya
- 30 Juli 2025
3.
HP Samsung Murah dengan USB OTG
- 30 Juli 2025
4.
5.
Wijaya Karya Perkuat Energi Lewat Proyek Balongan
- 30 Juli 2025