
JAKARTA - Pegadaian kini semakin diminati oleh masyarakat sebagai pilihan utama dalam mengakses pembiayaan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan signifikan dalam aset dan pembiayaan lembaga keuangan pegadaian baik milik BUMN maupun swasta. Fenomena ini menunjukkan adanya pergeseran perilaku keuangan masyarakat, yang kini lebih banyak mengandalkan pegadaian sebagai solusi kebutuhan finansial, terlebih setelah hadirnya kegiatan usaha bullion atau bank emas oleh PT Pegadaian.
Pertumbuhan Aset dan Pembiayaan Pegadaian
Berdasarkan data OJK hingga Mei, aset total dari seluruh pegadaian baik milik negara maupun swasta telah mencapai angka Rp124,4 triliun. Dari jumlah ini, PT Pegadaian (Persero) mencatat pertumbuhan aset sebesar 30,84 persen secara tahunan atau mencapai Rp119,43 triliun. Tak hanya itu, nilai pembiayaan yang disalurkan pun meningkat sebesar 32,35 persen secara year on year (yoy), menjadi Rp99,84 triliun.
Baca Juga
Sementara itu, pegadaian swasta juga menunjukkan performa impresif dengan pertumbuhan aset mencapai 83,32 persen yoy atau sebesar Rp5,01 triliun. Pembiayaan oleh pegadaian swasta juga meningkat sebesar 68,74 persen yoy menjadi Rp3,52 triliun. Kenaikan ini menunjukkan bahwa lembaga-lembaga tersebut semakin mendapat tempat di hati masyarakat.
Pegadaian Jadi Favorit, Ada Barang Nyata
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman, menyampaikan bahwa bisnis pegadaian sedang mengalami lonjakan popularitas. Dalam forum diskusi bersama redaktur media massa yang digelar di Jakarta, ia menegaskan bahwa tren ini menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat terhadap sistem pegadaian.
"Pergadaian menjadi bisnis yang sedang marak. Favorit masyarakat. Kami senang sekali. Karena ini ada real bisnisnya, ada barang," ujar Agusman. Menurutnya, pertumbuhan ini juga berkaitan erat dengan aktivitas bisnis baru yang dijalankan oleh PT Pegadaian, yaitu usaha bullion.
Bisnis Bullion Angkat Nama Pegadaian
Sejak mendapatkan izin dari OJK untuk menjalankan usaha bullion pada akhir Desember lalu, PT Pegadaian menjadi bank emas pertama di Indonesia. Izin tersebut membuka jalan bagi Pegadaian untuk menjalankan beragam layanan, seperti deposito emas, pinjaman modal kerja emas, jasa titipan emas untuk korporasi, hingga perdagangan emas.
"Bullion itu bisnis yang sangat menarik," kata Agusman menyoroti potensi luar biasa dari lini usaha baru ini. Tak heran, sejak kegiatan ini dijalankan, pertumbuhan aset dan pembiayaan PT Pegadaian meningkat signifikan.
Bisnis ini dinilai mampu menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat, termasuk mereka yang tertarik untuk berinvestasi atau menyimpan kekayaan dalam bentuk logam mulia. Dengan adanya skema ini, masyarakat bisa mengakses fasilitas keuangan yang lebih aman dan berbasis barang nyata.
Tantangan Bagi Pegadaian Swasta
Meski tren pertumbuhan terlihat menjanjikan, OJK juga mengungkapkan tantangan yang dihadapi pegadaian swasta. Agusman menyebut bahwa akses pendanaan menjadi kendala utama yang menghambat ekspansi lembaga non-BUMN tersebut. Pegadaian swasta dinilai masih memiliki keterbatasan dalam mengembangkan usaha karena belum memiliki dukungan dana sebesar PT Pegadaian.
Selain itu, masih banyak pegadaian swasta yang belum mengantongi izin resmi. OJK mencatat setidaknya terdapat 200 pegadaian swasta yang beroperasi di Indonesia hingga bulan Mei, sebagian di antaranya belum berizin.
"Kami ingin yang ilegal segera berizin. Banyak yang ilegal di mana-mana. Kami kerja keras. Ini berdasarkan UUP2SK yang tidak berizin itu harus dikoordinasikan penyelesaiannya melalui Satgas Pasti," ujarnya.
Satgas Pasti merupakan satuan tugas yang dibentuk khusus untuk memberantas aktivitas keuangan ilegal di Indonesia. Melalui satgas ini, OJK berharap bisa mendorong seluruh lembaga pegadaian untuk menjalankan kegiatan usahanya secara legal dan terdaftar.
Peran Pegadaian di Daerah Terpencil
Tak hanya fokus pada kota-kota besar, pegadaian juga berperan penting dalam mendukung kebutuhan pembiayaan masyarakat di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Menurut Agusman, keberadaan pegadaian di wilayah tersebut sangat membantu masyarakat yang membutuhkan dana cepat untuk keperluan darurat.
"Di daerah 3T bisnis pegadaian yang menjaga masyarakat," katanya. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran pegadaian memiliki nilai sosial tinggi dan berdampak langsung pada keberlangsungan ekonomi masyarakat kecil.
Barang Elektronik Mulai Banyak Digadaikan
Dalam perkembangan lainnya, Kepala Departemen Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Keuangan Lainnya, Adief Razali, mengungkapkan bahwa barang elektronik juga mulai banyak digadaikan oleh masyarakat.
"Walaupun sekarang lebih banyak emas, tetapi elektronik sudah mulai," kata Adief. Hal ini mencerminkan fleksibilitas pegadaian dalam menerima berbagai jenis barang sebagai jaminan, serta merespons kebutuhan masyarakat yang beragam.
Adief juga menekankan bahwa lembaga-lembaga pegadaian ilegal telah dikirimi surat peringatan. Rencananya, pada akhir tahun ini mereka akan diperingatkan kembali sebelum Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UUP2SK) diberlakukan penuh pada Januari.
Menuju Penguatan Sektor Pegadaian yang Inklusif
Pegadaian bukan hanya menjadi lembaga keuangan alternatif, tetapi juga bagian penting dari ekosistem inklusi keuangan nasional. Dukungan regulasi, peningkatan literasi masyarakat, serta pengawasan ketat dari OJK diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor ini secara sehat dan berkelanjutan.
Kehadiran inovasi seperti kegiatan usaha bullion memberikan angin segar bagi industri pegadaian. Sementara itu, keberadaan pegadaian swasta tetap dibutuhkan untuk menjangkau masyarakat yang belum terlayani oleh lembaga keuangan konvensional. Dengan kerja sama yang solid antara regulator dan pelaku industri, sektor pegadaian diproyeksikan akan terus berkembang dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
97.878 Masyarakat Nikmati FLPP Melalui KPR BRI
- 28 Juli 2025
2.
Tips Magang dari BSI, Mahasiswa Wajib Tahu
- 28 Juli 2025
3.
Cara Ajukan KUR BNI 2025 Mudah dan Cepat
- 28 Juli 2025
4.
Cicilan KUR BCA Rp500 Juta Mulai Rp11 Jutaan
- 28 Juli 2025
5.
Lonjakan Premi Warnai Kinerja Asuransi YOII 2025
- 28 Juli 2025