
JAKARTA - Kini, energi ramah lingkungan ini turut menjangkau sektor pertanian dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Salah satu langkah inovatif datang dari PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), anak usaha Pertamina, yang menggabungkan teknologi panas bumi dengan proses pascapanen kopi di kawasan Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Melalui Geothermal Dry House, teknologi pengering kopi berbasis uap panas bumi, PGE menjalin kemitraan dengan para petani setempat. Teknologi ini mempercepat proses pengeringan kopi secara efisien, ramah lingkungan, dan telah memperoleh hak paten sebagai metode pertama di dunia yang menggunakan panas bumi untuk pengolahan kopi.
Inovasi Teknologi Dorong Kualitas dan Daya Saing Ekspor
Baca JugaKilang dan Tangki Minyak Disiapkan Prabowo Jaga Energi Nasional
Dampak dari penerapan teknologi ini sangat terasa. Proses pengeringan yang lebih cepat menjaga kualitas aroma dan rasa kopi, sekaligus meningkatkan efisiensi biaya produksi petani. Dalam perhelatan "Panen Bersama dan Ekspor Perdana Kopi Geotermal Kamojang" di Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, disampaikan bahwa sebanyak 15 ton kopi berhasil diekspor ke pasar Asia dan Eropa.
Kopi Kamojang kini tidak hanya dikenal karena keunggulan cita rasanya, tetapi juga karena nilai tambah dari proses produksi yang berkelanjutan. Produk lokal ini menjadi bukti bahwa inovasi energi hijau mampu menjangkau pasar global.
Pemerintah Apresiasi dan Dorong Regulasi Pemanfaatan Langsung
Acara ekspor perdana itu turut dihadiri oleh tokoh penting dari sektor energi dan pemerintahan, di antaranya Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi dan Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Gigih Udi Atmo. Dalam sambutannya, Eniya memuji semangat inovasi yang ditunjukkan PGE.
"Agar perusahaan bisa terus bergerak maju, pasti perlu inovasi. Saya melihat PGE dari dulu rohnya luar biasa. Semangat untuk berinovasi itu sudah lama tumbuh di PGE," ungkap Eniya.
Eniya juga menyebutkan bahwa pemerintah sedang mempersiapkan regulasi untuk mendorong pemanfaatan panas bumi secara langsung (direct use) dalam sektor-sektor produktif, termasuk pertanian. Diharapkan, semakin banyak masyarakat yang terlibat dan mendapat manfaat dari energi panas bumi.
Geothermal Dry House Tingkatkan Efisiensi dan Produktivitas
Teknologi Geothermal Dry House terbukti mampu memangkas waktu pengeringan hingga tiga kali lebih cepat dibanding metode konvensional. Efisiensi ini memberikan dampak signifikan terhadap biaya produksi dan kapasitas panen petani. Hasil akhir kopi pun menunjukkan aroma yang lebih kuat dan cita rasa yang lebih kaya, menjadikannya produk unggulan yang kompetitif di pasar ekspor.
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menekankan pentingnya perluasan manfaat energi panas bumi bagi masyarakat sekitar.
“Semangat para petani kopi di Kamojang menjadi inspirasi bagi PGE untuk terus menghadirkan inovasi yang memberikan dampak jangka panjang bagi masyarakat. Kami percaya bahwa pengembangan energi hijau dari panas bumi seharusnya tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan energi nasional, tetapi juga dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar,” kata Julfi.
Pemberdayaan Petani Menuju Ekonomi Hijau Berkelanjutan
Program Geothermal Coffee Process (GCP) yang dijalankan PGE menjadi bentuk nyata komitmen terhadap pembangunan ekonomi sirkular. Saat ini, kemitraan telah dilakukan dengan 18 kelompok tani, melibatkan 312 petani lokal di sekitar Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Kamojang.
Lahan seluas 80 hektare telah menghasilkan berbagai produk olahan kopi, mulai dari green beans, roasted beans, hingga ground coffee. Selama tahun 2024, tercatat penjualan sebesar 4,9 ton green beans, 640 kilogram roasted beans, dan 17.500 bungkus ground coffee, dengan total omzet mencapai Rp863,9 juta.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan bahwa program ini mendukung agenda nasional dalam meningkatkan teknologi lokal dan daya saing produk Indonesia.
"Inovasi untuk petani kopi juga bagian dari upaya Pertamina meningkatkan produk lokal ke tingkat global," ujar Fadjar.
Kopi Kamojang Jadi Simbol Inovasi dan Keberlanjutan
Langkah ekspor perdana ini menjadi tonggak penting bagi pertanian berkelanjutan Indonesia. Produk kopi Kamojang kini tidak hanya mencerminkan kualitas cita rasa khas lokal, tetapi juga mencerminkan pemanfaatan energi bersih untuk kesejahteraan masyarakat.
Dengan kehadiran teknologi Geothermal Dry House, masyarakat Kamojang menunjukkan bahwa transisi energi tidak hanya berdampak pada industri besar, tetapi juga membawa perubahan positif di sektor agrikultur dan kehidupan desa. Model serupa diharapkan dapat diadaptasi di berbagai wilayah Indonesia lainnya guna memperluas manfaat energi panas bumi dan memperkuat ekonomi lokal secara berkelanjutan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
3.
Max Holloway Didukung Rebut Gelar Ringan UFC Lagi
- 23 Juli 2025
4.
Klub Serie A Como Hadirkan Jersey Karya Anak Prabowo
- 23 Juli 2025